* Hadirkan BUMDes Percontohan di Indonesia
MUARAENIM, SRIPO---Sebanyak 20 Kepala Desa (Kades) dan 20 Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kabupaten Muaraenim, mengikuti Pelatihan Ketrampilan Manajemen BUMDes Se-Kabupaten Muaraenim, di gedung aula Serbaguna RSUD HM Rabain Muaraenim, Selasa (21/3).
Kegiatan tersebut dihadiri dan dibuka langsung oleh Wabup Muaraenim H Nurul Aman SH didampingi Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabuparen Muaraenim Drs H Emran Tabrani MSi. Sedangkan nara sumber yakni Direktur Pengembangan Usaha Ekonomi Desa Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi diwakili Sugeng Riono,
Direktur Utama Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tirta Mandiri Desa Ponggok, Kabupaten Klaten Joko Winarno dan Sekdes Ponggok Yani Setiadi.
Wabup Muaraenim H Nurul Aman, mengatakan bahwa pembangunan pada hakekatnya bertujuan membangun kemandirian, termasuk pembangunan pedesaan. Salah satu misi pemerintah adalah membangun daerah pedesaan yang dapat dicapai melalui pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan produktivitas dan keanekaragaman usaha pedesaan, ketersediaan sarana dan fasilitas untuk mendukung ekonomi pedesaan, membangun dan memperkuat institusi yang mendukung rantai produksi dan pemasaran, serta mengoptimalkan sumber daya sebagai dasar pertumbuhan ekonomi pedesaan. Tujuannya adalah untuk memberi peluang bagi kemampuan daerah dan pedesaan sebagai tulang punggung ekonomi regional dan nasional.
Dengan hadirnya UU No 6 tahun 2014 tentang Desa, lanjut Nurul Aman, telah membawa terobosan baru dalam cara kita membangun desa, pendekatan baru yang diharapkan mampu menstimulasi dan menggerakkan roda perekonomian di perdesaan melalui pendirian kelembagaan ekonomi yang sepenuhnya dikelola oleh masyarakat desa BUMDes. BUMDes dibentuk berdasarkan keinginan masyarakat desa yang berangkat dari potensi yang ada didesa, sebagai pilar kegiatan ekonomi di Desa, BUMDes pada dasarnya berfungsi sebagai lembaga sosial dan komersial. Sebagai lembaga sosial BUMDes harus berpihak dengan kepentingan masyarakat melalui kontribusinya dalam penyediaan pelayanan sosial, sedangkan sebagai lembaga komersial BUMDes bertujuan mencari keuntungan melalui penawaran sumber daya lokal ke pasar.
MAsih dikatakan Nurul Aman, bahwa BUMDes pada dasarnya merupakan bentuk konsolidasi atau penguatan terhadap lembaga-lembaga ekonomi desa dan merupakan instrumen pendayagunaan ekonomi desa dan merupakan instrumen pendayagunaan ekonomi lokal dengan berbagai ragam jenis potensi yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa melalui pengembangan usaha ekonomi masyarakat serta memberikan sumbangan bagi peningkatan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Desa yang memungkinkan desa melaksanakan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat secara optimal. Peranan Pemerintah Desa dalam pengembangan BUMDes adalah bagaimana desa mampu membangun relasi dengan masyarakat untuk mewujudkan pemenuhan standar pelayanan minimal sebagai bagian dari upaya pengembangan komunitas desa yang lebih berdaya. Desa yang telah memiliki BUMDes diharapkan secara mandiri mampu mengembangkan potensi ekonomi yang ada. Untuk meningkatkan pengelolaan dan pengembangan usaha di BUMDes, pada tahun 2017 pemerintah melalui APBDes setiap desa telah mengaloikasikan anggaran berupa Penyertaan Modal Desa untuk BUMDes sebesar Rp 30 - Rp 50 juta rupiah.
"Jadi BUMDes itu, untuk modal awalnya sudah diberikan oleh pemerintah, tinggal bagaimana desa dalam mengelolanya," ujar Nurul Aman.
Ditambahkan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabuparen Muaraenim Drs Emran Tabrani MSi, bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman terhadap kebijakan pemerintah terkait dengan pengelolaan BUMDes pasca implementasi UU No 6 tahun 2014. Selain itu juga untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan manajerial pengurus dalam pengelolaab BUMDes, meningkatkan kemampuan desa dalam menggali potensi-potensi produktif yang ada di desa, mendorong desa meningkatkan Pendapatan Asli Desa berbasis sumber daya lokal yang dapat dikelola BUMDes.
Kegiatan pelatihan ini, selama tiga hari dari tanggal 21-23 Maret 2014 di gedung Serbaguna RS HM Rabain Muaraenim, dengan peserta sebanyak 40 orang yakni 20 orang Kepala Desa sebagai penasehat BUMDes dan 20 orang Direktur BUMDes.
"Kita maunya seluruh desa ikut pelatihan ini, namun karena keterbatasan dana maka harus bertahap, dan kita pilih perwakilan setiap kecamatan satu desa saja dulu, dengan harapan nanti mereka akan menularkan ke desa tetangganya," ujar Emran.(ari)
CAPTION FOTO :
Pelatihan BUMDes 1,2 : Sebanyak 20 Kepala Desa (Kades) dan 20 Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kabupaten Muaraenim, mengikuti Pelatihan Ketrampilan Manajemen BUMDes Se-Kabupaten Muaraenim, di gedung aula Serbaguna RSUD HM Rabain Muaraenim, Selasa (21/3).
Ubah Kas Desa, Dari Nol Menjadi Miliaran Rupiah
MUARAENIM, SRIPO---
Pada tahun 2009 lalu, belum banyak yang menggenal Desa Ponggok. Mendengar namanya saja bagi masyarakat di Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, masih asing. Maklum saja, Desa Ponggok, pada saat itu, bisa dibilang merupakan desa yang miskin dengan perekonomian masyarakat dibawah rata-rata. Namun sejak didirikannya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tirta Mandiri tahun 2009 lalu, Desa Ponggok berhasil menjelam menjadi desa mandiri dan menjadi BUMDes terbaik tingkat nasional.
"Intinya semua elemen masyarakat harus bersatu, terutama Kades, Direktur BUMDes, BPD dan perangkat lainnya," ujar Sekdes Ponggok Yani Setiadi didampingi Direktur Utama Badan Usaha Milik Desa Tirta Mandiri Desa Ponggok Joko Winarno, usai menjadi narasumber
Pelatihan Ketrampilan Manajemen BUMDes Se-Kabupaten Muaraenim, di gedung aula Serbaguna RSUD HM Rabain Muaraenim, Selasa (21/3).
Menurut Yani, kebetulan di Desa Ponggok yang terletak di dataran rendah antara gunung Merapi dan Merbabu, ada sebuah mata air yang merupakan karunia Allah SWT, yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda yang dikenal dengan Umbul Ponggok. Lalu berdasarkan keputusan bersama, akhirnya mereka memutuskan mengelola sendiri kolam tersebut untuk dijadikan salah satu dinasti wisata dan tempat pemandian. Berbagai aral dan rintangan sangat banyak, namun hal tersebut menjadi pemacu untuk terus berusaha mempromosikannya supaya dikenal oleh masyarakat luas baik melalui dari mulut ke mulut hingga melalui media sosial.
"Dulu kolam itu ditawarkan dengan harga murah saja tidak ada pihak ketiga yang mau, namun kalau sekarang banyak sekali yang mau," ujar Yani bangga.
Seiring berjalan waktu, kata Yani, lambat laun, tempat pemadian Umbul Ponggok semakin dikenal, kalau dahulu hanya setahun sekali banyak pengunjugnya namun saat ini, hampir setiap akhir pekan ramai pengunjungnya. Kemudian, pihaknya mulai melakukan kerjasama dengan berbagai pihak untuk memajukan dan mengenalkan tempat pemandian Umbul Ponggok sehingga dari sebelumnya yang tidak menghasilkan apa-apa, namun saat ini sudah menghasilkan pemasukan untuk kas desa miliaran rupiah. Dan hingga sampai saat ini, pihaknya terus membenahi dan melengkapi sarana dan prasaran Umbul Ponggok sehingga bisa menjadi destinasi andalan bagi provinsi Jawa Tengah.
Masih dikatakan Yani, Kalau dahulu sering sekali kas desa kosong rata-rata hanya ada Rp 14 juta setiap tahunnya, sehingga pihaknya sering kebingungan untuk membangun desa. Namun sejak ada pamandian Umbul Ponggok, kas desanya tidak pernha kosong lagi bahkan telah bisa membukukan laba dari sebelumnya Rp 14 juta rupiah, sampai tahun 2016 sudah membukukan kas sebesar Rp 10,3 miliar rupiah.
Pada tahun 2017 ini, sambung Yani, pihaknya menargetkan pendapatan lebih dari Rp 10 miliar, dengan terus menambah sarana dan prasarana baru yang belum ada di Indonesia seperti wahana outbond ala Amerika mirip Ninja Warior dengan berbagai macam permainan. Kemudian membangun pusat studi desa, home stay, usaha simpan pinjam, toko desa menjadi distributor, membangun pabrik air minum kemasan, dan sebagainya.
"Terget ini, sudah ada yang jalan dan sebagian akan jalan. Bahkan kita sudah berinvestasi seperti untuk kemasan air minum dengan membeli mesin dan pendukung lainnya," ujar Yani.
Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabuparen Muaraenim Drs H Emran Tabrani MSi, bahwa tahun ini, pihaknya baru bisa memberikan pelatihan untuk 20 desa yang diambil satu desa di setiap kecamatan, karena keterbatasan dana. Untuk narasumber, pihaknya sengaja mendatangkan langsung Direktur BUMDesa Ponggok dan perangkat desa Ponggok, yang merupakan BUMDesa terbaik tingkat nasional. Dan jika anggaran ada, tentu akan mengundang BUMDesa lainnya yang telah berhasil, untuk memberikan motivasi dan gambaran kepada BUMDesa di Kabupaten Muaraenim.(ari)
CAPTION FOTO :
Yani Setiadi : Sekdes Ponggok
Preman Kampung Palaki Mobil Sayur
* Kejar dan Ancam Para Korban
MUARAENIM, SRIPO---Aksi Alfin Yulisun (22) warga Desa Cinta Kasih, Kecamatan Belimbing, Kabupaten Muaraenim, cukup berani. Meski seorang diri, namun ia nekat memalaki sopir mobil sayur Haryadi (49) warga Kelurahan Beringin Jaya, Kecamatan Kemiling, Lampung, di jalan Raya lintas Sumatera desa Simpang Tanjung, Kecamatan Belimbing, Kabupaten Muaraenim, Senin (20/3) sekitar pukul 14.00.
Dari informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, Selasa (21/3), terungkapnya aksi premanisme yang dilakukan oleh pelaku terbilang cukup berani. Pasalnya bukan hanya seorang diri, namun pelaku juga tidak segan-segan mengejar korbannya dan melakukan kekerasan jika keinginannya tidak dipenuhi. Adapun kejadian tersebut bermula ketika korban Haryadi bersama kernetnya Sodri (41) dengan mengendarai mobil box Daihatsu Grand Max warna hitam BG 9026 NH yang bermuatan benih-benih sayuran berangkat dari Palembang dengan tujuan Pagar Alam. Ketika mobil korban melintas dilokasi kejadian, tiba-tiba mereka dikejar dan dipepet oleh pelaku Alfin dengan sepeda motor Yamaha Vixion warna putih tanpa plat Nopol, sembari menghentikannya. Setelah itu, pelaku langsung turun dan meminta paksa uang sebesar Rp 300 ribu rupiah kepada korban. Mendengar permintaan tersebut, korban mengatakan tidak ada uang. Mendapat jawaban tersebut, pelaku marah dan mengancam korban akan melakukan tindakan kekerasan jika keinginannya tidak dipenuhi. Melihat pelaku emosi dan nekat, korban menjadi ketakutan dan dengan terpaksa memberikan uang Rp 300 ribu rupiah sesuai dengan keinginan pelaku. Setelah menerima uang tersebut pelaku langsung pergi kearah desa Cinta Kasih. Merasa jiwanya terancam, korbanpun melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Gunung Megang. Kemudian petugas melakukan pengejaran dan keesokan harinya pelaku berhasil ditangkap dirumahnya. Dari tangan pelaku, petugas berhasil mengamankan barang bukti berupa satu unit Sepeda Motor Yamaha Vixion warna putih tanpa plat Nopol milik pelaku dan uang sebesar Rp 121 ribu rupiah yang merupakan uang sisa hasil kejahatan.
Kapolres Muaraenim AKBP Leo Andi Gunawan, melalui Kapolsek Gunung Megang AKP Biladi Ostin didampingi Kasubag Humas AKP Arsyad Agus, tersangka dikenal sebagai preman kampung dan sudah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) karena sangat meresahkan masyarakat terutama para pengguna jalan terutama ketika melintas di daerah sekitar Kecamatan Belimbing. Untuk di Polsek Gunung Megang saja sudah ada lima laporan masyarakat yang menjadi korban tersangka. Saat ini, tersangka bersama barang buktinya sudah diamankan guna penyelidikan lebih lanjut. Atas perbuatannya tersangka akan dikenakan pasal 368 KUHP.(ari)
CAPTION FOTO :
Tsk Alfin :
BB Tsk Alfin 1,2,3 :
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
0 Response to "Tiga berita Tujuh Foto"
Post a Comment