Buy and Sell text links

Demi Bertahan Hidup, Nekat Se Atap Dengan Sapi
SRIPOKU.COM, MUARAENIM,---
Bangunan tua yang terbuat dari papan dan beratapkan asbes dan beralaskan tanah yang berukuran sekitar 5 x 5 meter, merupakan tempat tinggal seorang kakek renta Sa'id (70) warga Desa Lingga, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muaraenim. Dan yang sangat memprihatinkan, tempat tinggal tersebut ternyata menyatu dengan kandang Sapi yang dipeliharanya sehingga bau menyengat selalu tercium dan dihirup setiap saat. Hampir tidak ada barang berharga didalamnya, hanya terlihat beberapa piring, gelas, ceret dan teko tempat minum. Begitupun tempat masak menyatu dengan tempat tidur, hanya ada tungku buatan sederhana dari tumpukan batubata dengan bahan bakar kayu. Untuk penerangan, sama sekali tidak mempunyai listrik, dan hanya mengandalkan lampu teplok karena tempat tinggal menumpang dilahan milik PT KAI dan memang tidak mampu. Dan untuk bertahan hidup terpaksa berhemat dan makan seadanya bahkan sekali-kali dibantu warga yang kasihan melihatnya hidup sebatang kara. 
"Sapi ini bukan punya orang lain, mereka nitip ke saya untuk diurusi.
Dan upahnya anak Sapi," kata Sa'id disela-sela wawancara Virtual Sripo - Tribun dengan Pimpres Sripo - Tribun L Weny Ramdiastuti, Kamis (28/5/2020).
Menurut Said putra asli Jepara ini, dirinya nekat serumah dengan Sapi peliharaannya, selain takut hilang dicuri orang, juga dirinya tidak mempunyai tempat tinggal. Sebab sejak merantau ke Sumatera sekitar tahun 1984, dirinya telah betah menetap di Sumatera khususnya di Muaraenim. Dahulu, sewaktu muda, dirinya sering ikut bekerja di proyek-proyek termasuk ketika membangun PLTU Bukit Asam. Dan semenjak itu tempat tinggalnya berpindah-pindah, dan baru menetap betul sekitar tiga tahun terakhir dengan menumpan lahan milik PT KAI.
" Saya tidak jijik, karena memelihara Sapi ini adalah satu-satunya cara untuk bertahan hidup. Bahkan Sapi-sapi ini sudah seperti keluarga saya. Disini saya kerasan, tetangga pada baik," ujarnya.
Diceritakan Sa'id, dahulu dirinya mempunyai seorang istri dan empat orang anak yang saat ini sudah berkeluarga semua. Dan ketika ia merantau bekerja, ternyata semua harta milikya dijual oleh keluarganya tanpa sepengetahuan dirinya. Atas hal tersebut, ia benar-benar kecewa, dan akhirnya bertekad tidak akan pulang kembali ke Jepara menemui keluarganya.
Sementara itu Camat Lawang Kidul, Drs Rahmat Noviar MSi didampingi perangkat desa Lingga, dan unsur Tripika, bahwa warga ini (Sa'id) diketahui berawal dari perintah Bupati Muaraenim untuk mendata dan mencari warga Kabupaten Muaraenim yang tidak mampu dan benar-benar belum pernah tersentuh bantuan, yang gunanya akan diberikan bantuan oleh Pemkab Muaraenim. Dan ternyata masih ada warga yang belum tersentuh bantuan bahkan hidupnya benar-benar sangat memprihatinkan dan sangat tidak sehat dan layak untuk dijadikan tempat tinggal. Untuk itu, ia telah mendata dan mengusulkan kepada pemerintah dan pihak terkait untuk membantunya sehingga benar-benar menjadi layak.
"Pak Sa'id ini, tidak ada sama sekali dokumen identitas diri, makanya akan diupayakan dapat seperti KTP karena ia sudah lama tinggal disini sehingga bisa dapat bantuan lainnya termasuk kesehatan gratis," jelasnya.
Masih dikatakan Rahmat Noviar, karena kakek Sa'id tidak mempunyai tanah milik sendiri, ia telah sempat berniat ingin memberikan tanah dan dibangunkan rumah layak huni untuknya, namun ternyata beliau  masih banyak pertimbangan dan belum menerima tawarannya. Dengan tempat tinggal yang layak tentu akan lebih sehat bila dibandingkan tinggal bersama dengan Sapi.
"Kasihan dia, usianya sudah tua dan hidupnya sebatangkara. Doakan saja dia sehat selalu," harapnya.(ari)
CAPTION FOTO : 
Tidak Mampu : Kakek Sa'id yang hidup sebatang kara hidup satu atap dengan Sapi-Sapi peliharaannya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " "