Fofo: Ist
Teks Foto: BELAJAR - Bupati OKU Timur (Kiri) dan Bupati Tasikmalaya saat melakukan pertemuan dan pengembangan dalam pertanian padi organik.
Peluang Ekspor Beras Organik OKUT Semakin Besar
MARTAPURA, SRIPO - Peluang ekspor beras organik Kabupaten OKU Timur ke luar negeri semakin besar menyusul disetujuinya usulan Bupati OKU Timur HM Kholid MD kepada Gubernur Sumsel Ir H Alex Noerdin SH agar memberikan bantuan mesin pemisah beras patah dengan beras kepala. Hal itu diungkapkan Kholid Selasa (13/6) ketika diwawancarai saat menghadiri HUT Yon Armed ke-50 di markas Yon Armed Martapura.
Menurut Kholid, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani, berbagai cara dilakukan pemerintah salah satunya dengan berguru ke Kabupaten Tasikmalaya yang selama ini telah meng-ekspor beras organik ke Amerika dan Eropa dengan harga per kilogram mencapai Rp. 80 Ribu.
"Kami belajar kesana (Tasik) bagaimana caranya agar beras OKU Timur juga bisa di ekspor seperti mereka. Dan ternyata yang membedakan beras organik OKU Timur dengan beras Organik Tasik hanya kemasan dan pemisahan antara beras kepala dengan beras patah," katanya.
Setelah mendapatkan pengetahuan tersebut kata dia, pemerintah langsung melakukan berbagai upaya salah satunya dengan meminta bantuan kepada pemerintah provinsi berupa mesin pemisah beras yang Alhamdulillah sudah disetujui akan dianggarkan pada tahun 2018 mendatang oleh pemerintah Provinsi.
"Saat ini tinggal bagaimana caranya pemerintah memperluas tanaman padi organik sehingga ketika OKU Timur bisa ekspor keluar negeri, semuanya sudah tersedia dan tidak perlu kesulitan lagi," katanya sumringah.
Dikatakan Kholid, beras organik di OKU Timur saat ini menjadi salah satu produk unggulan yang akan menjadi ikon kabupaten OKU Timur kedepan. Dengan disetujuinya oleh pemerintah provinsi bantuan mesin pemisah beras tersebut, maka peluang OKU Timur untuk mengikuti jejak Kabupaten Tasikmalaya dalam ekspor beras organik semakin dekat.
"Petani akan benar-benar sejahtera jika cita-cita besar ini nantinya terwujud. Saat ini petani hanya menjual beras dengan harga Rp. 7-8 Ribu per kilogram. Dengan mengganti polda menjadi pertanian organik, petani bisa mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda," katanya. (hen).
0 Response to "Berita Martapura Rabu (14/6) peluang ekspor beras organik semakin besar"
Post a Comment