Perampok Ibu Hamil Menjadi Perhatian
KAYUAGUNG, SRIPO -- Komisi IV DPRD OKI, ternyata sudah melakukan aksi nyata, terhadap kasus perampokan terhadap pasien di kamar nomor 3 Rumah Bersalin (RB) Yefana alias RB dr Fanhar, Jalan Letnan Muchtar Saleh Kayuagung. Bahkan, dewan sudah membahas kasus tersebut terhadap pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) OKI, untuk ditindak tegas kelalaiannya.
Hal itu ditegaskan Ketua Komisi IV DPRD OKI Ahmad Mahidin SH MH, ketika dihubungi wartawan melalui ponselnya, kemarin (7/9). ''Ya, kebetulan kita hari ini rapat dengan pihak Dinkes OKI, dan kasus itu akan menjadi salah satu bahasan kita bersama pihak Dinkes," jelas Mahidin.
Menurut Mahidin, persoalan tidak adanya fasilitas keamanan, terutama sekuriti atau satpam, serta tak adanya kamera pengintai (CCTV), juga akan kita pertanyakan kepada pihak Dinkes. ''Apakah itu merupakan persyaratan untuk mendirikan klinik atau rumah bersalin atau tidak. Kalau masalah keamanan itu menjadi persyaratan, tentu klinik dr Fanhar akan kita evaluasi," tegas Mahidin seraya berharap sebelum dilengkapi yang benar klinik tak boleh beroperasi.
Namun, sambung Mahidin, pihaknya mengharapkan setiap klinik atau rumah bersalin, apalagi sekelas RB Yefana, itu harus ada fasilitas keamanannya. ''Kita akan pertanyakan semuanya kepada pihak Dinkes, selaku pemberi izin untuk pendirian klinik atau rumah bersalin itu," ujarnya.
Ditambahkan Mahidin, pihak Dinkes seharusnya juga mengimbau kepada klinik atau rumah bersalin di Kabupaten OKI, untuk mengutamakan keamanan, baik bagi pasiennya sendiri maupun bagi keluarga pasien.
''Kejadian di klinik dr Fanhar ini harus menjadi pembelajaran kita bersama. Artinya jangan sampai kejadian perampokan seperti ini terulang lagi, baik di klinik dr Fanhar sendiri maupun klinik-klinik atau rumah bersalin lainnya di Kabupaten OKI ini," tambah politisi Partai Demokrat ini.
Sedangkan sebelumnya, Kapolres OKI AKBO Ade melalui Kapolsek Kota Kayuagung AKP Feriyanto mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan secara lisan, dan personelnya sudah mendatangi lokasi kejadian. Dan memang, klinik tersebut tidak memiliki CCTV, serta penjaga keamanan.
"Kita belum melakukan pemeriksaan sepenuhnya terhadap korban, karena masih dalam perawatan. Dimana, korban baru melahirkan dengan operasi Caesar, dan melahirkan anak perempuan seberat 4,2 kilogram," jelas kapolsek.
Nantinya, tambah Feri, pihaknya akan memintai keterangan semua pihak yang dianggap mengetahui kejadian perampokan pasian di kamar klinik tersebut. ''Pihak klinik, terutama pemilik dan bidan yang piket saat kejadian, akan dimintai keterangan terkait kasus tersebut," tambahnya.
Sementara Ketua IPSM OKI Welli Tegalega SH, meminta pihak terkait untuk meninjau ulang izin praktik klinik dr Fanhar tersebut. ''Karena kita menduga, klinik ini tidak menerapkan SOP yang diterapkan pemerintah," tegas Welly.
Masih kata Welly, dengan dirujuknya pasien ke RSUD Kayuagung, setelah kejadian perampokan, membuktikan bahwa pihak klinik lepas tanggungjawab terhadap pasien. ''Ini namanya lepas tanggungjawab. Pasien itu sudah menjadi korban perampokan, kemudian dirujuk lagi ke rumah sakit, tanpa ada pembicaraan tentang kasus perampokan itu," jelas Welly ini namanya dr Fanhar tak punya hati nurani dan tak ada rasa kemanusian.
Welly berharap, dengan adanya peristiwa ini menjadi perhatian serius wakil rakyat di DPRD OKI, untuk bertindak memanggil pemilik klinik dan instansi terkait untuk membahas ketentuan yang sebenarnya dalam pemberian izin klinik. "Klinik ini sudah jelas kasat mata, bahwa tidak memenuhi SOP yang sudah diwajibkan. Sebelum SOP dinyatakan lengkap, klinik harus di tutup dalam pengoperasiannya," ungkap Welly yang mencurigai adanya permainan dalam izin buka praktek dan klinik.
Lebih lagi, ada informasi lain yang diterima wartawan, pihak klinik dr Fanhar dikabarkan telah menemui Dela, sang pasien korban perampokan di RSUD Kayuagung. Akan tetapi, pertemuan itu bukannya untuk menyelesaikan masalah perampokan, malah meminta Dela dan keluarganya untuk tidak membuka mulut kepada orang lain, terutama kepada media.
Terpisah, dr H Fanhar Basrin SpOG ketika dikonfirmasi wartawan melalui telepon genggamnya, menolak untuk diwawancarai. Alasan dr Fanhar, karena dirinya hendak berangkat ke Palembang. ''Maaf saya tak punya waktu, karena saya akan segera berangkat ke Palembang," ujarnya singkat. (mbd)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "3 Berita OKI"
Post a Comment