Buy and Sell text links

Gedung Rektorat Dikepung Ribuan Mahasiswa


Gedung Rektorat Dikepung Ribuan Mahasiswa

- Dua Mahasiswa Diamankan –
- Kaca Pintu Rektor Pecah –

INDERALAYA—Ribuan mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) dari berbagai Fakultas  menggelar aksi unjuk rasa di halaman gedung Rektorat kampus Unsri Inderalaya, Kamis (3/8) pukul 10.00.  Awalnya, mereka berkumpul di halaman terminal kampus Unsri. Lalu, bergerak menuju gedung Rektorat yang berjarak tak begitu jauh dari terminal. Sepanjang perjalanan, ribuan mahasiswa itu dikawal ketat tim gabungan aparat Kepolisian terdiri dari unsur Sabhara, Reskrim, Intel dan beberapa personil Polisi yang mengenakan pakaian dinas serta puluhan petugas keamanan kampus Unsri (Satpam). Sesampainya di pintu utama, ribuan mahasiswa itu berorasi sembari menyuarakan poin-poin tuntutan. Mahasiswa menuntut agar pihak Rektorat menurunkan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebanyak 50 persen kepada mahasiswa semester sembilan, menurunkan biaya UKT mahasiswa bidik misi ke level satu, memberikan transparansi UKT, serta menghentikan tindakan represif Rektorat dan mengaktifkan kembali tiga akun akademik mahasiswa yang telah dinonaktifkan. Tiga akun akademik milik mahasiswa yang dinonaktifkan yakni bernama Rahmat Farizal, Aditia Arief Laksana dan Ones Sinus Pangaribuan.                                         
Setelah lebih kurang tiga jam berorasi di luar pintu gedung Rektorat, tak ada satu pun dari pihak Rektor menemui pengunjuk rasa, dengan alasan Rektor Unsri Prof Dr Anis Saggaf MSCE tidak berada di tempat , beliau sedang berada di luar kota dalam rangka kunjungan kerja ke Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang. Begitu pun juga Wakil Rektor Dua, sedang berada di Palembang. Akhirnya, seizin pihak Rektorat petugas keamanan setempat mempersilahkan sejumlah perwakilan mahasiswa terdiri dari Wakil Presiden Mahasiswa BEM Unsri Bayu Aprilliawan beserta jajaran, untuk menghadap Wakil Rektor 3 Zulkarnain, dan Wakil Rektor 4 Ahmad Muslim. Mereka berunding di ruang rapat Rektor Unsri Prof Dr Anis Saggaf MSCE, diantara kedua belah pihak antara Wakil Rektor 3 dan Wakil Rektor 4 sempat terjadi perundingan alot dan diakhiri "deadlock". Karena, baik Wakil Rektor 3 maupun Wakil Rektor 4 tidak bisa memenuhi poin-poin tuntutan mahasiswa dengan alasan, keputusan sepenuhnya ada di tangan Rektor Unsri Prof  Dr Anis Saggaf MSCE. "Semuanya kan butuh proses yang harus dilalui. Sedangkan, mereka maunya tanpa proses. Jadi, intinya keputusan akhir ada di tangan pak Rektor yang nantinya akan berkoordinasi dengan pihak Dirjen Dikti Pusat," ujar Wakil Rektor 3 Zulkarnain didampingi Wakil Rektor 4 Ahmad Muslim. Saat disinggung awak media terkait laporan yang dilaporkan ke Polisi oleh pihak Rektorat terhadap Presiden Mahasiswa Rahmat Fahrizal yang dituduh melakukan pengujaran kebencian terhadap Rektor  dan mengancam akan membakar aset negara. Begitu pun juga, baik Wakil Rektor 4 maupun Wakil Rektor 3 tidak bisa memberikan komentar. "Keputusan akhirnya ada ditangan Rektor," katanya. 
Koordinator aksi Bayu Aprilliawan yang juga Wakil Presma BEM Unsri balik lagi ketempat sembari mengancam bila tuntutan mahasiswa tak dipenuhi. Maka, pihaknya akan kembali menggelar aksi lanjutan yang lebih besar lagi. "Kami menuntut pihak Rektorat segera menurunkan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebanyak 50 persen kepada mahasiswa semester sembilan, menurunkan biaya UKT mahasiswa bidik misi ke level satu, memberikan transparansi UKT, serta menghentikan tindakan represif Rektorat dan mengaktifkan kembali tiga akun akademik mahasiswa yang telah dinonaktifkan," serunya seraya membantah tudingan yang dilaporkan oleh pihak Rektorat ke Polisi. "Padahal dalam aksi damai yang kami lakukan beberapa waktu lalu, tidak ada satu pun fasilitas kampus yang kami rusak," tambahnya.(cr7)


Sempat Terjadi Kericuhan
INDERALAYA--Tak puas hasil dari perundingan itu, ribuan mahasiswa mencoba merangsek masuk ke gedung Rektorat yang dijaga ketat petugas keamanan kampus Unsri dan petugas Kepolisian.  Namun, upaya itu bisa diantisipasi oleh petugas keamanan. Namun, selang beberapa saat kemudian, terdengar suara pecahan kaca yang cukup keras. Ternyata, setelah diketahui pecahan kaca tersebut berasal dari arah pintu samping belakang gedung Rektorat Unsri. Sontak, mengetahui insiden itu, sejumlah petugas keamanan sekuriti kampus Unsri nampak lari sembari menghampiri dua orang mahasiswa yang berada di lokasi pecahan kaca. Lalu, saat diamankan sempat terjadi kericuhan antara dua orang mahasiswa yang diketahui bernama Dedi Satria mahasiswa FISIP dan Agus Rianto mahasiwa FKIP. Kedua mahasiwa itu, sempat menjadi bulan-bulanan petugas keamanan kampus Unsri. Melihat situasi itu, sejumlah aparat Kepolisian baik berpakaian dinas maupun pakaian bebas berusaha mengamankan dua orang mahasiswa itu ke ruang administrasi Rektorat Unsri. Sejumlah video mulai viral di media sosial (medsos). Dimana, dalam video itu petugas keamanan kampus melakukan aksi tak terpuji terhadap dua orang mahasiswa itu, begitu juga aparat Kepolisian. Menanggapi hal ini, Kapolres OI AKBP M Arief Rifai SIK membantah keras bila ada anggotanya di lapangan melakukan tindakan demikan terhadap mahasiswa yang demo. "Tidak ada petugas Kepolisian melakukan pemukulan. Kepolisian sifatnya mengamankan aksi yang dilakukan adik-adik mahasiswa kita agar aksi damai berjalan lancar. Sekali lagi saya tegaskan tidak ada," bantah Kapolres OI. Pantauan di lokasi, beberapa menit pasca insiden pecahan kaca pintu samping gedung Rektorat Unsri dan pemukulan terhadap mahasiswa, situasi diluar gedung halaman kampus Unsri mulai memanas, ribuan pendemo mencoba merangsek masuk. Namun, upaya itu tertahan. Aksi demo diakhiri, usai Wakil Rektor 3 Unsri menemui pendemo dan memberikan pernyataan bila tuntutan mahasiswa akan segera disampaikan kepada pihak Rektor. Barulah, mendengar ungkapan itu, ribuan mahasiswa secara berangsur-angsur membubarkan barisan.(cr7)


Teks photo : Ribuan mahasiswa memadati gedung Rektorat kampus Unsri Inderalaya.
Teks photo : Petugas keamanan kampus Unsri Inderalaya bersama aparat Kepolisian, berusaha mengamankan dua orang mahasiswa pendemo.


Terkirim dari Samsung Mobile.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Gedung Rektorat Dikepung Ribuan Mahasiswa"