Buy and Sell text links

3103bew1.kas

Dua naskah

Foto --- MANG JACK

Korban Tri Sempat Bilang Menyerah
//Leher Tri Dijerat Hingga Tewas
//Pelaku Buron Berstatus Mahasiswa

PALEMBANG, SRIPO - misteri penyebab tewasnya Tri Widiyanto (44), driver online yang menjadi korban perampokan disertai pembunuhan mulai terkuak. Diketahui korban Tri dihabisi kawanan pelaku dengan cara leher dijerat dengan seutas tali.

Kronologi ini berdasarkan pengakuan Bayu Irmansyah (20), salah satu pelaku yang dibekuk petugas Jatanras Polda Sumsel pimpinan Kanit 4 Subdit 3 Ditreskrimum Polda Sumsel Kompol Antoni Adhi, di kawasan Jalan Letnan Simanjuntak Kelurahan Pahlawan Kecamatan Kemuning Palembang.

Pelaku Bayu dan Poniman adalah dua dari empat pelaku yang berhasil dibekuk petugas. Bahkan pelaku atas nama Poniman tewas ditembak petugas lantaran berusaha melawan sdan merikan diri saat penangkapan di Lalan Muba.

"Matinya karena dijerat pakai tali di lehernya. Yang menjerat leher itu Poniman saat sedang di dalam mobil waktu jalan ke arah Kenten Laut," ujar Bayu, saat diintogerasi Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, ketika rilis perkara di Kamar Jenazah RS Bhayangkara Palembang, Sabtu (31/3).

Dihadapan jenderal bintang dua ini, pelaku Bayu yang kondisinya mengalami luka tembak pada kedua kakinya, mengakui perbuatannya dan peran pelaku lainnya. Pelaku berjumlah empat orang yakni Bayu, Poniman, Hengki (DPO), dan Tyas (DPO).

Meskipun korban Tri sempat pasrah dan menyerahkan apa yang diminta pelaku, namun kawanan pelaku yang berjumlah empat orang ini tetap nekat menghabisi korban Tri guna menghilangkan jejak. Bahkan korban Tri berkata kepada kawanan pelaku, silakan untuk mengambil mobilnya tapi jangan dibunuh.

"Aku dan Hengki pegang tangan korban. Sedangkan Tyas bekap mulutnya. Aku dan Hengki pegang tangannya itu sampai korban benar-benar mati," ujar Bayu.

Dari informasi dihimpun, bermula tiga pelaku yakni Poniman, Hengki dan Bayu, datang dari Lalan Muba ke Palembang yang kemudian menemui Tyas. Entah siapa yang memiliki rencana awal, empat pelaku menyusun rencana perampokan terhadap driver online yang dipesan.

Empat pelaku kemudian memesan driver online gocar dan mendapatkan korban Tri Widiyantoro untuk diantarkan ke arah Kenten Laut. Dalam perjalanan, korban Tri dihabisi dan mayatnya dibuang di semak-semak rawa kawasan Sungsang Banyuasin.

Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkanain mengatakan, jumlah pelaku ada empat orang dan dua orang masih dalam pengejaran petugas. Motif sementara ini murni perampokan yang pelakunya ingin mengambil mobil dan ponsel milik korban Tri.

Bahkan mobil milik korban Tri belum sempat dijual pelaku. Mobil korban Tri disimpan di rumah kerbat pacarnya pelaku Bayu.

"Motifnya pelaku ingin menguasai barang-barang milik korban. Dua pelaku sudah dibekuk yang salah satunya ditembak mati karena melawan. Dua pelaku lainnya masih buron, tapi kini masih dikejar petugas dan akan kami sikat habis," tegas Zulkarnain.

Ketika ditanyai apakah salah satu pelaku yang buron berstatus mahasiswa, Zulkarnain mengatakan, memang pelaku berinisial TY berstatus mahasiswa. Pelaku TY mahasiswa Fakultas Ekonomi Pembangunan pada salah satu univesitas di Sumsel.

"Sekali lagi kami himbau, kepada pelaku untuk menyerahkan diri. Kalau tidak akan ditindak tegas dan disikat habis. Dalam kasus ini pelaku dikenakan tiga pasal yakni 365 ayar 3 KUHP, pasal 338 KUHP, dan 340 KUHP. Karena kawanan pelaku ini sudah memiliki rencana untuk membunuh korban," ujarnya.

Beredar dikalangan rekan-rekan korban Tri sesama driver online yang mendatangi RS Bhayangkara Palembang, bahwa pelaku Tyas memang tercatat sebagai mahasiswa. Bahkan identitas pelaku Tyas bila dilihat di website Unsri yang lagi menyusun mata kuliah dan juga media sosial (medsos). 

"Pelaku nama Tyas itu mahasiswa Fakultas Ekonomi Pembangunan Unsri dan masih semester tiga. Kami lihat pelaku Tyas ini warga asal Lalan Muba. Bahkan malam kemarin kami sempat lihat status intasgram dan insta storynya postingan bertuliskan ngopi bos dengan foto secangkir kopi," ujar salah satu rekan korban Tri sesama driver online yang enggan disebutkan namanya.(bew)


- Keluarga Tunggu Hasil DNA
PALEMBANG, SRIPO - Sejumlah keluarga korban Tri Widiyanto (44), masih belum yakin bahwa jasad yang tinggal kerangka tulang belulang itu adalah Tri, driver online yang hilang sebulan lebih lalu. Pihak keluarga pun masih menunggu hasil DNA untuk memastikan identitas.

Dari pantauan Sripo Sabtu (31/3), pihak kelurga korban Tri kembali mendatangi RS Bhayangkara Palembang. Termasuk Rohana (43), istri korban Tri, bersama anak bungsunya bernama Tsabit berusia dua tahun.

Dari raut wajah Rohana, tampak belum yakin bahwa jasad yang ditemukan petugas adalah jasad suaminya. Karena jasad tianggal kerangka tulang belulang. Namun saat Rohana masuk ke kamar jenazah untuk melihat langsung, sesaat kemudian Rohan keluar dengan histeris sembari menangis.

Belum diketahui, apakah Rohana yakin atau tidak terhadap kerangka tulang yang dilihatnya di dalam kamar jenazah adalah jasad suaminya. Namun Rohana ditenangkan pihak keluarga lainnya.

"Ya memang melihat ke dalam. Sebagian keluarga sudah melihat ke dalam. Memang Rohana adik saya itu sempat menangis karena melihat ada pakaian yang mungkin dikenalnya. Tapi selebihnya kita tunggu hasil tes DNA dulu," ujar Romawi, kakak kandung Rohana.

Ketika rilis perkara yang dipimpin Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, sebagian keluarga korban Tri melihat langsung wajah pelaku Bayu. Bahkan ada pihak keluarga korban yang tidak terima atas perbuatan pelaku.

"Kami tidak terima, nyawa dibayar nyawa. Biar perlu disiksa dulu dan baru dihukum mati," ujar salah seorang wanita paruh baya yang merupakan salah satu pihak keluarga korban.

Terkait belum yakinnya pihak keluarga korban, Irjen Pol Zukarnain Adinegara mengatakan, memang perlu adanya tes DNA. Sampel DNA akan diambil dari anak atau orangtua korban Tri. "Jadi saat ini masih dalam proses tes DNA. Saya minta kepada dan memang butuh waktu sekitar 20-30 hari," ujar Zulkarnain.

Ditegaskan jenderal bintang dua ini, namun secara pemeriksaan petugas sementara ini memang jasad yang tinggal kerangka itu adalah korban Tri berdasarkan konteks pengakuan pelaku yang memberikan keterangan bahwa korban dibuang di lokasi semak-semak rawa. 

Penyebab tubuh korban tidak utuh lagi dan tinggal kerangka tulang belulang, kemungkinan karena disebabkan adanya biawak dan hewan air lainnya. Diketahui memang lokasi penemuan memang tempat habitat hewan liar.

"Jadi untuk pembuktian ilmiahnya tinggal menunggu tes DNA. Kami prihatin dengan pihak keluarga korban dan percayakan kepada kami, dua pelakunya akan kami kejar," tegas Zulkarnain.(bew)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "3103bew1.kas"