Ket foto
Atlet Senam Sumsel Eka Diana
Eka : Kalau Saya Tidak Setuju
PALEMBANG, SRIPO---Dibatasinya umur dalam pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Poprov) rupanya menimbulkan pro dan kontra bagi atlet Sumatera Selatan. Bahkan beberapa atlet mengeluhkan jika selayaknya untuk menjaring atlet terbaik harusnya semua dapat kesempatan yang sama untuk di adu.
Seperti yang disampaikan gadis cantik yang merupakan atlet senam Sumatera Selatan Eka Dina. Menurutnya janganlah dibatasi sampai 21 tahun. Karena, untuk Pra-PON dan PON saja tidak ada pembatasan umur seperti di Sumsel. Apalagi, untuk menjaring atlet junior juga banyak kesempatan.
"Kalau saya tidak setuju ada pembatasan umur 21 tahun. Apalagi alasanya agar atlet junior mendapat kesempatan. Karena sejatinya atlet junior pun mendapat kesempatan yang sama bahkan lebih banyak. Di Porprov juga junior bisa ikut, toh kalau kemampuan yang juniornya bagus mereka juga yang akan di berangkatkan," ucap gadis berparas langsing ini, Rabu (2/11)
Menurut gadis kelahiran 19 Januari 1995 ini, jika potensi atlet junior akan lebih teruji jika mereka turut bersaing dengan atlet yang disebut senior. Apalagi tujuanya adalah nasional.
"Jadi kali Eka tidak setuju. Karena di juknis FIG senam pun, tidak ada batasan umur untuk pertandingan senior," urainya
Senada dengan Eka, atlet pencak silat Sumsel Denny Aprisani mengaku jika ia pun tidak setuju dengan pembatasan umur. Karena, Porprov menurut Denny menjaring atlet Provinsi yah tentu kemampuanya harus teruji.
"Kalau mau mencari atlet muda, ya silahkan adakan saja kejuaraan U-21," tuturnya
Sementara itu, Wakil Binpres KONI Sumsel mendorong pembatasan umur dalam Porprov. Menurutnya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengembalikan Porprov sebagai tahap pembinaan. Mulai dari pembatasan umur, pembatasan bagi atlet yang telah berprestasi secara nasional, hingga penyamaan bonus disetiap daerah.
"Jadi memang tidak bisa dipungkiri, kalau bicara prestasi selalu saja diiringi prestise. Tapi sekarang sudah kebablasan. Karena itu, misi sebenarnya dari Porprov harus kembali dikuatkan. Apakah ini Porprov pemersatu, Porprov pembinaan, atau Porprov prestasi. Jika betul misinya untuk pembinaan seyognya nya tidak terlalu mengejar prestasi," ujar Ramel
Menurut Ramel, saat ini dilihat setiap atlet khususnya yang telah berprestasi berbondong-bondong pindah ke satu daerah yang bonusnya besar. Itu sebenarnya normal. Tapi, yang salahnya sehingga membuat atlet bukan lagi mengejar prestasi secara utuh. Terlebih ke 'money oriented'. Langkahnya bisa dengan pembatasan umur.
"Jadi bisa kita batasi, misalnya 21 tahun kebawah untuk semua cabor. Jadi atlet diatas itu tidak boleh lagi. Kedua, bisa dengan atlet yang pernah mendapat medali emas di nasional atau internasional tidak boleh turun. Atau masalah bonus yang dikejar atlet nominalnya diratakan atau bila perlua tidak ada. Karena orientasinya adalah pembinaan," tuturnya
Menurut Ramel, jika hal itu di wujudkan bukan tidak mungkin Porprov akan kembali jadi kepada relnya. Karena, dari Porprovlah diharapkan atlet-atlet dari daerah dapat memperlihatkan kemampuanya. Sehingga persaingan atlet untuk menuju nasional lebih ketat.
"Kalau banyak dari bawah, kita akan bertambah sumber daya atlet. Kalau saat ini yang dilihat hanya atlet-atlet itu saja. Regenerasi seakan berjalan lambat. Padahal, itu karena atlet yang dari junior merasa tidak ada kesempatan melawan senior mereka," katanya. (cr10)
Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10 saya dengan jaringan Telkomsel.

0 Response to "Eka : Kalau Saya Tidak Setuju"
Post a Comment