Foto: SRIPO/EVAN HENDRA
Teks Foto: UBI RACUN - Petani singkong racun saat melakukan penggarapan lahan. Namun khawatir musim hujan masih lama sehingga tanamannya bisa mati.
Petani Ubi Racun Tunda Garap Lahan
MARTAPURA, SRIPO - Musim kemarau yang sudah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir menyebabkan petani mulai kesulitan untuk menggarap lahan perkebunan. Seperti petani ubi racun yang terpaksa membiarkan lahannya terbengkalai hingga musim hujan tiba untuk kembali menggarap lahan.
"Bulan lalu ketika hujan turun saya memanen singkong. Biasanya usai panen langsung dibajak dan ditanami kembali. Namun karena saat ini musim kemarau, jadi terpaksa ditinggalkan dulu dan menunggu hujan turun," ungkap Angga (23) warga Martapura Selasa (12/11).
Menurut Angga, kondisi lahan saat ini masih cukup keras dan belum bisa dimanfaatkan untuk menanam ubi. Bahkan jika dipaksakan menanam bisa jadi tanamannya akan mati karena kekurangan air. Terpaksa saat ini menunggu hingga hujan turun baru melakukan pembajakan dan penanaman.
"Jika sudah musim penghujan penggarapan dan penanaman bisa langsung dilakukan. Jika jika baru hujan satu atau dua kali kita belum berani untuk menanam karena dikhawatirkan hujan tidak berlangsung lama," katanya.
Untuk harga kata dia, saat ini cuku penggiurkan karena diatas Rp. 1.000 per kilogramnya bahkan jika sedang beruntung bisa mencapai hingga Rp. 1.500 per kilogramnya. Untuk saat ini tanaman ubi racun sangat menjanjikan dibandingkan tanaman karet yang harganya fluktuatif dan tidak menentu.
"Dibanding tanaman karet masih mendingan tanaman ubi racun. Harga dan hasilnya masih menjanjikan. Mudah-mudahan kedepan harga getah karet bisa kembali normal sehingga perekonomian masyarakat bisa meningkat," katanya. (hen).
0 Response to "Berita Martapura Selasa (12/11) petani singkong racun"
Post a Comment