Ada Pungutan Seminar PGRI
KAYUAGUNG, SRIPO -- Peringatan HUT Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), dengan menggelar seminar Pendidikan Tingkat Nasional, malah diduga menyisakan sedikit masalah. Bahkan masalah tersebut diduga berdampak merusak citra Bupati OKI H Iskandar SE, yang turut hadir dalam acara.
Sebab, tanpa sepengetahuan orang nomor satu di Kabupaten OKI itu, pihak PGRI Kabupaten OKI atau Panitia Pelaksana kegiatan, diduga meminta uang alias pungutan kepada guru-guru PNS di Kabupaten OKI Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu perguru.
Artinya panitia sedikitnya mendapat Rp 250 juta lebih untuk menggelar acara tersebut. Sebab, guru yang menjadi peserta seminar itu lebih kurang 5.000 orang guru. Mulai dari guru TK, SD/MI, SMP/MTs, hingga guru SMA/SMK/MA.
Parahnya, bersamaan dengan hari itu juga sejumlah sekolah mulai tingkat SD, SMP, bahkan sebagian SMA malah diliburkan. Sebab, para guru harus meninggalkan sekolah, untuk mengikuti seminar pendidikan tersebut.
"Sakit dak sakitlah kalo kami ni harus bayar Rp 50 ribu itu. Kalo idak dituruti, secaro kito ni anak buah, takut kagek dipindahke ke pelosok OKI sano," ungkap salah seorang guru yang bertugas di salah satu SMP di Kecamatan Kota Kayuagung ini.
Lain halnya dengan Am satu satunya guru di Kecamatan Tulung Selapan. "Selain bayar Rp 50 ribu, kito jugo ribet nak Kayuagung nian, untuk melok seminar. Kareno katek keluargo, tepakso kita nginap di hotel. Jadi, kalo tambah ongkos, hotel, dan sokongan itu, nyampelah Rp 500 ribu abes untuk melok acara ini," tutur Am yang meminta namanya dirahasiakan.
Sedangkan guru lainnya mengaku berinisial San mengatakan, dirinya tak masalah untuk bayar Rp 50 ribu itu, karena ada seminarnya. ''Namun, kasihan anak-anak sekolah yang tepakso diliburkan. Sebab, guru-guru kumpul di Kayuagung galo," timpal San, Senin (4/12) ketika bercakap dengan wartawan.
Menanggapi dugaan pungutan Rp 50 ribu perguru itu? Ketua Pelaksana kegiatan Dedi Rusdianto, tidak mengetahui hal tersebut. ''Itu gawe pihak sekolah. Untuk lebih jelasnyo besok (hari ini,red), Senin ke kantor. Kagek takut ado yang salah kalo lewat Hp ini," ujar pria yang juga menjabat sebagai Kabid SMP di Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten OKI ini singkat.
Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sumsel Drs Widodo MED, ketika dikonfirmasi wartawan melalui telepon genggamnya tadi malam, mengaku apa yang dilakukan pihak sekolah tidak benar. "Apa yang dilakukan pihak sekolah yang meliburkan sekolahnya, itu tidak dibenarkan. Karena hari itu (Kamis), merupakan hari aktif sekolah," ungkapnya.
Anggota DPRD OKI H Subhan Ismail, ketika dikonfirmasi melalui ponselnya tadi malam, sangat menyayangkan apa yang dilakukan pihak PGRI atau Panitia Pelaksana kegiatan tersebut.
''Janganlah karena ada kegiatan, sekolah malah diliburkan, hingga anak-anak tak mendapatkan haknya selaku pelajar," ungkap pria yang akrab disapa SBH ini.
Mengenai pungutan yang diduga dilakukan, Subhan mengaku, itu juga sangat tidak bisa ditolerir. ''Untuk PGRI itu kan ada anggaran setiap tahunnya. Kalau untuk kegiatan, janganlah sampai memungut uang dari para guru. Cobalah mencari pihak ketiga, itu lebih elegan," tuturnya.
Sebab, tambah Subhan, semua yang dilakukan itu, memang bisa berdampak merusak citra Bupati OKI. ''Jelas, pasti Bupati OKI tidak tahu dengan pungutan kepada guru, termasuk kenapa anak-anak atau pelajar sampai diliburkan seperti itu," ungkapnya.
Disisi lain, guru adalah teladan bagi generasi masa depan. Karena dengan karya seorang guru, maka akan ada jutaan anak yang karakternya terbentuk dengan etos kerja berbasis karya.
Sedangkan Ketua PGRI Kabupaten OKI H Husin SPd MM mengatakan, pada seminar hari guru nasional ini diikuti sebanyak 5.009 orang guru yang semuanya bertugas di wilayah Kabupaten OKI.
"Seminar ini diikuti oleh 5 ribu lebih peserta, yang terdiri dari guru taman kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Mengah Pertama (SMP) dan juga guru Sekolah Mengah Atas (SMA)," jelas pria yang juga menjabat sebagai Sekda Kabupaten OKI ini.
Dirinya juga berharap dalam kegiatan seminar ini dapat bermanfaat bagi tenaga pendidik di Bumi Bende Seguguk, sehingga dapat membangkitkan kesadaran guru dalam meningkat kediisiplinan dan etos kerja agar terbentuknya tenaga pendidikan yang berkarakter guna mencerdaskan anak bangsa khususnya di Kabupaten OKI.
Terkait pungutan, tidak ada. "Tidak pungutan dalam kegiatan seminar ini," tandasnya. (mbd)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Berita OKI"
Post a Comment