Sumsel Harus Waspadai Triwulan Akhir
//Maksimalkan Potensi Maritim
PALEMBANG, SRIPO -- Guru besar Faklutas Pertanian Universitas Sriwijaya Prof Fakrurozi Syarkowi mengungkapkan bahwa Sumatera Selatan harus waspada pada semester akhir tahun ini, pasalnya dari segi tiga komoditas andalan (Karet, Sawit dan batubara) yang masih jadi tumpuan ekonomi Sumsel di akhir tahun ini akan hadapi sejumlah kendala.
"Kondisi cuaca, akibat dari el-nino tahun lalu dan la nina tahun ini memberikan dampak yang kurang baik bagi ketiga sector tersebut," ujarnya.
Ia menjelaskan, dampak El-Nino dan Karhutla pada tahun 2015 lalu bagi kelapa sawit berdampak sangat signifikan, karena untuk sifat sawit yang akan mengeluarkan malai/bunga perlu waktu hingga 13 bulan, ini artinya jika di hitung dari kejadian di sekitar Juli-Agustus lalu, maka pada September inilah musim panen akan terdampak, bahkan sampai pada Februari 2017.
"dengan kondisi seperti itu, akan membuat produktufitas sawit turun, baik dari segi besaran buah, dan juga konsistensi (kadar) minyak yang terdapat dalam buah akan berkurang hal ini tentu akan berdampak ke harga," jelasnya.
Sedangkan untuk di karet dan batu bara, tahun ini La Nina (suhu basah), dimana bagi produktivitas latek (hasil sadap karet) memberikan dampak yang kurang menguntungkan dari sisi produksi, begitupun dengan batu bara Sumsel/Indonesia yang berkalori akan kian rendah dan ini juga akan berdampak pada harga jualnya.
"selama belum ada inovasi untuk fundamental ekonomi dalam negeri, maka akan sulit jika tetap mengandalkan bahan mentah. Padahal untuk sector ini masih sangat menjanjikan untuk ekonomi Sumsel, di tambah lagi dengan market dalam negeri yang besar, artinya jika ini di kembangkan ke dalam industri pengolahan, maka untuk pemenuhan kebutuhan domestik saja sudah sangat besar demand nya," ungkapnya
Berdasarkan data yang di keluarkan Bank Indonesia, triwulan III dari sisi sektoral ada tiga sektor penyumbang utama, yaitu industri pengolahan di angka pertumbuhan 5,41 persen dengan andil 1,02 persen,kemudian kontruksi , dan perdagangan besar dan eceran.
Bank Indonesia (BI) pun menilai, selain dari komoditas utama yang selama ini jadi tumpuan, sebenarnya Sumsel punya potensi sektor lain yang tidak kalah besar dan menjanjikan untuk meningkatkan perekonomian, yakni sektor maritim.
"Dengan di tunjuknya Sumsel menjadi pengembang perikanan darat atau air tawar terbesar di Asia Tenggara ini menjadi indikasi besarnya potensi maritim yang di miliki Sumsel, belum lagi dari sisi lainnya, seperti industri galangan kapal yang tercatat masih aktif berproduksi di sini," ujar Kepala Tim Advisory Ekonomi & Keuangan BI Kantor Perwakilan Provinsi Sumsel, Irfan Farulian beberapa waktu lalu.
Ia mengungkapkan untuk sektor maritim di Sumsel sendiri sudah ada sejak lama, hanya saja belum termaksimalkan. Guna mendorong industri maritim ini, maka perlu ada fokus pada pembangunan infrstrukturnya, dan upaya mewujudkan fasiitas infrastruktur pendukung dengan segera. "Ini bisa menjadi sumber pertumbuhan alternatif bagi ekonomi Sumsel, mengingat potensinya yang besar," jelasnya.
"Langkah mempercepat pertumbuhan ekonomi Sumsel, khususnya dari sektor maritim, maka BI merekomendasikan beberapa poin, yaitu pembangunan infrastruktur maritim, pengembangan perikanan dan pengembanan wisata bahari," tuturnya.(cr26)
0 Response to "Sumsel Harus Waspadai Triwulan Akhir //Maksimalkan Potensi Maritim"
Post a Comment