Buy and Sell text links

2 Berita OKI

 

 

Ibu Hamil Korban Perampokan Dirujuk ke RSUD Kayuagung

·         Klinik Yefana Lepas Tanggungjawab

·          Polisi Usut Klinik Tak Memiliki SOP

KAYUAGUNG, SRIPO – Kurangnya kemanusian dan keamaan bagi pasien yang dirawat di Klinik Yefana, Jalan Letnan Muchtar Saleh Kayuagung, membuat kekecewaan masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) akan pelayaan. Sebab itu, masyarakat berharap pihak pemerintah daerah dan kepolisian bisa meninjau ulang izin pendirian klinik yang diduga tak memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas.

Seperti yang terjadi pada salah satu korban Dela (25), Selasa (5/9/2017) kemarin, menjadi korban perampokan di dalam kamar nomor 3 Klinik Yefana. Dela yang sedang hamil besar itu, dating bersama suami dan orang tuanya untuk memeriksakan kandungannya. Ketika diperiksa, pasien diminta untuk rawat inap karena perlu pemeriksaan lebih lanjut.

Usai pemeriksaan tadi, terjadilah perampokan yang dilakukan pelaku kejahatan yang leluasa masuk ke klinik dan menuju ke kamar korban dan berhasil membawa kabut dompet berisikan uang tunai Rp 3 juta, emas seperpat suku, hp noki dan KTP dibawa kabur pelaku. Dilihat dari mudanya pelaku melakukan tindak kejahatan, seakan pelaku mengetahui persis apa yang ada di dalam klinik.

Klinik Yefana tadi, memiliki 13 kamar pasien di kiri dan akan ruangan. Bagian tengah dibuat untuk jalan dan ruang tunggu keluarga pasien. Di dalam klinik yang berlantai dua ini, belum memenuhi standar operasional prosedur, sebab tidak adanya kamera pengintai (CCTV), begitu juga penjaga keamanan tidak ada satu orang pun disana.

"Klinik ini perlu ditinjau ulang izinnya, karena klinik ini tidak sesuai dengan SOP yang diterapkan pemerintah," kata Ketua IPSM OKI Welly Tegalega SH, Rabu (6/9) panjang lebar, apalagi pemilik klinik tidak bertanggungjawab terhadap pasien yang menjadi korban perampokan di dalam kamar persalinan.

Di ruangan yang memiliki 13 kamar ini, tidak dilengkapi dengan CCTV, sebab itu pelaku tindak kejahatan dengan leluasa berbuat kejahatan dan bisa jadi antara pelaku dengan orang dalam saling mengenali sehingga, saat korban berteriak tidak ada satu orang pun dari pemilik klinik atau perawat yang jaga yang menolong.

"Klinik yang besar ini tidak dilengkapi kelengkapan berdasarkan ketentuan pemberi izin buka usaha klinik yang ditentukan pemerintah. Ini jelas menyalahi dan ada upaya kesengajaan memberikan peluang tindak kejahatanm," tutur Welly yang mendesak pihak dinas kesehatan OKI dan pihak kepolisian bertindak cepat sebelum menyusul korban berikutnya.

Welly berharap, dengan adanya peristiwa ini menjadi perhatian serius wakil rakyat yang duduk di kantor DPRD OKI, untuk bertindak memanggil pemilik klinik dan instansi terkait untuk membahas ketentuan yang sebenarnya dalam pemberian izin klinik. "Klinik ini sudah jelas pasat mata, bahwa tidak memenuhi SOP yang sudah diwajibkan. Sebelum SOP dinyatakan lengkap, klinik harus di tutup dalam pengoperasiannya.

Terpisah, dr H Fanhar Basrin ketika dikonfirmasi wartawan melalui telpon menolak untuk diwawancarai, karena Fanhar beralaskan dirinya hendak ke Palembang. Demikian, Dela usai mengalami musibah, pagi itu, tidak ada etikat baik dari pihak klinik, bahkan Dela diberikan surat rujukan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) guna perawatan lebih lanjut. "Dela sore tadi sudah dirujuk ke rumah sakit umum, karena akan di operasi," ujar salah satu bidan menyebutkan pada wartawan.

Kapolsek Kayuagung, AKP Feriyanto mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan secara lisan dan personilnya sudah mendatangi lokasi kejadian. Dan memang, klinik tersebut tidak memiliki CCTV. "Kepolisian belum melakukan pemeriksaan sepenuhnya terhadap korban, karena masih dalam perawatan, usai melahirkan operasi Caesar dam melahirkan anak perempuan seberat 42 kilogram," jelas AKP Feriyanto dan nanti pihak klinik dan bidan yang piket akan dimintai keterangan terkait penodongan di dalam klinik. (mbd)

 

 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "2 Berita OKI"