Teks foto
SRIPO/WELLY HADINATA
REKONTRUKSI --- Sejumlah adegan yang diperagakan pelaku pada rekontruksi yang digelar di halaman Lapangan Tembak Polda Sumsel Jalan Jendral Sudirman KM 4 Palembang, Senin (20/11). Foto Insert: Lisnawati, istri korban yang menangis menjalani rekontruksi
Mereka Itu Iblis Tak Ada Hati Nurani
//Kasus Pembunuhan Tauke Kopi
//Belawong Cs Jalani Rekontruksi
PALEMBANG, SRIPO --- "Kalian memang tidak ada hati nurani, kalian ini seperti iblis, apa salah keluarga kami ini," teriak Lismawati, istri korban pembunuhan saat mengikuti rekontruksi di halaman Lapangan Tembak Polda Sumsel Jalan Jendral Sudirman KM 4 Palembang, Senin (20/11).
Lismawati (41), istri korban Darul Khutni, tauke kopi di Pagaralam yang dirampok dan dibunuh komplotan Belawong cs, terus menangis histeris sepanjang menyaksikan jalannya rekontruksi. Bahkan Lismawati pun tak sanggup ikut mengikuti adegan rekontruksi sehingga perannya pun digantikan.
"Saya rela di penjara, asal mereka semua itu mati karena mereka itu iblis. Saya tidak ikhlas, nyawa harus dibayar nyawa. Mereka itu sudah membuat susah keluarga kami," ujar Lisnawati yang sempat menendang pelaku.
Isak tangis juga terlihat raut wajah dari Dinda Anugrah (18), anak korban. Namun Dinda tampak tegar dan sabar menyaksikan jalannya rekontruksi. Dinda pun berusaha menenangkan ibunya untuk sabar, agar rekontruksi berjalan lancar.
"Sudahlah mak, bapak tidak balik lagi. Kita ini beragama biarlah akhirat nanti yang balas. Biar polisi yang menghukumnya," ujar Dinda yang meminta Lismawati, ibunya untuk tetap tenang dan sabar.
Begitu juga dengan Ahmad Brilian (16), anak korban yang tampak tenang dan semat mengikuti adegan rekontruksi. "Waktu kejadian itu yang ada di rumah cuma ada bapak, ibu dan saya. Kalau ayuk (Dinda) ada di Palembang. Waktu itu saya takut sekali, perampok itu masuk ke rumah dengan cara dobrak pintu. Kepala saya ditodong pistol dan diikat. Bapak kena tembak waktu di kamar, saat perampoknya dobrak pintu untuk ambil uang," ujar Ahmad Brilian, anak korban.
Subdit 3 Ditreskrimum Polda Sumsel yang dipimpin Kanit 4 Kompol Zainuri didampingi Panit Ipda Taufik Ismail, menggelar rekontruksi kasus perampokan disertai pembunuhan atas korban Darul Khutni di rumah korban Desa Bandar Kelurahan Kance Diwe Kecamatan Dempo Selatan Kota Pagaralam, Sabtu (5/8) pukul 03.00.
Tiga pelaku yang menjalani rekontruksi yakni Misgianto alias Belawong, Gusti Komang, dan Eko Riadi. Sedangkan empat pelaku yang masih DPO yakni Sapar alias Wak Sapar, Mirdan alias Sikil, Lan alias Wak Lan dan Gunawi alias Gun, yang keempatnya diperankan petugas.
Sebanyak 22 adegan diperagakan pelaku. Mulai dari penyusunan rencana, hingga eksekusi perampokan yang disertai pembunuhan. Dari sejumlah adegan yang diperagakan komplotan Belawong cs, aksinya terbilang cukup sadis. Pintu rumah korban didobrak pelaku menggunakan kayu balok.
Pada adegan ke 8, pelaku mendobrak pintu kamar korban yang di dalam kamar ada korban Darul Khutni dan Lismawati, istri korban. Korban dan istrinya mencoba menahan pintu dari dobrakan pelaku. Namun pelaku Gusti Komang menembakan senpinya ke arah pintu sebanyak dua kali dan juga pelaku Lan yang menembakan satu kali dari pentilasi pintu.
Tembakan kedua pelaku mengenai paha korban Darul dan menyebabkan korban meninggal dunia. Komplotan Belawong cs pun menggasak uang korban senilai Rp500 juta dan satu unit ponsel merek ASUS.
Pada adegan komplotan Belawong cs semat dihadang warga. Namun Belawong cs menodongkan senpi yang membuat warga mundur. "Kami ini rampok bukan polisi. Kami tembak, siapa yang menghalangi," teriak Misgianto alias Belawong yang memperagakan adegan ke 11 sembari menodongkan senpinya ke arah warga.
Ketiga pelaku yang menjalani rekontruksi tampak pasrah. Bahkan pelaku Gusti Komang meminta maaf kepada keluarga korban. Keluarga dan kerabat korban yang menyaksikan jalannya rekontruksi, tak henti-hentinya mengutuk perbuatan ketiga pelaku.
"Saya memang menembak, tapi peluru yang kena korban itu pelurunya Lan. Kami menembak itu hanya untuk menembak pintu saja dan bukan secara sengaja mengeksekusi korban," ujar Gusti Komang yang merupakan otak pelaku peramporkan bersama Misgianto alias Belawong.(bew)
--- 14 Pelaku Masih DPO
PALEMBANG, SRIPO --- Kasubdit 3 Ditreskrimum Polda Sumsel AKBP Erlin Tangjaya mengatakan, sebanyak 22 adegan diperagakan pada rekontruksi sesuai kronologis kejadiannya. Komplotan Belawong cs ini merupakan spesialis perampokan di empat propinsi yakni Jambi, Bengkulu, Sumsel, dan Lampung.
"Untuk TKP di Pagaralam, ada empat pelaku lagi yang belum tertangkap dan kini masih dalam pengejaran. Totalnya ada 14 pelaku lagi yang masih DPO untuk TKP di empat propinsi dan kini masih terus diburu. Kita sudah koordinasi dengan Polda Jambi, Lampung, dan Bengkulu untuk memburu pelaku," ujarnya.
Erlin Tangjaya menegaskan, aksi komplotan Belawong cs memang dikenal sadis dan tidak segan-segan membunuh korban. Dalam askinya, komplotam Belawong cs ini memiliki peran masing-masing. Pelaku menggunakan senjata api rakitan yang dipasok pelaku S.
"Setiap kali beraksi perampokan pada tiap daerah, komplotan ini diduga memiliki pelaku yang asli dari orang daerah setempat. Karena komplotan ini mengetahui orang-orang yang menjadi targetnya," ujarnya.
Meskipun belum menangkapa seluruh pelaku, Erlin Tangjaya menmabahkan, berkas kasus untuk ketiga pelaku akan secepatnya dilimpahkan ke pihak kejaksaan untuk disidang.
"Ketiga pelaku kita kenakan pasal 340 KUHP, pasal 338 KUHP, dan pasal 365 ayat 3 KUHP yang ancamannya hukuman mati. Pastinya komplotan ini memang sudah spesialis dan kita kenakan pasalyang sesuai perbuatannya," tegasnya.(bew)
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
0 Response to "2011bew1.kas"
Post a Comment