Buy and Sell text links

Pengembang dan Perbankan Soroti Rencana Kenaikan Harga RSH

Pengembang dan Perbankan Soroti Rencana Kenaikan Harga RSH

PALEMBANG, SRIPO -- Wacana kenaikan harga rumah sederhana sehat (RSH) yang mencapai harga Rp123 juta pada 1 Januari 2017 mendatang disoroti oleh sejumlah pihak, diantaranya dari sisi pengembang dan juga penyalur kredit dalam hal ini perbankan.

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Sumsel, Harriadi Begawan mengatakan, kenaikan harga tersebut terbilang normal mengingat bukan kali ini saja kenaikan harga untuk rumah jenis FLPP/MBR terjadi. "Kenaikannya normal kok. Sejak 2015 lalu ke 2016 naiknya di kisaran 5 persen. Kenaikan ini sudah diatur atau dikontrol pemerintah. Saya rasa demand pun akan tetap normal meski harga naik," ujarnya, Rabu (21/9)

Bahkan menurut Harriadi, Kenaikan harga tersebut bagi sisi pengembang dinilai belum berimbang jika dibandingkan dengan harga bahan bangunan dan harga lahan yang tiap tahunnya terus naik.

"Bagi kami angka itu masih kurang. Bahan-bahan tiap tahun makin mahal sementara kami sebagai pengembang punya tanggung jawab untuk dapat memberikan dan membangun perumahan dengan kualitas terbaik bagi masyarakat," jelasnya.

Meski harga naik, Harriadi bersyukur saat ini pemerintah telah memberikan bantuan berupa subsidi Rp4 juta bagi pembelian rumah FLPP/MBR pada masyarakat. "Kalaupun naik, saya rasa konsumen tak terlalu terbebani karena ada subsidi dari pemerintah" ujarnya.

Hanya saja diakuinya, untuk pembangunan rumah FLPP saat ini mulai bergeser pada wilayah pinggiran kota. Seperti untuk di Palembang, di daerah Gandus, Kenten, Talang Kelapa, Talang Jambe. "Walaupun dari pengembang punya hitung-hitungan soal biaya pembangunan rumah agar bisa peroleh untung, namun kami tegaskan meski harga naik kualitas rumah tetap sesuai standar yang ditetapkan dan memperhatikan dari sisi lokasi pembangunan dan infrastruktur," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Bank Mandiri Regional II Sumatera, Riduan mengatakan, adanya wacana kenaikan harga RSH pengaruhnya bagi kredit consumer khususnya KPR bank mandiri tidak berdampak apa-apa, pasalnya kata dia, hal ini akan kembali lagi kepada pasar. Jika dengan kenaikan harga tersebut memang ada pangsa pasarnya, maka market akan terbentuk dengan sendirinya.

"Kami sebagai penyalur kredit akan siap untuk memberikan bergantung kepada seberapa besar permintaan," ujarnya beberapa waktu lalu.

Riduan menambahkan, secara kinerja di sector consumer loan Bank Mandiri khususnya untuk wilayah Sumsel berjalan baik, dimana berdasarkan data yang di hitung pihaknya di sector ini mengalami pertumbuhan di level 10, 8 persen dari Agustus 2015 ke Agustus 2016 (year on year) dengan nilai Rp171 Miliar. Sedangkan untuk nilai outstanding kredit Rp133 Miliar atau tumbuh 8, 26 persen.

"Realisasi pencairan kami sudah Rp412, 80 miliar dari target Rp518, 8 tahun ini.  akhir tahun kami yakin tercapai malah over target," ujarnya. Adanya pertumbuhan ini dari segi nasabah juga bertambah, dimana penambahan nasabah baru 2.782 dari tahun sebelumnya 13.574.

Adapun rincian dari consumer loan Bank Mandiri ini, yaitu KPR dan KTA (kredit personal) dimana di Sumsel di bagi dalam 2 cabang, yakni Sudirman dan Arief. Untuk KPR tahun ini dari dua cabang ini total Rp195, 5 Miliar, sedangkan untuk KTA/kredit personal Rp217, 2 Miliar.

Head of Consumer Loan Mandiri Regional II Sumatera, Taufik melankutkan, Kenaikan rumah ini sebenarnya merupakan upaya untuk meningakatkan pembanguna rumah RSH oleh developer. karena selama ini di nilai pembanguna rumah RSH tidak terlalu banyak menghasilkan keuntungan. 

"Kenaikan ini juga sebenarnya tidak akan berdampak langsung bagi masyarakat, pasalnya kenaikan harga beberapa poinnya akan di talangi lewat pemerintah, misalnya dalam bentuk pajaknya ataupun hal lainnyanya," katanya.(cr26)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengembang dan Perbankan Soroti Rencana Kenaikan Harga RSH"