Buy and Sell text links

1511bew3.kas

Ada dua naskah



Frans Ketakutan Ditembak Mati
//Serahkan Diri ke Polsek Karang Dapo
//Berperan Cekik Sofyan

PALEMBANG, SRIPO - Franata Ariwibowo alias Frans (16), salah satu pelaku perampokan disertai pembunuhan terhadap korban Sofyan (43), akhirnya menyerahkan diri kepada petugas.

Diketahui Frans diserahkan pihak keluarganya ke petugas Polsek Karang Dapo Kabupaten Muratara, Kamis (14/11) sore. Sebelumnya Frans diketahui kondisinya ketakutan akan ultimatum Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain yang akan menindak tegas yakni ditembak mati jika tak menyerahkan diri.

Begitu juga dengan pihak keluarga Frans yang ketakutan dan akhirnya berinisiatif menghubungi Polsek Karang Dapo untuk menyerahkan Frans kepada petugas. Namun pihak keluarga meminta kepastian bahwa Frans tidak ditembak petugas.

"Ya benar pelaku inisial FR yang usianya sekitar 16 tahun atau 18 tahun ini sudah menyerahkan diri yang diantar pihak keluarga di Karang Dapo. FR ini statusnya sudah memiliki istri," ujar Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel AKBP Yoga Baskara, ketika dikonfirmasi.

Ditanyai mengenai peran FR pada aksinya yang menyebabkan korban Sofyan meninggal dunia, Yoga mengatakan, pelaku FR mengakui bahqa perannya yang mencekik korban. Namun saat ini masih terus dikembangkan lebih lanjut. "FR ini mengaku perannya yang mencekik korban. Saat ini kita masih melakukan pengembangan untuk menangkap dua pelaku lainnya," tegas Yoga.

Sebelumnya Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel telah menangkap satu pelaku yakni Ridwan alias Ridho (43), di kawasan Rawas Ulu Musirawas, Minggu (11/11). Kini dua pelaku sudah diamankan dan tinggal dua pelaku lainnya yang masih buron.

Diberitakan sebelumnya, Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara memberikan ultimatum kepada tiga pelaku. Ultimatum disampaikan kepada tiga pelaku untuk menyerahkan diri kepada petugas. Jika tidak menyerahkan diri dengan tenggat waktu yang ditentukan, ketiga pelaku akan diberikan tindakan tegas.

"Saya ultimatum kepada tiga pelaku untuk menyerahkan diri, kalau tidak akan kami sikat betul. Tiga pelaku ini akan kami kejar terus meskipun sampai ke liang kubur," tegas Zulkarnain.

Jenderal bintang dua ini menegaskan, dihimbau juga kepada pihak keluarga untuk membantu petugas. Jika mengetahui keberadaan ketiga pelaku, agar diajak untuk menyerahkan diri. "Jadi kami ultimatum supaya keluarga mengajak pelaku untuk menyerahkan diri saja. Kalau tidak, Sampai ke liang kubur pun akan kami kejar," tegas Zulkarnain.

Diberitakan sebelumnya, korban Sofyan (43) yang tercatat sebagai warga Sukawinatan Lorong Asoka RT 54 RW 07 Kelurahan Sukajaya Kecamatan Sukarami Palembang, dikabarkan hilang usai mengantarkan penumpang ke arah KFC Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, sejak Senin (29/10/2018).Hilangnya Sofyan pun berdasarkan keterangan Fitriani (32) yang merupakan istri Sofyan yang membuat laporan di SPKT Mapolda Sumsel, Selasa (30/10/2018).(bew)


--- Gigi Pastikan Jasad Korban Sofyan

PALEMBANG, SRIPO - Berdasarkan hasil otopsi dari tim forensik RS Bhayangkara Palembang, jasad yang tak utuh lagi dan tinggal tulang belulang itu dipastikan merupakan jasad korban Sofyan (43), sopir taksi online (taksol) yang menjadi korban perampokan disertai pembunuhan.

Kepastian ini disampaikan Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, ketika dikonfirmasi lebih lanjut mengenai pengembangan lanjutan otopsi, Kamis (14/11).

Jenderal bintang dua ini mengatakan, kepastian ini dilihat dari hasil rekam medis. Dikarenakan korban Sofyan diketahui pernah mencabut gigi kepada salah satu dokter spesialis. Hasil rekam medis itupun akhirnya dicocokan dengan susunan gigi yang ditemukan pada tulang belulang itu. 

"Berdasarkan laporan dokter forensik pagi tadi, dokter forensik menemukan struktur gigi korban ternyata pernah berobat ke dokter, dari rekam medis dan pencocokan ternyata benar dan dipastikan gigi itu adalah milik Sofyan," ujar Zulkarnain. 

Temuan tim forensik dari pencocokan gigi itu, Zulkarnain mengatakan, kemungkinan tak akan lagi dilanjutkan menunggu hasil tes DNA dari keluarga korban Sofyan. Dikarenakan struktur gigi merupakan salah satu hal yang meyakini identitas korban. "Jasad korban akan diserahkan kepada dan tidak perlu lagi menunggu hasil tes DNA, karena dari gigi saja sudah cukup," ujarnya.

Zulkarnain menambahkan, kuat dugaan korban tewas setelah dihantam dengan menggunakan benda tumpul pada bagian kepala dan rahang. Karena dari hasil otopsi tim forensik rumah sakit Bhayangkara Palembang, didapati retak dibagian tempurung kepala serta terdapat resapan darah yang ada disamping rahang sebelah kiri dengan kondisi remuk. 

Tentu hasil otopsi ini bertolak belakang dengan pernyataan tersangka Ridwan yang mengaku mengeksekusi korban dengan cara leher dicekik dan dijerat menggunakan tali.

Diketahui sebelumnya, jasad korban Sofyan (43), ditemukan petugas di hutan semak-semak kebun sawit  kawasan wilayah Lakitan Kabupaten Musirawas. Sebelumnya Hj Nurma (65), ibu kandung korban dan Rafli (15) putra pertama Sofyan sempat dilakukan pengambilan sampel DNA untuk dicocokan dengan temuan tulang tersebut  di rumah sakit Bhayangkara Palembang, pada Rabu (14/11/2018).(bew)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "1511bew3.kas"