Buy and Sell text links

"Zona merah tidak ada aturan resmi, kita berharap situasinya aman dan kondusif"

"Zona merah tidak ada aturan resmi, kita berharap situasinya aman dan kondusif"
WAHYU BINTONO
Kapolresta Palembang

"Semua pihak terkait harus duduk bersama. Kurang komunikasi antar mereka dan pemerintah"
PROF ABDULLAH IDI
Pengamat Sosial


Zona Merah Tidak Resmi
Abdullah Idi : Harus Duduk Bersama

PALEMBANG, SRIPO--Kapolresta Palembang, Kombes Pol Wahyu Bintono Hari Bawono mengungkapkan kawasan zona merah yang dipasang oleh para tukang ojek pangkalan di Palembang sejatinya tidak ada aturan resmi. Karena itu tidak ada alasan bagi siapapun menganggap zona merah aturan resmi yang harus dipatuhi.
Red zone alias zona merah merupakan buatan sendiri para tukang ojek di tempat mereka biasa mangkal. "Zona merah lebih kepada kesepakatan antara tukang ojek pangkalan itu sendiri. Bukan berdasarkan aturan yang ada," jelas Wahyu kepada Sripo, Rabu (30/8)
Seperti diberitakan harian ini (Sripo 24/8) ada sekitar 20 titik zona merah yang tidak boleh dilalui para tukang ojek online. Sehingga dengan klaim itu sejumlah ojek online kawatir jika mau melintasi daerah tersebut, bahkan ada yang menjadi korban pengeroyokan.
Menurut Kapolresta zona merah dibuat oleh tukang ojek pangkalan tersebut merupakan rute trayek yang sering mereka lalui saat membawa penumpang sehingga membuat mereka mengklaim sebagai kawasan dilarang ojek online melintas. "Itu istilah mereka saja, karena zona merah itu biasanya mereka lalui untuk ambil penumpang," tegas dia.
Ia menambahkan, pasca terjadinya sweping oleh taksi konvensional terhadap taksi online situasi kota Palembang berangsur kondusif. Pihaknya pun sudah beberapa kali komunikasi bersama pihak terkait mengenai polemik yang terjadi. "Kita bukan pembuat undang-undang hanya menjaga situasi agar tetap aman terkendali. Untuk aturan masih kembali kepada regulasi yang ada," katanya.
Duduk Bersama
Sementara itu pengamat sosial Prof Dr Abdullah Idi Med menilai keberadaan taksi online di Palembang adalah sebuah kebutuhan. Menurutnya taksi online merupakan kebutuhan banyak pihak, tidak hanya dari owner taksi online itu sendiri. "Tapi ini persoalan ekonomi, lapangan kerja. Masyarakat juga punya
pelayanan yang lebih baik, harus kita akui," ujar Abdullah Idi ketika
menjadi narasumber pada talkshow di Radio Sonora yang digelar bekerja
sama dengan Sriwijaya Post, Rabu (30/8).
Pada talkshow yang dipandu Esi tersebut juga menghadirkan narasumber
lain yakni Sandy Rusadi (Wakil Ketua Asosiasi Driver Online), Arvin
(perwakilan paguyuban driver online), dan Mukhlis Diponegoro (Pembina
Asosiasi Driver Online). Dikatakan Abdullah Idi, dalam manajemen modern orang ingin lebih cepat, selamat, ingin pelayanan yang baik, kemudian ketepatan, dan kepastian. "Jadi itu yang diinginkan masyarakat," tegas Abdullah Idi.
Terkait terjadinya pergesekan yang terjadi di lapangan antara driver
taksi online dengan driver taksi online perusahaan berbeda,
atau antara driver taksi online dengan sopir angkot, dia menilai itu
persoalan manajemen.
Itu akibat kurang kerja sama antara stake holder yakni antara owner,
pemerintah, dan pihak terkait lainnya berkaitan masuknya taksi online
di Palembang. Demikian juga ojek pangkalan dengan ojek online juga kurang komunikasi.
"Ternyata kasus-kasus yang lalu selesai. Yakni dengan duduk bersama,
selesai. Jadi yang pikir ke depan yang dibutuhkan itu juga. Semua
pihak terkait harus duduk bersama. Di sini kan ada gubernur, ada
walikota, ada kapolda, ada kapolresta. Semua. Termasuk Pangdam. Karena
ini menyangkut hajat hidup orang banyak," ujar Abdullah Idi.
Dia juga menyarankan agar driver online tertib dalam berlalu lintas. Tidak kebut-kebutan sehingga tidak bikin macet. Para driver juga harus
ada tes mental. Dengan demikian wibawa dari perusahaan taksi online meningkat dan kepercayaan masyarakat juga meningkat.
"Intinya bahwa, terjadi kasus keributan kemarin dikatakan oleh polisi,
kriminalitas, tapi sebenarnya semua karena kebutuhan , yakni kebutuhan ekonomi. Motifnya semua adalah ekonomi. Tapi dilakukan dengan cara tidak beradab," ujar Abdullah Idi.
Bahkan, tambahnya, semua harus terangkat dengan adanya kehidupan ekonomi di Palembang ini, baik yang dikatakan konvensional, kemudian yang
baru seperti taksi online, gojek, harus duduk bersama supaya mendapat untung bersama. Dan kita harus bersyukur karena ini sumber ekonomi. Makanya harus tertata," katanya. (cr18/sdw)






Dikirim dari iPad saya

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to ""Zona merah tidak ada aturan resmi, kita berharap situasinya aman dan kondusif""