Foto: istimewa
Teks Foto: KEKERINGAN - Lahan sawah tadah hujan yang mengalami kekeringan akibat musim kemarau. Petani terancam gagal panen.
Sawah Tadah Hujan Terancam Gagal Panen
MARTAPURA, SRIPO - Musim Kemarau uang sudah mulai melanda sejak beberapa Minggu terakhir mulai dirasakan oleh masyarakat terutama petani padi. Selain pasokan air bersih di sumber air warga yang mulai mengering, lahan sawah yang mengandalkan air hujan mulai mengering dengan tanah yang mulai retak sehingga mengancam matinya tanaman padi yang sudah mulai mengeluarkan buah.
Meski kemarau baru beberapa Minggu, namun petani sudah mulai merasakan dampaknya. Lahan sawah tadah hujan petani mulai kehabisan stok air sehingga sebagian petani terpaksa melakukan pengairan dengan cara menyedot dari sumur bor. Namun sejumlah petani lainnya hanya bisa pasrah dan berharap hujan turun untuk mengairi lahan sawah mereka yang mulai mengering.
"Sawah mulai mengering. Tanaman padi mulai menguning. Mudah-mudahan hujan segera turun agar musim tanam kali ini bisa diselamatkan," ungkap Yusra salah satu petani sawah tadah hujan diwilayah kecamatan Madang Suku II.
Petani kata dia tidak bisa berbuat banyak untuk menyelematkan tanaman padi mereka selain berdoa. Karena untuk mengairi menggunakan sumur bor tidak semua petani memilikinya. Sedangkan saluran irigasi belum bisa dinikmati karena lokasi sawah mereka yang tidak dilewati oleh saluran irigasi.
Yusra mengaku sangat khawatir padinya akan mengalami gagal panen karena sudah beberapa hari terakhir lahan sawahnya mulai kering bahkan tanahnya mulai retak. Lahan sawah yang dimilikinya saat ini seluas tiga Hektare (Ha) dilanda kekeringan. Biasanya kata dia, hasil panen untuk lahan sawah yang digarapnya sekitar 21 ton padi. Namun jika melihat kodisi kekeringan saat ini diperkirakan hasil panen akan mengalami penurunan bahkan bisa jadi mengalami gagal panen akibat kekeringan.
"Tanaman padi saya sudah berusia satu stengah bulan. Akibat kekeringan saat ini satu petak sudah mulai mengering karena kekurangan pasokan air ditambah kondisi tanah sawah mengering hingga mulai retak," katanya.
Menurutnya, ratusan Ha sawah di desa tersebut, terancam mengalami kekeringan jika tidak segera ditanggulangi. Dirinya yang berupaya untuk menanggulangi kekeringan dengan menyedot air dari dalam sumur menggunakan mesin diesel masih mengalami kekurangan air.
"Yang dilanda kekeringan ada sekitar 15-20 Ha sawah. Sedangkan sawah milik saya sendiri seluas tiga Ha mengalami kekeringan, setiap hari terus saya lakukan pengisian air menggunakan mesin diesel. Total pengeluaran menggunakan diesel ini sudah mencapai Rp. 2 Juta lebih," katanya. (hen).
0 Response to "Berita martapura Kamis (18/7) sawah kekeringan"
Post a Comment