Buy and Sell text links

20 Tahun Hidup Kami Tidak Nyawan

20 Tahun Hidup Kami Tidak Nyawan
* Warga Minta Tower Indosat Dibongkar
MUARAENIM, SRIPO---Warga Rt 16 dan Rt 18, BTN II Keban Agung, Kecamatan Lawang Kidul, Muaraenim, meminta pihak Indosat membogkar Tower Satelindo 008 (Indosat). Pasalnya semenjak tower berdiri, warga disekitar tower selalu dihantui rasa ketakutan dan cemas, diruang rapat Serasan Muaraenim, Jumat (28/7).
Dalam pertemuan tersebut dipimpin oleh Kasatpol PP Muaraenim Riswandar, didampingi dari Kepolisian dan TNI. Dari pihak warga diwakili lima orang yang dikoordinir oleh Bunyamin CS, sedangkan dari PT Indosat diwakili oleh Kudus Yan Harun. Selain itu juga dihadiri oleh instansi terkait baik dari Mupida dan Muspika Muaraenim.
"Semenjak tower berdiri tahun 1997, hidup kami tidak tenang terutama pada saat musim hujan dan angin kencang, karena takut tertimpa," ujar Buyamin warga BTN II Keban Agung.
Menurut Bunyamin, bahwa semenjak pendirian tower kami sudah merasa ditipu, sebab kami merasa tidak pernah memberikan izin mendirikan tower tersebut. Dan pada saat tower didirikan, pemukiman sudah ada dahulu baru tower. Dan kami sudah berkali-kali meminta tower tersebut dibongkar, bahkan terakhir kami berikan waktu satu tahun, dari tanggal 22 November 2016 hingga tanggal 22 November 2017. Jika tidak diindahkan maka kami akan bongkar sendiri tower tersebut.
"Kami sudah cukup bersabar, bahkan banyak peralatan yang tersambar petir semenjak keberadaa tower namun tidak ada ganti rugi dari pihak tower. Belum lagi radiasinya," ujar Jon warga BTN II Keban Agung.
Menanggapi hal tersebut dari PT Indosat yang diwakili Kudus, menyerahkan hal tersebut kepada pemerintah Muaraenim sepenuhnya, jika memang keputusannya harus pindah maka pihaknya akan pindah. Namun untuk saat ini, pihaknya meminta kepada masyakat untuk tidak lagi mengembok pagar tower, sebab pihak sangat terganggu ketika melakukan aktifitasnya seperti maintenance, pembersihan dan lain-lain,
"Kita akan patuh apapun keputusan Pemkab Muaraenim," ujar Kudus.
Sementara itu Kasatpol PP Muaraenim Riswandar yang memimpin sidang, mengatakan hasil rapat tadi belum ada keputusan, dan nanti akan diadakan pertemuan kembali antara kedua belah pihak pada tanggal 24 Agustus 2017. Pada rapat tersebut, kita meminta terutama pihak PT Indosat menghadirkan orang yang bisa mengambil keputusan sehingga permasalan ini tidak berlarut-larut. Dan selama proses perundingan, pihaknya berharap masing-masing pihak menahan diri. Untuk warga jangan lagi mengembok pagar tower biarkan petugas tower bekerja sambil menunggu hasil perundingan, dan pihak Indosat untul tidak lagi menyewakan tower sebagai tempat pemasangan.
"Kita selesaikan dahulu dengan cara musyawarah. Jika tidak ada titik temu terpaksa melalui jalur hukum," ujarnya.(ari)
CAPTION FOTO :
Rapat Tower : Pemkab Muaraenim memfasilitasi rapat antara warga BTN II Kebang Agung dengan pihak PT Indosat, tetang masalah keluhan tower, di ruang rapat Serasan Muaraenim, Jumat (28/7).

20 Tahun Hidup Kami Tidak Nyawan
* Warga Minta Tower Indosat Dibongkar
SRIPOKU,COM, MUARAENIM---Warga Rt 16 dan Rt 18, BTN II Keban Agung, Kecamatan Lawang Kidul, Muaraenim, meminta pihak Indosat membogkar Tower Satelindo 008 (Indosat). Pasalnya semenjak tower berdiri, warga disekitar tower selalu dihantui rasa ketakutan dan cemas, diruang rapat Serasan Muaraenim, Jumat (28/7).
Dalam pertemuan tersebut dipimpin oleh Kasatpol PP Muaraenim Riswandar, didampingi dari Kepolisian dan TNI. Dari pihak warga diwakili lima orang yang dikoordinir oleh Bunyamin CS, sedangkan dari PT Indosat diwakili oleh Kudus Yan Harun. Selain itu juga dihadiri oleh instansi terkait baik dari Mupida dan Muspika Muaraenim.
"Semenjak tower berdiri tahun 1997, hidup kami tidak tenang terutama pada saat musim hujan dan angin kencang, karena takut tertimpa," ujar Buyamin warga BTN II Keban Agung.
Menurut Bunyamin, bahwa semenjak pendirian tower kami sudah merasa ditipu, sebab kami merasa tidak pernah memberikan izin mendirikan tower tersebut. Dan pada saat tower didirikan, pemukiman sudah ada dahulu baru tower. Dan kami sudah berkali-kali meminta tower tersebut dibongkar, bahkan terakhir kami berikan waktu satu tahun, dari tanggal 22 November 2016 hingga tanggal 22 November 2017. Jika tidak diindahkan maka kami akan bongkar sendiri tower tersebut.
"Kami sudah cukup bersabar, bahkan banyak peralatan yang tersambar petir semenjak keberadaa tower namun tidak ada ganti rugi dari pihak tower. Belum lagi radiasinya," ujar Jon warga BTN II Keban Agung.
Menanggapi hal tersebut dari PT Indosat yang diwakili Kudus, menyerahkan hal tersebut kepada pemerintah Muaraenim sepenuhnya, jika memang keputusannya harus pindah maka pihaknya akan pindah. Namun untuk saat ini, pihaknya meminta kepada masyakat untuk tidak lagi mengembok pagar tower, sebab pihak sangat terganggu ketika melakukan aktifitasnya seperti maintenance, pembersihan dan lain-lain,
"Kita akan patuh apapun keputusan Pemkab Muaraenim," ujar Kudus.
Sementara itu Kasatpol PP Muaraenim Riswandar yang memimpin sidang, mengatakan hasil rapat tadi belum ada keputusan, dan nanti akan diadakan pertemuan kembali antara kedua belah pihak pada tanggal 24 Agustus 2017. Pada rapat tersebut, kita meminta terutama pihak PT Indosat menghadirkan orang yang bisa mengambil keputusan sehingga permasalan ini tidak berlarut-larut. Dan selama proses perundingan, pihaknya berharap masing-masing pihak menahan diri. Untuk warga jangan lagi mengembok pagar tower biarkan petugas tower bekerja sambil menunggu hasil perundingan, dan pihak Indosat untul tidak lagi menyewakan tower sebagai tempat pemasangan.
"Kita selesaikan dahulu dengan cara musyawarah. Jika tidak ada titik temu terpaksa melalui jalur hukum," ujarnya.(ari)
CAPTION FOTO :
Rapat Tower : Pemkab Muaraenim memfasilitasi rapat antara warga BTN II Kebang Agung dengan pihak PT Indosat, tetang masalah keluhan tower, di ruang rapat Serasan Muaraenim, Jumat (28/7).
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "20 Tahun Hidup Kami Tidak Nyawan"