Buy and Sell text links

Berita Banyuasin2

Pengakuan Ibu Bhayangkara Elpridawati Purba SPd Menjadi Korban KDRT
BANYUASIN, SRIPO -- Wawancara khusus dengan seorang ibu Bhayangkara Polda Sumsel, Elpridawati Purba SPd yang setia didampingi ibu kandungnya Rosmawati Hutagalung, menceriterakan awal mula terjadi pernikahan sama seorang Kompol Doran Sharagih SH. Hingga terjadi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan berujung perceraian, Jumat (2/10/2020).

Ketika wartawan menghampiri di kediamannya korban KDRT di Plaju Palembang. Elpridawati Purba SPd tak lepas dari semangat seorang ibu tercinta tanpa sosok seorang ayah lagi, karena ayahnya sudah lama tiada.

Kedatangan wartawan, disambut dengan baik dan ramah, walaupun penuh dengan kesedihan dan kekecewaan dalam merajuk rumah tangga bersama seorang oknum duda berpangkat Kompol Polisi yang bertugas di Polda Sumatera Selatan (Sumsel).

Inilah cerita dari Epridawati awal perkenalan dengan Kompol Doran Sharagih SH. pertemuan saya dengan Kompol Doran Sharagih yang saya panggil Abang terjadi pada tahun 2017 lalu, dan menikah pada tahun 2018.

"Saya menikah dengan dasar ingin membangun rumah tangga yang baik biar nanti dimasa tua ku ada pendamping, sayapun menikah dengan cara ke dinasan dan dilanjutkan dengan cara adat," Kata Elpridawati, saya menikah dengan cara baik-baik.

Elpridawati juga menceritakan awal mula terjadi KDRT yang dilakukan suaminya. "Alasan yang dibuatnya karena status anak padahal aku pribadi tidak pernah mempersoalkan status anak karena aku sayang sama anak," ujar Elpridawati, yang mengaku telah mendidik anak dari suaminya dengan mantan istrinya, yang kini telah meninggal karena sakit.

"Saya mendidiknya sesuai dengan pesan keluarga almarhum, sayangi dia dan didik dia," ingat Elpridawati pesan yang dititipkan kepada dirinya.

Awal mula dilakukan KDRT, masih kata Elpridawati, saya melihat handphonenya ada cahting dengan seorang perempuan dan ku menanyakan hal itu.

"Ternyata itu perempuan nakal, dan dia mengancam saya agar tidak membuka handphonenya," terangnya.

Dirinya juga sering melihat tiket - tiket hotel dan tiket pesawat untuk mendatangkan perempuan dari luar kota. "Saya juga melihat di HPnya ada foto perempuan, vidio-vidio dan sering teleponan sama perempuan. 

Saya sebagai istri menegur dengan cara baik-baik, pa ini adalah rumah tangga kita, kita jalankan baik-baik,, tapi dia malah marah membentak aku," ujar Elpridawati.

Kekerasan dalam rumah tangga dan penyiksaan yang dilakukan suaminya ke Epridawati, seperti menjepit jarinya dengan dasar dirinya tidak mau pergi saat diusir paksa. 

"Dia juga sering mengunci saya diluar luar, tidur dengan anjing peliharaan, dia tidak mau buka pintu, dia malah ngeledekin saya dan masuk dengan buang muka," katanya.

Lanjut Elpridawati, setelah menikah suami saya sering berkata kasar, bentak, marah, banting pintu dan sering pulang pagi. kalau marah suami saya main sikut sambil membentak. 

"Saja juga pernah di usir dengan keadaan masih menggunakan daster, tatapi saat itu aku tetap bertahan tidak mau keluar, lalu tanganku dijepitnya," terangnya, ini semua sudah saya serahkan kepada hukum dan saya percaya kepda tuhan.

Mengenai kesaksian yang diberikan itu, masih ada hubungan dengan Kompol Doran Sharagih. Aristo Wisesa Sharagih anak kandungnya yang kini jadi polisi, Fransiska Sarumpaet masih saudaranya, dan Elfrida Lavenia orang gereja yang tinggal serumah bersamanya. Maka itu, pengakuan saksi tidak benar dan pembohongan publik. (mbd)


Kiri Elpridawati Purba SPd yang setia didampingi ibu kandungnya Rosmawati Hutagalung, kanan.

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Berita Banyuasin2"