Buy and Sell text links

2410bew3.kas

Dua naskah

Foto Kak Syahrul

Foto tambahan
Surat wasiat n pistol




Aku Sudah Sangat Lelah... Maafkan Aku...

PALEMBANG, SRIPO - "Aku sangat sudah lelah... Maafkan aku..." Berikut kata-kata dari salah satu pucuk pesan surat yang diduga tulisan tangan Fransiskus Xaverius Ong (45). Satu surat pesan lagi bertuliskan kata-kata "Aku sangat sayang dengan anak dan  istriku... Choky & Snowy. Aku tidak sanggup meninggalkan mereka di dunia ini..."

Dua pucuk surat yang ditulis di kertas ukuran kecil bertinta spidol warna hitam, ditemukan di atas meja kerja FX Ong yang diantara layar monitor komputer dan keyboard. Ditemukannya dua pucuk pesan surat ini, menjadi salah satu bukti dugaan kuatnya bahwa FX Ong melakukan aksi bunuh diri dengan cara menembakan kepalanya menggunakan senjata api (senpi) jenis revolver.

Warga yang bermukim di Komplek Villa Kebon Sirih RT O5 RW 01 Kelurahan Bukit Sangkal Kecamatan Kalidoni Palembang, mendadak heboh dengan ditemukannya FX dan keluarganya meninggal dunia dengan kondisi luka tembak, Rabu (24/10) pagi.

Korban FX Ong dan istrinya bernama Margareth Yentin Liana (43), ditemukan tewas di kamarnya yang berada di lantai dua. Posisi korban FX Ong ditemukan yang terbaring di atas kasur bersama istrinya. Diketahui korban FX Ong, kedua tangannya masih memegang senpi jenis revolver yang merupakan buatan Taiwan.

Sementara kedua anak pasangan suami istri ini juga ditemukan tewas bersimbah darah di kamar masing-masing yang berada  di lantai bawah. Korban Rafael Fransiskus (18), anak pertama, ditemukan tewas di atas kasur yang kepalanya luka tembak. Begitu juga dengan anak keduanya yakni Kathylin (12), ditemukan tewas terbaring di atas kasur dengan kondisi kepala berdarah.

Tertulis kata-kata Choky dan Snowy pada pesan surat yang ditemukan, diketahui Choky dan Snowy adalah nama dua ekor anjing peliharaan keluarga FX Ong. Saat ditelusuri petugas di TKP, dua ekor anjing jenis poni ini ditemukan mati tertembak dan terendam di dalam bak kamar mandi lantai bawah.

Empat jasad korban dibawa petugas ke Kamar Jenazah RS Bhayangkara Palembang. Empat jasad hingga kini masih dilakukan otopsi oleh tim dokter forensik, untuk mengeluarkan proyektil peluru dan penyebab kematian.

Pihak kelurahan korban merasa terkejut atas kejadian yang tewasnya FX Ong bersama istri dan kedua anaknya. Mengenai penyebabnya, pihak keluarga sama sekali tak mengetahui. "Saya baru dapat kabar pagi sekitar pukul delapan. Kalau untuk masalahnya kami tidak tahu, karena tidak ingin mencampuri urusan rumah tangganya," ujar Effendi (50), kakak korban Margareth.

Untuk masalah ekonomi keluarga FX Ong, Effendi mengatakan, sama sekali tidak ada kekurangan atau masalah. FX Ong terbilang cukup mapan dalam hal ekonomi, terbukti memiliki usaha yang cukupanu di bidang interior dan lainnya. Bahkan FX Ong membeli rumah yang ada disebelah untuk dijadikan kantornya.

Sebelumnya adik iparnya ini sempat memberikan seekor anjing peliharaan kepadanya. Tak lama kemudian, keluarga FX Ong kembali membeli dua ekor anjing untuk dipelihara. Jadi untuk masalah ekonomi tidak ada kekurangan.

Malam sebelum pagi harinya ditemukan tewas, Effendi mengatakan, menurut salah seorang asisten rumah tangganya, sekitar pukul 21.00 FX Ong masih sempat mengobrol dengan tetangganya. Kemudian FX sempat memasak mi untuk makan malam. Bahkan pada dini hari, diketahui FX Ong sempat chat di grup WhatsApp (WA) teman-teman SMA Xaverius Lubuk Linggau yang mengirim pesan untuk pamit.

Ada pun isi pesan yang dikirim FX Ong atau yang akrab disapa Amat berisikan pesan pada pukul 02.48 "Maafkan aku... teman-teman... Memanglah kebaikank saja Jangan membicarakan kejelekanku... Jalan kalian masih panjang (yang ditambahkan simbol pamitan)". Pesan yang dikirim FX Ong sempat ditanyai teman-temannya, namun tidak dibalasnya.

"Saya tahu  dia (FX Ong) mengirim pesan ke grup WA teman-teman SMAnya. Pesannya untuk memohon maaf, dan minta hanya perbuatan baiknya saja yang dikenang. Sebelumnya juga dia sempat memberikan burung peliharaan ke teman-temannya. Kami dari keluarga sangat terkejut, karena selama ini dia dan keluarganya rajin setiap Minggu ke gereja. Kalau sudah selesai (otopsi), akan kami bawa ke rumah duka di Charitas," ujar Effendi.

Dikalangan tetangga dan karyawannya, FX Ong dikenal baik dan supel dengan siapa saja. Diketahui FX Ong juga tergabung dalam komunitas pencinta burung. Namun sejak beberapa bulan lalu, FX Ong membagi-bagikan burung peliharaannya ke teman-temannya. Burunh yang dibagikan yakni burung jenis Murai dan Carter.

"Saya ini baru dua bulan kerja dengannya, kalau lagi kumpul dia ini orangnya sangat baik. Setahu saya dia ini orangnya selalu bahagia dan sepertinya tidak ada masalah. Jujur, saya sangat terkejut dengan kejadian ini. Saya kenal dengan dia, saat masih tergabung dalam komunitas pecinta burung," ujar Nanang, salah satu karyawan korban.

Rumah keluarga FX Ong berdiri cukup mewah yang berada di dalam komplek di Jalan Kebun Sirih  Villa Griya Kebun Sirih Blok A 18 RT 05 RW 01 Kelurahan Bukit Sangkal Kecamatan Kalidoni Palembang. Tampak di luar rumah, terdapat 10 kamera CCTV yang terpasang. Rumah korban berlantai dua dan dibagi dua. Sebelah kanan rumah tinggal dan disebelahnya dijadikan kantor yakni CV Frantincom yang bergerak di bidang pengadaan ATK.
Dari keterangan tetangga korban, tidak diketahui adanya peristiwa yang membuat FX Ong beserta keluarganya tewas. Bahkan pada malam saya sekali tidak ada suara tembakan. "Kami tidak tahu kejadiannya. Tiba-tiba karyawannya sudah menemukan ada yang tewas. Setahu saya bapak Fransiskus ini sudah tinggal lima tahun dan rumahnya dijadikan kantor. Bapak Fransiskus ini orangnya baik dan juga keluarganya," Firman (42), tetangga korban.

Sementara itu di lokasi kejadian, Direktur Reskrimum Polda Sumsel Kombes Pol Budi Suryanto mengatakan, petugas masih melakukan  penyelidikan. Namun dipastikan tidak ada yang barang hilang di dalam rumah korban. Petugas juga menemukan kertas bertuliskan tangan tersebut dan dijadikan barang bukti yang akan diperiksa oleh penyidik.

"Nanti akan dicocokkan dulu sama penyidik, itu tulisan tangan siapa. Saat ini jenazah para korban pun masih dalam proses untuk otopsi dan mengeluarkan proyektil yang masih bersarang di jasad para korban. Senjata korban tidak ada peredam, mungkin saja saat ditembak memakai bantal atau yang lainnya. Intinya saat ini masih menunggu hasil labfor," ujar Budi.(bew)

--- Masalah Pribadi Tertutup
PALEMBANG, SRIPO - Petugas gabungan Ditreskrimum Polda Sumsel, Satreskrim Polresta Palembang, Reskrim Polsek Kalidoni Palembang, hingga kini masih melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap sejumlah saksi terkait tewasnya korban FX Ong dan keluarganya.

Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara yang sempat ke Kamar Jenazah RS Bhayangkara Palembang mengatakan, motif tewasnya satu keluarga ini masih didalami.  Dari hasil pemeriksaan awal terhadap dua pembantu serta sopir korban, diduga FX Ong nekat mengakhiri hidup lantaran menolak diceraikan oleh Margareth Lentin Liana (43) yang merupakan istri korban. 

"Dugaannya ada masalah keluarga, ada pesan pembicaraan di whatsapp korban, jika istrinya minta cerai tapi korban (FX Ong) menolak, kira-kira begitu isi pesannya," kata Zulkarnain. 

Dugaan bunuh diri bersama dua anak dan istrinya juga dikuatkan dengan beberapa pesan terakhir FX Ong melalui surat tulisan tangan dan pesan di whatsapp.  Begitu juga percakapan terakhir FX Ong bersama sang istri. 

"Karena dia tidak rela dan tidak ikhlas untuk dicerai sama istrinya, sehingga dia mengambil keputusan untuk bunuh diri, tapi tidak tega meninggalkan anak dan istri sehingga ikut dibunuh. Bahkan dua anjingnya juga dibunuh di dalam bak mandi," jelas Zulkarnain. 

Selain itu juga tak menemukan harta benda korban yang hilang serta kerusakan yang ada di rumah. Korban memang ditemukan ada memegang senjata. Apakah bunuh diri atau tidak, tunggu forensik. Tetapi yang jelas semua peluru masih bersarang di kepala keempatnya.

"Saat ini kita juga  masih menunggu hasil dari scientific investigation, untuk lebih memastikan bunuh diri atau bukan," ujarnya.

Jenderal bintang dua ini memastikan senjata api jenis revolver bertulis made in Taiwan itu ilegal. "Korban ditemukan memegang senjata dan semua peluru bersarang di kepala. Sejauh ini dipastikan senjata api ini tak ada izin alias ilegal, kami sudah cek ini semuanya," ujarnya.

Namun untuk memastikan apakah senjata api adalah organik ataupun non organik, belum bisa dipastikan. Akan tetapi nomor senjata api sejauh tidak ada terdaftar di perbakin atau di polisi.  Untuk mendalami berbagai kemungkinan penyebab kematian satu keluarga ini, polisi juga memeriksa ponsel, laptop dan sejumlah barang bukti di rumah korban.

"Keseharian kepala keluarga dikenal sering fitnes dan memiliki bentuk tubuh yang sehat dan atletis. Namun, Fransiscus dikenal tertutup untuk masalah pribadi," ujarnya.


Kabar tewasnya Ong itu diketahui petugas kepolisian dari pembantu yang menemukan korban dan anaknya sudah tidak bernyawa lagi di dalam kamar masing-masing.

Dari nformasi yang dihimpun, sekitar pukul 06.00 dua asisten rumah tangga yakni  Dewi (28) dan Sarah (20) hendak beraktifitas untuk membuat sarapan serta membersihkan rumah. 

Saat masuk ke dalam kamar Rafael, Dewi dan Sarah dibuat terkejut melihat korban dalam keadaan tertelungkup bersimbah darah dan ditemukan luka bekas tembakan dibagian kepala, hingga ia pun berteriak minta tolong.

Para tetangga yang mendengar teriakan itu, langsung datang ke rumah korban bersama Purwadi ketua RT setempat. Usai menemukan anak korban, mereka langsung menghubungi pihak kepolisian.

Pukul 07.30 Wib anggota Polsek Kalidoni dan Polda Sumsel datang ke lokasi dan menemukan tiga korban lain yang juga tewas tertembak dibagian kepala, yakni Kathlyn Fransiskus anak perempuan korban dalam keadaan terlentang didalam kamar, selanjutnya Fransiskus Xaverius Ong dan Margaret Yentin Liana dengan tertembak didagu dalam satu kamar.(bew)

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "2410bew3.kas"