Sukses Story
Foto --- MANG JACK
Tukang Cuci Kunci di Bengkel Jadi Kurator
//Perjalanan Karir M Arifudin
BERPROFESI sebagai kurator yang tugasnya menyelesaikan kasus kepailitan, sama sekali tak terbayangkan. Bahkan dulunya pria ini hanyalah seorang helper atau anak buahnya tukang bubut di bengkel las yang kerjanya mencuci kain lap dan peralatan perkakas. Bagaimana perjalanan karir pria yang dikenal sangat sederhana dan memiliki senyuman ciri khas ini. Berikut wawancara Wartawan Sriwijaya Post Welly Hadinata dengan kurator Muhamad Arifudin.
Sripo: Menjadi seorang kurator, apakah memang sudah menjadi cita-cita anda sebelumnya?
Arifudin: Jujur saya katakan, berprofesi kurator dan juga sebagai advokat saat ini sama sekali tidak terbayangkan. Namun karena pendidikan saya terutama pendidikan strata satu yakni sarjana hukum, akhirnya saya merintis karir menjadi advokat dan kurator.
Sebetulnya pada masa kecil dulu apa cita-cita anda?
Dulunya waktu masih kecil, cita-cita saya itu bisa bekerja saja sudah cukup. Karena saya lahir bisa dikatakan dari keluarga yang susah. Kedua orang tua saya kerjaannya PKL (Pedagang Kaki Lima) di Pasar Salatiga. Waktu SD saya ikut bekerja di Pasar Salatiga dan kerjanya itu mengisi ulang korek gas. Untuk menyambung sekolah menengah atas saja, kedua orang tua saya kesulitan uang. Saya ingat betul waktu itu mau masuk SMK Muhammadiyah di Salatiga, harus membayar uang pendaftaran sebesar Rp530 ribu. Saat itu orang tua sama sekali tidak ada uang. Alhamdulillah akhirnya dibantu warga di kampung saya untuk melanjutkan sekolah di SMK. Jadi kalau ditanya cita-cita pada masa kecil, dulunya itu hanya berkeinginan bisa bekerja yang halal saja sudah cukup yang tujuannya untuk membantu orang tua dan keluarga saya.
Bisa diceritakan perjalanan karir anda?
Berbicara soal karir, mulanya selesai sekolah SMK saya bekerja di bengkel pabrik sawir. Kerja saya waktu itu sebagai seorang helper atau anak buahnya tukang bubut yang kerjanya mencuci kain lap dan kunci-kunci peralatan bengkel yang dipakai tukang bubut. Kerja sebagai helper itu saya lakoni selama satu tahun. Kemudian saya merantau ke Bangka dan menjadi tukang bubut di bengkel selama dua tahun. Tak lama kemudian saya berhenti dan merantau ke Palembang dan melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum UMP.
Bagaimana biaya kuliah sampai selesai?
Saya daftar kuliah itu hasil tabungan saya selama kerja di bengel. Selama kuliah saya berpindah-pindah atau numpang ke tempat teman. Memang selama kuliah, saya nyambi berjualan kaos kaki ke sekolah-sekolah untuk biaya sekolah. Karena keluarga di Salatiga memang tidak ada biaya untuk membayar kuliah saya. Alhamdulillah nyambi jualan kaos kaki dan juga jaga rental komputer, bisa untuk membiaya kuliah saya.
Lalu bagaimana proses anda akhirnya menjadi advokat dan juga kurator?
Selesai kuliah saya masih sempat jaga rental komputer, lalu kemudian saya ikut proses pendidikan advokat dan lulus. Selama menjadi advokat di Jakarta dan di Palembang, lalu saya ikut lagi pendidikan kurator dan alhamdulillah lulus. Profesi kurator itu adalah orang perseorangan yang ditunjuk Pengadilan Niaga untuk mengurus dan membereskan harta debitur pailit dalam perkara kepailitan. Selama ini saya pernah menyelesaikan kasus kepailitan dengan aset hutang debitur itu mencaai satu triliun rupiah. Saya di Palembang saat ini juga masih sedang proses menyelesaikan kasus kepailitan.(bew)
- Biofile -
Nama : Muhamad Arifudin
TTL : Salatiga, 5 April 1984
Profesi : Advokat & Kurator
Alamat Kantor :
1. Arifudin & Susanto Law Firm, The H Tower Lantai 18 18-F No.1807 Jalan H Rasuna Said Kav.20 Karet Kuningan Jakarta Selatan
2. Arifudin & Susanto (ASP Law Firm), Jalan R Sukamto Kecamatan Kemuning Palembang
Nama Istri : Juliyanti SE
Nama Anak
1. Nada Nadifah Arifudin Alfathiya
2. Azka Nur Syifa Arifudin
3. Abdillah Arifudin Alfatih
Pendidikan
- SD Negeri 4 Salatiga
- SMP Negeri 2 Salatiga
- SMK Muhammadiyah Salatiga
- Strata Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang
- Magister Hukum Universitas Gadja Mada
0 Response to "1003bew1.kot"
Post a Comment