Jatantas Masih Buru Akbar
PALEMBANG, SRIPO - Direktur Ditreskrimum Polda Sumsel Kombes Pol Yustan Alpiani, menegaskan bahwa kini petugas masih memburu keberadaan Akbar (33), yang merupakan otak pelaku perampokan disertai pembunuhan terhadap korban Sofyan (43), sopir taksol.
Mengenai keberadaan tersangka Akbar apakah keberadaannya di wilayah Sumsel atau di luar Sumsel, Yustan mengatakan, petugas Jatanras masih terus melakukan pengembangan lebih lanjut.
Bahkan ultimatum tembak mati kembali ditegaskan, jika pelaku tidak menyerahkan diri maka akan ditindak tegas. Petugas dari Jatanras pun kini masih melakukan pemburuan terhadap tersangka Akbar. "Masih kita Lidik, jadi kita tunggu saja," ujar Yustan, ketika dihubungi, Minggu (18/11).
Ketiga tersangka yakni Ridwan alias Ridho (42), Frans (16), dan Acun (21), ketiganya kini masih menjalani pemeriksaan petugas penyidik Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel. Sementara ini ketiganya mengakui bahwa dalam mengeksekusi korban dengan cara dicekik lehernya.
Namun saat ini masih dikembangkan petugas, dikarenakan dari hasil forensik, terdapat luka pada kening dan rahang korban. "Semuanya masih kita periksa," singkat Yustan.
Sementara untuk mobil korban yakni Daihatsu Sigra warna hitam, kini telah tiba di Palembang dan terparkir di depan Jatanras Subdit III Ditreskrimum Polda Sumsel. Sebelumnya mobil korban ditemukan di kawasan Kabupaten Kerinci yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat.
Dari keterangan tersangka Acun dan Frans, terkuak bahwa sebelum korban Sofyan (43), dieksekusi dengan cara dicekik hingga tewas, korban sempat berteriak dan memohon minta ampun. Namun ketiga pelaku yakni Acun, Frans, dan Akbar (buron), tak menghiraukan permohonan korban.
Acun dan Frans mengakui, bahwa otak pelaku aksi yang mereka lakukan adalah rencananya tersangka Akbar yang kini masih buron.
Sebelumnya Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel AKBP Yoga Baskara mengatakan, mobil korban ditemukan dengan kondisi terparkir dipinggir jalan dengan keadaan kosong. Diketahui mobil dijual tersangka AK dengan harga Rp22,5 juta yang kemudian uangnya dibagi empat.
"Pelaku AK merupakan otaknya dalam kasus ini. Petugas di lapangan cukup kesulitan dalam ungkap kasus ini karena sedikitnya bukti dan petunjuk yang didapat. Apa lagi mayat korban ditemukan berdasarkan informasi masyarakat, karena tersangka RD mengaku lupa untuk lokasi membuang mayat korban," ujar Yoga.(bew)
0 Response to "1811bew2.kas"
Post a Comment