Buy and Sell text links

Dua berita tiga foto

Tiga Warga PALI Dibekuk 
* Diduga Edarkan Sabu
MUARAENIM, SRIPO---Tiga warga Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), yakni Toto (22), Nasrun (57) dan Dapis (30) terpaksa diamankan karena diduga sebagai pengguna dan pengedar narkoba di wilayah Kabupaten PALI dan sekitarnya, Jumat (30/9).
Menurut Kapolres Muaraenim AKBP Hendra Gunawan didampingi Kasat Narkoba AKP Alhadi didampingi Kasubag Humas AKP Arsyad Agus, bahwa dalam tiga bulan terakhir, pihaknya sudah berhasil mengungkap empat kasus narkoba. Dan pada bulan Sepetember 2016 saja, kita sudah berhasil menangkap tiga pelaku yang diduga selain sebagai pengguna juga sebagai pengedar narkoba di wilayah Kabupaten PALI dan sekitarnya dan mengamankan barang buktinya.
Untuk bulan September saja, kata Kapolres, ada dua kasus yakni penangkapan terhadap Toto dan Nasrun, keduanya warga Desa 
Panta Dewa, Kecamatan Talangubi, Kabupaten PALI pada tanggal 6 September 2016. Dari keduanya berhasil diamankan barang bukti sabu-sabu, alat hisap sabu (bongs), skop Sabu, timbangan digital dan lain-lain. Sedangkan dari tangan Dapis berhasil diamankan 10,70 gram sabu-sabu yang dikemas besar tiga kecil 6, satu unit HP, satu unit timbangan yang disimpan dalam kotak rokok rokok, skop, tas merk Versa warna coklat.
"Ketiga kami tangkap didekat rumahnya setelah informasi dari masyarakat," ujar Kapolres.
Dikatakan Kapolres, di wilayah Polres Muaraenim, memang wilayah Kabupaten PALI, terindikasi rawan narkoba, terbukti dari hasil pengungkapan oleh Polres Muaraenim dan Polda Sumsel bersama BNNP. Dari pada tahun 2016, sedikitnya sudah 10 kasus yang diungkap. Bahkan pada bulan Juli 2016, pihaknya berhasil mengmankan narkoba jenis Sabu seberat 400 gram.
Untuk itu, lanjut Hendra Gunawan, pihaknya mengharapkan kerjasama yang baik dengan semua elemen masyarakat, sebab kendala saat ini, terutama di wilayah Kabupaten PALI, masih ada masyarakat yang melindungi dan melakukan perlawanan terhadap petugas ketika melakukan penangkapan terhadap pengedar dan bandar narkoba. Ini merupakan atensi Presiden RI, karena Indonesia sudah darurat Narkoba. Untuk pasokan narkoba, berasal dari Palembang, Lampung, Jakarta, Prabumulih hingga Aceh. Namun yang paling banyak berasal dari Jakarta dan Aceh. Mengenai mengapa narkoba jenis Sabu yang paling banyak diminati, sebab sabu bisa digunakan kapan saja, tidak perlu harus dibantu dengan musik hingar bingar.
Dari pengakuan Dapis, bahwa ia baru enam bulan mengedarkan narkoba. Untuk paket kecil Rp 50 ribu dan paket besar Rp 500 ribu. Setiap paket kecil ia mendapatkan keuntungan Rp 20 ribu, kalau paket besar Rp 200 ribu.
"Hasilnya lumayan, cukup untuk menambahi kebutuhan sehari-hari," ujar ayah dua anak ini.
Sedangkan pengakuan Toto, yang masih bujangan ini, bahwa ia baru sekitar tiga ada perubahan ditubuhnya.
"Aku tau itu Sabu, karena dibujuk terus akhirnya aku cubo. Tapi aku belum pernah dibeli, dienjuk gratis terus dengan barter rokok," ujar kakek lima cucu ini.(ari)
CAPTION FOTO :
20160930.jpg : Kapolres Muaraenim AKBP Hendra Gunawan, melakukan gelar pengungkapan kasus narkoba di wilayah Polres Muaraenim, Jumat(30/9).

Angkutan Batubara Kucing-Kucingan
* Perusda Lahat Belum Penuhi Hasil Kesepakatan
MUARAENIM, SRIPO---Meski larangan melintas angkutan batubara sudah diterbitkan oleh Dishub Sumsel, namun kenyataannya dilapangan masih saja ada angkutan batubara yang lolos melintas di Jalinsum.
"Kita dilapangan memang kesulitan dan banyak temui kendala menertibkan angkutan batubara. Apalagi saat ini, masih ada angkutan batubara dari Perusda Lahat yang izinnya belum habis," ujar Kadishub Muaraenim melalui Kabid Angkutan Akmaludin SH, Jumat (30/9).
Menurut Akmaludin, bahwa berdasarkan hasil rapat tanggal 21 September 2016 dengan Dirut Perusda Pertambangan dan Energi Kabupaten Lahat Mahmud Ibrahim, itu ada beberapa item yang harus dipenuhi oleh Perusda Lahat seperti masalah menyiapkan petugas di pos TPR untuk mengecek keabsahan sopir dan mobil dari Perusda, menyiapkan kendaraan patroli jika ada kendaraan yang rusak atau kecelakaan, meminta angkutan batubara dari Perusda Lahat untuk tidak menumpuk di Jalinsum. Selain itu juga, mereka harus kontinyu melakukan sosialisasi mengenai kegiatan transportasi batubara dari Lahat - Muaraenim ke pelabuhan PT EPI. Namun kenyataannya, hingga sampai saat ini, belum ada kabar dan realisasinya.
"Jika dari izin yang Perusda Lahat miliki itu sampai tanggal 20 Oktober 2016. Dan jika tidak diperpanjang lagi, maka pihaknya akan menyetop seluruh angkutan batubara tanpa kecuali lagi," ujar Akmaludin.
Dan yang menjadi kendala saat ini, kata Akmaludin, masih belum kompaknya elemen masyarakat di Kabupaten Muaraenim dalam hal mengatasi angkutan batubara ini. Sebab jika memang serius ingin menertibkan dan menghentikan harus kompak, mulai dari hulu hingga ke hilir, seluruh Kabupaten/Kota yang dilintasinya dan Provinsi Sumsel. Sebab kami (Dishub Muaraenim) merasa disudutkan, padahal wewenang kami terbatas hanya di terminal saja. Selain itu juga, tidak mungkin menjaga angkutan batubara selama 1 x 24 jam untuk tidak melintas, sehingga ketika petugas lengah dan kecapean mereka kadang-kadang lolos dengan menerobos atau melintas dari jalur dalam kota Muaraenim pada tengah malam.(ari)
CAPTION FOTO :
IMG_20160930_184 : Akmaludin Kabid Angkutan Dishub Muaraenim.
  


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Dua berita tiga foto"