Foto: SRIPO/EVAN HENDRA
Teks Foto: PALAWIJA - Salah satu petani melakukan penanaman palawija memasuki musim kemarau. Petani tidak bisa menanam padi.
Petani Beralih Tanam Palawija
//Memasuki Musim Kemarau
MARTAPURA, SRIPO - Musim kemarau yang sudah terjadi sejak beberapa bulan terakhir berdampak pada menurunnya volume air di bendungan Komering. Menurunnya debit air tersebut menyebabkan ratusan hektare (Ha) lahan sawah petani mengalami kekeringan.
Seperti yang terjadi di Desa Sukamulya Kecamatan Semendawai Suku III puluhan hektar sawah mengalami kekeringan sehingga membuat masyarakat beralih tanaman ke palawija.
Menurut Wantini salah satu petani di Desa Sukamulya mengaku beralih ke tanaman palawija untuk mengisi waktu kosong pasca panen hingga debit air kembali normal. Biasanya kata dia, memasuki musim kemarau, petani tidak bisa menggarap lahan sehingga menyebabkan peceklik.
"Walaupun sulit mudah-mudahan tanaman bisa tumbuh subur. Disini kami menanam palawija jenis kacang hijau, kacang tanah, dan kacang melati. Jangan sampai putus rezeki walaupun dalam keadaan apapun," katanya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian OKU Timur Ir Ruzuan Efendi, menuturkan kemarau panjang yang terjadi tidak berdampak besar bagi masyarakat OKU Timur karena masyarakat sudah terbiasa melakukan pergantian jenis tanaman selain padi ke palawija.
"Manfaatkanlah lahan lingkungan yang ada. Kita memiliki bendungan komering yang aliranya bisa mengairi lahan pertanianya. Jikapun keadaan seperti ini seharusnya petani menanam tanaman yang sedikit mebutuhkan air supaya tetap terkendali pertumbuhanya seperti kacang-kacangan," ujarnya. (hen).
0 Response to "Berita Martapura Rabu (24/10) beralih ke palawija"
Post a Comment