Bupati Muba : Manusia Harus Bersahabat Dengan Alam
//Fokus Jaga Habitat Hewan Dilindungi
SEKAYU, SRIPO --Krisis konflik antara satwa liar dan manusia akhir-akhir ini makin marak dan cukup memprihatinkan. Terutama kasus harimau menyerang warga di Sumatera Selatan hingga tewas. Mananggapi kasus tersebut, Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin menyatakan keprihatinan mendalam, dan menyerukan pentingnya pelestarian habitat satwa liar.
Apalagi kabupaten Muba sendiri sebagaimana diketahui merupakan salah satu kawasan perlintasan dari hewan yang dilindungi tersebut. Maka itu Dodi menekankan agar masyarakat lebih waspada dan tidak merusak habitat mereka.
"Intinya manusia harus bersahabat dengan alam. Jika habitat satwa liar rusak, maka harimau atau gajah akan menjelajah mencari pakan di lingkungan manusia. Itulah sebabnya terjadi konflik antara satwa dan manusia," ujar Dodi yang juga Ketua Lingkar Temu Kabupaten Lestari di Indonesia.
Ia menambahkan, sejak dua tahun lalu, Muba telah bekerjasama dengan Proyek Kelola Sendang–ZSL untuk melakukan konservasi alam dan pembangunan hijau di wilayahnya. "Proyek ini telah melakukan survei populasi dan ketersediaan pakan harimau di wilayah Dangku dan Sembilang," jelasnya.
Saat ini Dodi bersama dengan Forkopimda terus gencar melakukan sosialisai dalam penjagaan habitat. Saat ini meski Muba terdapat habitat satwa liar, namun konflik relatif rendah. Hal ini terjadi karena kerjasama sangat baik antara Pemerintah Kabupateb Muba, BKSDA Sumsel dan mitra pembangunan.
"Muba sebagai kabupaten pembangunan hijau harus mendukung pemulihan habitat satwa liar. Saya mengimbau seluruh masyarakat terutama yang tinggal sekitar hutan untuk turut menjaga dan memulihkan habitat satwa, agar tidak terjadi konflik yang menimbulkan korban," tegasnya.
Deputi Direktur Proyek Kelola Sendang, David Ardhian menambahkan, penanganan konflik satwa liar dan manusia telah disiapkan di Muba. Tahun lalu Kelola Sendang mendukung BKSDA Sumsel dan Pemkab Muba menangani kasus lepasnya seekor gajah dari habitat aslinya PT. REKI.
"Gajah merusak tanaman warga, terjadi konflik dengan penduduk setempat. Berkat langkah cepat dari Pemkab Muba, tim dari BKSDA Sumsel dan Kelola Sendang bisa segera sosialisasi ke masyarakat dan menggiring gajah tersebut kembali ke habitat aslinya," ujar David.
Survei yang dilakukan Kelola Sendang ZSL bersama BKSDA Sumsel dan TN Berbak Sembilang menemukan adanya jejak harimau dan gajah dari pemasangan kamera trap. Di Sembilang sendiri teridentifikasi ada 22 ekor gajah dan hasil analisis sementara ada 8-10 ekor harimau. Sementara itu di Dangku tidak ditemukan harimau di kamera trap, namun telah terkonsentrasi di PT. REKI yang diperkirakan 15-20 ekor harimau dan 8 ekor gajah.
"Angka populasi satwa harus merujuk pada data resmi KLHK. Kelola Sendang lebih fokus membantu kolaborasi para pihak dalam pemulihan habitat satwa liar. Restorasi habitat di Dangku dimulai sejak tahun 2017 dengan melibatkan masyarakat," ungkapnya. (dho)
0 Response to "Bupati Muba : Manusia Harus Bersahabat Dengan Alam"
Post a Comment