Harga Sp 36 Melonjak, Petani Menjerit
//Naik 25 Ribu Dari Harga Het
MARTAPURA, SRIPO – Harga pupuk bersubsidi jenis SP36 di wilayah Belitang, dan Belitang Madang Raya Kabupaten OKU Timur mengalami kenaikan menjadi Rp. 140-150 ribu per sak. Harga tersebut langsung melejit setelah sebelumnya jenis pupuk tersebut sempat menghilang dan membuat petani kelimpungan untuk memupuk padi. Sebelumnya, harga pupuk bersubsidi tersebut hanya sebesar Rp. 125 ribu per sak.
Kenaikan harga pupuk SP36 yang merupakan suatu keharusan bagi petani tersebut tentu saja sangat memberatkan petani mengingat Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk tersebut hanya Rp. 2 Ribu per kilogramnya atau Rp. 125 Ribu per sak.
"Dengan harga Rp. 2 Ribu per kilogram saja pengecer sudah untung. Ini dinaikkan lagi. Setiap musim tanam SP36 selalu langka dan ketika tersedia, harga langsung naik drastis. Pemerintah seakan tidak merespon keluhan petani. Pupuk jenis tersebut merupakan sebuah keharusan bagi petani untuk memupuk tanaman dan tidak bisa diganti dengan yang lain," ungkap Adi petani asal Belitang Madang Raya Jumat (30/12).
Dengan harga demikian kata Adi, petani tidak memiliki pilihan dan tetap harus membeli pupuk tersebut meskipun dengan harga yang cukup tinggi.
Sementara Manto, petani lainnya berharap pemerintah dapat menunjuk pengawas yang dapat melakukan pengawasan setiap waktu terhadap pengecer nakal yang sewaktu-waktu menaikkan harga pupuk dan memanfaatkan moment tertentu.
"SP 36 itu adalah pupuk yang wajib digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan buah padi. Jika tidak menggunakan SP36 hasil panen mengalami penurunan secara drastis. Biasanya berapun harga pupuk tersebut akan dibeli petani meskipun dengan sumpah serapah karena harga yang mengalami kenaikan diatas HET," katanya.
Adapun petani yang mengalami kesulitan mendapat pupuk jenis SP 36 yakni di Kecamatan Belitang, dan Belitang Madang Raya, seperti di Desa Jatimulyo, Margacinta, Tulusayu, Tuguharum dan beberapa desa lainnya. (hen).
0 Response to "Berita Martapura Jumat (30/12) Harga Sp 36 Melonjak, Petani Menjerit"
Post a Comment