* Warga Terpaksa Gunakan Kayu Bakar
MUARAENIM, SRIPO---Hampir satu bulan terakhir, warga Kota Muaraenim dan sekitar keluhkan kesulitan mendapatkan gas melon 3 kg. Meskipun ada harganya mahal sehingga warga terpaksa kembali memasak menggunakan kayu bakar, Kamis (24/11).
Dari informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, hampir diseluruh agen maupun pangkalan mengaku kehabisan stok gas karena memang dari pihak Pertamina yang memasok sedikit, sedangkan permintaan meningkat sehingga gas 3 kg menjadi barang langka dan terkesan menghilang di pasaran.
Menurut Rokaya (60) warga Muaraenim, bahwa kelangkaan gas melon ini mulai ia rasakan sekitar sebulan terakhir. Akibat sulitnya membeli gas 3 kg, ia terpaksa memasak beralih ke kayu bakar. Meski kayu bakar sudah sulit juga didapat tetapi tidak sesulit mendapatkan gas melon. Bahkan beberapa waktu yang lalu ia terpaksa membeli isi ulang gas melon di toko eceran seharga Rp 35 ribu rupiah, karena ditempat lain sudah tidak ada semua.
"Saya jika siang hari masak menggunakan kayu, kalau malam baru menggunakan gas," ujar ibu tiga anak ini.
Keluhan serupa juga dikatakan oleh Sugiono (25) pedagang gerobak bakso kelling, bahwa ia juga sudah merasakan kesulitan untuk mendapatkan gas 3 kg tersebut, meskipun ada ia sudah harus membeli dengan harga Rp 25 - Rp 30 ribu rupiah. Sebab jika tidak beli, ia tentu tidak bisa berjualan. Untuk itu, ia berharap kepada pemerintah untuk bisa menstabilkan pasokan gas ini. Ini zaman sudah sulit, jangan lagi menambah rakyat kecil bertambah sulit.
"Kalau dirumah memang masih bisa menggunakan kayu bakar, tetapi kalau di gerobak bisa-bisa kebakaran dan tidak praktis. Cari minyak tanah tambah sulit lagi," ujar bujangan ini.
Sementara itu menurut salah seorang pegawai pangkalan PT Amna yang merangkap SPBU Talang Jawa, Muaraenim, Rofal (35) bahwa biasanya pangkalannya dipasok tidak menentu kadang-kadang seminggu ada dua kali pengiriman, kadang-kadang hanya satu kali pengiriman. Setiap pengiriman berjumlah 520 tabung. Dan sejak sebulan terakhir memang pasokan gas sedikit tersendat sehingga stok gas selalu habis.
"Kemarin kita jual isi ulang Rp 16.500 perbuah, hari ini katanya naik Rp 17.000 perbuah. Lihat saja, gas belum turun, masyarakat sudah antri. Terpaksa kita bagi rata supaya semua dapat," ujarnya.
Sementara itu menurut salah satu pimpinan agen gas PT Gas Enim Permai, Anwar, bahwa pihaknya tidak ada pengurangan kuota setiap bulannya, seluruhnya kuota yang dimilikinya yakni 40 truk setiap bulan selalu dibagikan ke pangkalan dibawah PT Gas Enim Permai. Mengenai masalah adanya kelangkaan, diduga itu adanya eksodus masyarakat mapan yang sebelumnya menggunakan gas 12 kg non subsidi, telah beralih ke gas 3 kg yang bersubsidi sehingga permintaan meningkat dan terkesan menjadi langka. Bahkan pihak pemerintah sudah membuat selebaran kepada masyarakat untuk menukarkan gas 3 kg ke pangkalan untuk ditukar dengan tabung gas 5,5 kg yang non subsidi.
Sebelumnya, kata Anwar, pihak SKK Migas sudah menyurati instansi pihak terkait termasuk pemerintah daerah, yang intinya surat edaran himbauan kepada seluruh PNS untuk tidak menggunakan lagi gas 3 kg, namun kenyataannya masih. Untuk itu, ia berharap kepada instansi terkait (Disperindag) untuk benar-benar membuat data valid tentang berapa kebutuhan di Kabupaten Muaraenim, sebab yang bisa menambah atau mengurangi tersebut dasarnya dari Pemerintah daerah masing-masing.
"Kita ini hanya pihak ketiga, yang memutuskan pemerintah," ujar Anwar.(ari)
CAPTION FOTO :
Antri 1,2,3 : Tampak warga kota Muaraenim, harus antri membeli isi ulang gas. Pasalnya sudah sebulan terakhir gas langka sehingga warga kesulitan melaukan aktifitas memasak sehari-hari, di pangkalan gas PT Amna yang merangkap SPBU Talang Jawa, Muaraenim, Kamis (24/11)
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
0 Response to "Gas Melon Tembus Rp 35 Ribu Rupiah"
Post a Comment