Trio Brasil SFC Berduka

Trio Brasil SFC Berduka

SRIPOKU.COM, PALEMBANG--Kabar duka datang dari dunia sepakbola Brasil. Pesawat yang membawa satu tim sepakbola asal Brasil dilaporkan jatuh di Cerro Gordo, Kolombia, Selasa (29/11). Pesawat tersebut membawa 72 pemain untuk mengikuti babak final Copa Sudamericana 2016.

Pesawat yang digunakan tim Chapecoense jatuh dalam perjalanan menuju Bandara Internasional Jose Maria Cordova di Rionegro, yang merupakan bandara terbesar kedua di Kolombia. Chapecoense sendiri dijadwalkan bertanding melawan tim Kolombia, Atletico Nacional, Rabu (30/11).

Atas peristiwa mengenaskan yang menimpa pemain Brasil ini, tiga pemain Laskar Wong Kito yang berasal dari Negara Samba yakni Alberto Goncalves, Hilton Moreira dan Mauricio Leal, tengah berduka. Striker andalan Laskar Wong Kito Alberto Goncalves bahkan mengajak pemain SFC untuk mendoakan pemain sepakbola yang meninggal dunia karena insiden ini.

"Pemain ini mau bermain final di Colombia, tapi pesawat jatuh, tolong doa untuk pemain sepakbola Chapecoense," ajak Beto pada pemain SFC, Rabu (30/11/2016)

Beto mengungkapkan dukanya atas peristiwa ini, tak hanya karena mereka sama-sama warga negara Brasil. Tapi pemain ini mengalami insiden saat hendak pertandingan membela timnya.

Pelatih Kepala SFC Widodo Cahyono Putro pun mengungkapkan duka citanya atas peristiwa itu. Meski tidak mengenal sama sekali dengan korban jiwa dari insiden ini, tapi mereka punya profesi yang sama.

"Turun berduka cita atas rekan-rekan satu profesi atas insiden jatuhnya pesawat yang ditumpangi tim Brasil," kata Widodo.

Sekretaris Tim SFC Achmad Haris pun tak tertinggal mengungkap bela sungkawanya atas insiden itu. Manajemen menjadi teringat insiden mati mesin kapal speed boat yang ditumpangi pemain SFC saat hendak kembali dari Serui ke Biak Papua.

Dia sangat bersyukur pemain SFC dapat pulang dengan selamat. Meski pemain harus melewati ombak yang sangat tinggi dan sempat terdampar di pulau kecil, pemain dapat kembali dengan selamat.

Tak ada yang terluka ataupun korban dari insiden itu. Meski meninggalkan trauma, manajemen yakin waktu akan dapat mengobati kenangan buruk itu.
"Kita patut bersyukur karena bisa melewati insiden itu," ucapnya. (cr10)