Buy and Sell text links

Ortu Siswa Masih Enggan Melakukan Imunisasi Rubbela

Ortu Siswa Masih Enggan Melakukan Imunisasi Rubbela
* Sudah Ada Fatwa MUI Diperbolehkan
SRIPOKU.COM, MUARAENIM---Meski sudah ada Fatwa MUI memperbolehkan vaksinasi Imunisasi Rubella (MR), namun sebagian besar orangtua siswa masih enggan membawa anaknya untuk diimunisasi. Padahal jadwal program imunisasi MR fase II hanya bulan Agustus - September 2018, Jumat (7/9/2018).
"Kita tidak bisa memaksa, namun kita sudah himbau kepada orangtua siswa untuk mengimunisasi anaknya," ujar
Kepala Madrasah Intidaiyah Negeri (MIN) 1 Muaraenim Muslim Ansori SAg di sela-sela kegiatan Imunisasi MR di MIN 1 Muaraenim.
Menurut Muslim, jumlah seluruh siswa MIN 1 Muaraenim adalah 1.018 akan, namun yang mengikuti vaksin MR ini tidak sampai setengahnya yakni sekitar 350 siswa. Itu belum ditambah yang tiba-tiba membatalkan anaknya dan anaknya sakit.
Dikatakan Muslim, sebelumnya pelaksanaan kegiatan vaksinasi MR di MIN 1 Muaraenim sempat tertunda, itu karena banyak permintaan orangtuanya untuk menunda imunisasi MR karena masalah kepastian hukumnya apakah halal atau haram. Karena terjadi gejolak di masyarakat, akhirnya Kemenag menginstruksikan untuk menunda imunisasi MR kepada seluruh dibawah naungan Kemenag. Namun setelah ada fatwa MUI yang memperbolehkan, seluruh sekolah melaksanakannya namun dengan catatan tidak ada paksaan terhadap siswa tersebut.
"Kita berharap pihak Diknas melakukan sosialisasi disekolah-sekolah didepan orangtua, bila perlu testimoni biar mereka yakin. Sebab selama ini, mereka hanya mendengar dan melihat bahaya jika divaksin MR dari media sosial saja," tukas Muslim.
Sementara itu Kadinkes Muaraenim Vivin Mariani, menjelaskan bahwa vaksin MR sangat penting bagi anak-anak usia 9 bulan hingga 15 tahun karena paling rentan tertular penyakit campak dan Rubella. Pada tahap pertama sukses dilaksanakan di pulau Jawa. Dan pada tahap kedua yakni bulan Agustus – September 2018 untuk diluar pulau Jawa.
Dikatakan Vivi, Imunisasi MR ini ditujukan bagi bayi berusia 9 bulan hingga anak usia 15 tahun. Tujuannya tentu saja mengurangi penyakit campak sekaligus mengendalikan penyakit rubella dan kecacatan bawaan rubella (Congenital Rubella Syndrome – CRS). Saat ini hanya ada dua produsen MR antara lain Cina dan India, tetapi yang memiliki persyaratan lengkap hanya dari India. Vaksin MR yang digunakan untuk tahap 1 dan 2 berasal dari India dan sudah digunakan di 140 negara termasuk negara-negara Islam yang lebih dahulu mencanangkan jadwal imunisasi MR ini.
Saat ini, lanjut Vivi, masih banyak orangtua yang mungkin belum memahami pentingnya imunisasi MR, tidak hanya untuk kesehatan sang anak, tetapi berpengaruh pada imunitas di suatu kelompok. Bayi lahir dengan Sindorm Rubella Kongenital, akan terlahir buta, tuli, otak kecil, jantung bocor dan sebagainya. Virus Rubella itu hidup subur berkembang biak di anak-anak kelompok usia 9 bulan sampai 15 tahun dan ibu-ibu yang hamil muda.
Sementara itu menurut salah satu orangtua siswa MIN 1 Muaraenim yang enggan disebutkan namanya, bahwa ia belum mengimunisasi anaknya karena masih ragu-ragu dan khawatir terjadi apa-apa anaknya setelah pasca imunisasi MR. Sebab dari informasi yang beredar seperti di Medsos itu ada yang anaknya cacat bahkan sampai meninggal dunia.
"Berikan kami keyakinan bahwa imunisasi MR itu aman untuk anak kami," ujarnya minta jangan namanya ditulis.(ari)
CAPTION FOTO :
Suntik MR 1,2,3 : Tampak ratusan siswa MIN 1 Muaraenim melakukan imunisasi MR di MIN 1 Muaraenim, Jumat (7/9).
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ortu Siswa Masih Enggan Melakukan Imunisasi Rubbela"