KAYUAGUNG, SRIPO – Warga Kecamatan Kota Kayuagung, Kabupaten Ogan
Komering Ilir (OKI), kini diresahkan dengan munculnya buaya Sungai
Komering, Rabu (7/12). Akibatnya warga takut untuk turun ke sungai
mandi cucu dan kakus (MCK).
Berdasarkan pengakuan Oyot (14) warga Desa Serigeni Kayuagung, malam,
Selasa (6/12/2016) saat dirinya hendak turun ke sungai, tiba-tiba
melihat seekor buaya yang sedang mengapung di samping eceng gondok
yang mengapung. Cahaya, sinar senter yang mengarah ke mata buaya tadi,
tajam dan memantulkan kembali sinar.
"Saya melihat persis buaya yang sedang ngapung di pinggiran kumpai
(eceng gondok)," kata Oyot seraya mengayuhkan dayung perahunya
bersama wartawan untuk melihat dari dekat mengapungnya buaya sungai.
Masih kata Oyot, buaya itu timbul dan terlihat dua bola mata buaya
yang tajam ke arah dirinya, ketika sinar senter mengarah ke arah buaya
dengan badan sepanjang kurang lebih dari tiga meter dan bagian kepala
buaya sebesar ember.
"Buaya itu, hanya mantap dan tak bergerak ketika senter mengarah
kebagian kepala," ujar Oyot secara menceritakan, badan buaya secara
berlahan-lahan turun lalu menghilang tak tahu kemana arahnya.
Warga Desa Serigeni yang sudah terbiasa mandi di sungai, begitu
mendengar cerita dari Oyot mengingatkan anak kecil untuk tidak mandi
di sungai karena membahayakan. "Nah, baru kali ini ade boye," kata
Palo (40), orangtua dari anak yang biasa mandi sungai dengan bahasa
daerah dusun SP Padang.
Baru tahun ini, ujar Palo, buaya menampakan wujudnya di Sungai
Komering ini. "Selama ini belum terdengar buaya nimbul," ucap Palo
yang menceritakan dua hari yang lalu, warga Kayuagung kota juga
dikejutkan dengan penemuan buaya yang sedang mengambang di bawah
Jembatan Kayuagung.
Menanggapi munculnya buaya di Sungai Komering Kayuagung, bukan jadi
persoalan serius bagi Budayawan OKI, H Yus Lizal SPd. Kalau dilihat
dari faktor alam, munculnya buaya di Sungai Komering disebabkan,
meluapnya air sungai. Kalau dimusim menanam padi, munculnya buaya
bisa membawa rezeki bagi petani akan mendapatkan hasil yang bagus.
"Kalau penomena masyarakat, ini menunjukan buaya kehausan darah,
akibat perbuatan manusia yang kasar," ujar Yus kasar dalam berarti
tidak sayang sama lingkungan dan perbuatan yang jelek lainnya kerap
terjadi.
Masih kata Yus, untuk hal yang gaib itu tidak ada. Ini jelas menomena
alam. Karena buaya yang muncul buaya biaya dan bukan buaya putih
peliharaan orang-orang jaman dulu, orang pintar berilmu.
Camat Kota Kayuagung Dedy Kurniawan SSTP MSi meminta, kepada warga
kelurahan dan desa di tinggal di pinggiran Sungai Komering, diharapkan
berhati-hati dan jaga anak-anaknya jangan mandi terjun ke sungai
sementara ini.
"Sebelum terjadi, kita mengantisipasi jangan ada warga mandi di sungai
berlama-lama. Sebab sangat berbahaya," tutur Dedy kalau memang ada
buaya yang ditemukan oleh warganya itu harus diwaspadai dan jangan
mandi di sungai sendirian. (mbd)
SRIPO/MAT BODOK
NAIK PERAHU – Warga Desa Serigeni, Oyot (14) bersama wartawan menaiki
perahu di perairan Sungai Komering, untuk melihat tempat terakhir
buaya sungai mengapung yang tak jauh dari pekarangan rumah warga.
0 Response to "Berita OKI"
Post a Comment