Pendidikan Anak Dimulai Dari Keluarga
SRIPOKU.COM, MUARAENIM,---Pendidikan keluarga wajib dimulai dari keluarga, bukan menyerahkan sepenuhnya ke sekolah. Sebab keluarga adalah lingkungan pertama kali tempat anak tumbuh dan berkembang.
"Sekarang kelihatannya banyak keluarga yang menyerahkan anak-anaknya ke sekolah untuk membentuk pribadinya, padahal itu salah besar," tegas Bupati Muaraenim yang diwakili oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Muaraenim Drs H Teguh Jaya MM pada
rapat Forum Group Diskusi (FGD) ke-2 Pokja Program Pendidikan Keluarga Pada Satuan Pendidikan diruang Rapat Pangrifta Sriwijaya Bappeda Muaraenim, Senin (23/12/2019).
Menurut Asisten Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Muaraenim H Teguh mengatakan bahwa program Pendidikan Keluarga sangat berperan antara Lain Memberdayakan satuan pendidikan untuk melakukan kemitraan dengan orang tua serta meningkatkan kesadaran orang tua agar peduli dan terlibat dalam pendidikan, Sadar pendidikan, Aktif memberi stimulus, Terus menerus belajar, dan mendampingi anak. Dengan demikian, akan tercapai keharmonisan antara keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam ekosistem pendidikan. Kegiatan ini sengaja dilaksanakan dengan berbagai instansi, lembaga, dan organisasi terkait, yang bertujuan untuk mendapatkan berbagai aspirasi, ide dan kebutuhan tentang pelibatan keluarga dalam penyelenggaraan pendidikan.
"Kalau zaman dahulu anak dimarah guru didukung oleh orangtua siswa, namun sekarang sudah beda, guru bisa berurusan hukum katanya HAM," tukasnya.
Untuk kedepan, lanjut Teguh, pihaknya mengajak bersama-sama dengan semua elemen masyarakat untuk mendukung Program Pendidikan Keluarga yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muaraenim, dalam upaya meningkatkan kualitas perencanaan. Pelaksanaan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan, sehingga kerjasama dalam keselarasan program pendidikan di sekolah, keluarga dan masyarakat sebagai Tri Sentra pendidikan dalam membangun ekosistem pendidikan yang kondusif untuk menumbuh kembangkan karakter dan budaya berprestasi peserta didik.
"Saya berharapkan FGD hari ini ada hasilnya dan bisa diterapkan didunia pendidikan di Kabupaten Muaraenim," jelasnya.
Masih dikatakan Teguh, didalam mendidik anak terlebih dahulu harus keluarga yang memperhatikan, baru lingkungan dan bakat anak. Sebab didalam pendidikan karakter sebanyak 83 persen dipendidikan rumah tanga, dan hanya 17 persen disekolah. Namun masalahnya sekarang orangtua siswa banyak menyerahkan seluruhnya ke sekolah semua. Pengawasan anak-anak perlu, apa artinya kita sukses dikarir tetapi dalam mendidik anak-anak tidak sukses.
Ditambahkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muaraenim
Irawan Supmidi SPd SMn MM didampingi Ketua Pokja Pendidikan Keluarga Dra Sri Hidayati MSi yang juga menjabat sebagai Kabid PAUD Disdikbud Muaraenim mengatakan bahwa saat ini, anak-anak bangsa sepertinya mengalami degradasi moral dan mental, untuk itu pihaknya berupaya mencari cara agar anak-anak tetap menjaga persatuan dan kesatuan, cinta tanah air, setia pada pancasila, hormat dan patuh pada orantua dan guru, beragama dan sebagainya. Namun hal tersebut tidak akan berhasil jika tidak didukung oleh semua pihak terutama keluarga sendiri. Sebab keluarga adalah cara yang paling efektif saat ini. Untuk itu, pihaknya mengharapkan usul, aspirasi dan saran dalam pembinaan kedepan baik itu pembinaan pendidikan keluarga maupun di sekolah.
Saat ini, lanjut Irawan, pihaknya melihat seperti ada miss komunikasi antara orangtua dengan pihak pengelola pendidikan. Sepertinya orangtua cenderung menyerahkan anaknya kepada sekolah untuk mendidiknya padahal pendidikan keluargalah yang paling berpengaruh dalam pembentukan karakter anak dalam mencerdaskan anak bangsa sesuai cita-cita bangsa Indonesia.(ari)
CAPTION FOTO :
Diskusi : Rapat Forum Group Diskusi (FGD) ke-2 Pokja Program Pendidikan Keluarga Pada Satuan Pendidikan diruang Rapat Pangrifta Sriwijaya Bappeda Muaraenim, Senin (23/12/2019).


0 Response to " "
Post a Comment