Buy and Sell text links

Berita Martapura Senin (24/7) Jamin Beras OKUT Tidak Dioplos

Foto: SRIPO/EVAN HENDRA

 

Teks Foto: PANEN PADI - Sejumlah petani saat melakukan pemanenan padi. Setelah melakukan pemanenan, tidak jarang petani yang langsung menjual hasil sawah mereka kepada pemodal yang berasal dari Lampung, Palembang dan lokal.

 

Jamin Beras OKUT Tidak Dioplos

 

//Layak Menjadi Beras Premium

 

 

MARTAPURA, SRIPO – Kualitas beras OKU Timur yang merupakan hasil persawahan tekhnis dan bukan sawah tadah hujan diyakini tidak termasuk dalam beras oplosan yang saat ini beredar di Indonesia dengan merek Maknyus dan Ayam Jago. Demikian diungkapkan Ketua Persatuan Penggilingan Padi (Perpadi) OKU Timur H Faisal Habibur SH ketika dikonfirmasi Senin (24/7).

 

Menurut Faisal, beras dari hasil pertanian di OKU Timur jika diolah sedemikian rupa bisa masuk dalam kategori beras premium. Demikian juga jika dikelola dengan kurang maksimal maka akan bisa menjadi beras medium.

 

"Untuk menjadikan beras premium atau tidak semuanya tergantung dengan mesin penggilingannya. Jika menggunakan mesin high class, maka beras OKU Timur bisa masuk dalam kategori premium, namun jika diolah dengan mesin biasa maka akan menjadi beras medium dengan tingkat broken sekitar 10-15 persen," katanya.

 

Sementara untuk pendistribusian gabah hasil pertanian di OKU Timur, Faisal mengaku tidak mengetahui secara pasti kemana saja petani menjual hasil pertanian mereka. Karena kata dia, dalam hal pemasaran terkadang petani sudah meminjam uang terlebih dahulu dengan pengusaha yang dibayar dengan gabah saat panen.

 

"Untuk penjualan atau market tidak bisa ditentukan, karena petani menjualnya kepada pembeli yang lebih tinggi. Atau kepada mereka yang sebelumnya sudah meminjamkan uang kepada petani untuk penggarapan lahan. Untuk distribusi gabah kita tidak bisa menentukannya," katanya.

 

Dikatakan Faisal, kualitas yang bagus dari hasil pertanian di OKU Timur membuatnya sangat cocok jika dijadikan beras premium karena merupakan persawahan tekhnis dan bukan sawah tadah hujan. Namun untuk mencapai hal itu kata dia, cukup sulit karena harus menggunakan mesin pabrik yang terbaik seperti yang saat ini dimiliki oleh PT Belitang Panen Raya (BPR).

 

"Ada dua jenis beras di OKU Timur ini. Beras biasa dan beras organik. Jika beras biasa dikemas dan ditulis organik, maka tentu saja menyalahi aturan. Karena harganya jauh berbeda. Untuk beras biasa harganya hanya sekitar Rp. 9 ribu per kilogram. Sedangkan beras organik dijual dengan harga Rp. 12-15 Ribu per kilogram," katanya.

 

Sementara Kepala Dinas Pertanian OKU Timur Drs Ruzuan Effendi ketika dikonfirmasi mengungkapkan hal serupa. Hasil pertanian di OKU Timur kata dia, tidak bisa ditentukan pembelinya karena merupakan hukum dagang petani mau menjual kemana saja. Namun untuk menjadikan hasil pertanian OKU Timur menjadi beras premium tentu saja tidak menyalahi karena kualitas beras OKU Timur merupakan salah satu yang terbaik.

 

"Dengan pengolahan yang baik dan penggilingan yang menggunakan mesin yang bagus, maka beras OKU Timur bisa dijuyal dengan harga yang tinggi (premium, red) namun jika tidak harga beras di pasaran juga sangat bagus yang saat ini per kilogram mencapai hingg. Rp. 9.000 per kilogram," katanya.

 

Sedangkan Ahmad (31) salah satu petani di wilayah Buay Madang mengaku menjual hasil pertanian setelah selesai di giling dan menjadi beras. Namun tidak sedikit juga petani yang langsung menjual hasil pertaniannya ketika selesai pemanenan karena mereka sudah meminjam uang terlebih dahulu untuk penggarapan lahan.

 

"Pembelinya bermacam-macam, ada yang dari palembang, lampung dan ada juga yang memang dari daerah OKU Timur. Kalau daerah Belitang sebagian besar petani langsung menjual setelah selesai panen," katanya. (hen).

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Berita Martapura Senin (24/7) Jamin Beras OKUT Tidak Dioplos"