Perlu Dikaji Ulang Pembatasan Umur
PALEMBANG, SRIPO--Rencana Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Sumatera Selatan, akan memberlakukan batasan umur maksimal 21 tahun, dalam Pekan Olahraga Provinisi (Porprov) ke XI, yang rencananya akan dilaksanakan bulan November 2017 mendatang, di Palembang.
Mulai menunjukan pro dan kontra dikalangan para pelatih. Seperti pelatih senam Sumsel Faisal Riza, mengatakan, kalau Porporv mendatang itu untuk persiapan Porwil dan PON itu jelas tidak pas. Sementara untuk cabang olahraga lain mungkin bisa, tetapi untuk senam tidak.
"Memang bagus dibatasi umur, disamping pembinaan juga batas kemampuan untuk tingkat persaingan disetiap cabor. Sedangkan untuk senam itu tidak pas dengan 21 tahun tersebut," katanya, Kamis (10/11)
Menurut Faisal, kalau memang harus ada pembatasan umur, idealnya untuk senam itu sendiri 25 tahun maksimalnya. Karena pada umur tersebut belum dikatakan matang, karena cabor senam ini masalah umur relatif, terkadang umur diatas 25 tahun baru menunjukan prestasi.
"Kasian dengan yang senior mereka yang diatas 21 tahun tidak bisa tampil. Oleh karena itu, Koni harus lah dikaji ulang tentang pembatasan umur," bebernya.
Sama halnya dengan pelatih Pencak Silat dan Senam ini. Pelatih pencak silat Sumsel Abbas Akbar mengatakan, sah-sah saja apabila KONI akan memberlakukan sistem pembatasan umur pada ajang pesta olahraga provinsi tersebut.
Kalau itu tujuannya hanya untuk menjaring atlet yang ada di Provinsi Sumsel. Tetapi kalau tujuannya untuk prestasi, seperti mewakili Sumsel ke event olahraga tingkat nasional itu tidak seimbang.
"Yaa, kalau untuk sekelas Porprov dibatasi umur ya boleh saja khusus 2017 mendatang. Berarti ini hanya diperuntukan menjaring atlet-atlet yang potensial saja, tetapi kalau untuk ketingkat nasional sebaiknya jangan ada batasan umur," ucapnya
Menurutnya, KONI akan memberlakukan pembatasan umur, mengingat pelaksanaan pekan olahraga wilayah (Porwil) dan Pekan Olahraga Nasional (PON) masih lama yakni sekitar 2019-2020 mendatang.
"Artinya, kalau untuk persiapan tim menjelang PON itu akan ada Porprov kedua yakni 2019. Nah pada Proprov 2019 ini lah yang tidak boleh dibatasi umur, guna mempersiapkan tim dalan PON mendatang," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum I KONI Sumsel Dhennie Zainal mengatakan, peyelenggaraan Porprov mendatang ada sedikit perbedaan yakni, akan diberlakukannya pembatasan umur maksimal 21 tahun. Pemberlakuan sistem baru ini, karena Porprov ini merupakan salah satu tolak ukur mencari atlet-atlet muda yang berpotensi, guna mempersiapkan atlet pada kejuaraan yang lebih tinggi diantaranya, tingkat provinsi, nasional, hingga internasional.
"Langkah ini kami lakukan, walaupun nantinya akan dibahas kembali. Apakah semua cabor akan diberlakukan pembatasan umur atau hanya beberapa cabor saja, hal ini masih akan di rapatkan terlebih dahulu," tegasnya.
Ia menambahkan, untuk cabang olahraga yang dipertandingkan, berkisar antara 15 – 20 cabang olahraga. Mengacu kepada PON ke-XX 2020 di Papua. Jadi kalau sebelumnya di Muaraenim ada 23 cabang olahraga, kemungkinan ada tiga cabang olahraga yang tidak dipertandingkan.
"Nah tiga cabang olahraga itu apa saja, akan kita bahas pada rapat Porprov," pungkasnya. (cr10)
Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10 saya dengan jaringan Telkomsel.
0 Response to "Perlu Dikaji Ulang Pembatasan Umur "
Post a Comment