Ket foto
Maharani Ardi
Maharani : Mengapa Harus Eror
//Andalan Sumsel Banyak Kecele
PALEMBANG, SRIPO--Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jabar 2016 telah usai. Tapi kesedihan masih melanda diwajah setiap atlet-atlet Sumatera Selatan yang gagal mendulang medali, atau gagal meraih emas. Sebut saja beberapa atlet berlebel Pelatnas yang begitu muram saat emas yang layaknya dapat mereka genggam saat berlaga di tanah legenda.
Maharani Ardi petembak andalan yang hilir mudik membawa nama Indonesia inipun gagal meraih medali emas. Ia seakan dikerjai saat turun di nomor air rifle 50 meter diminta pindah mesin saat tembakan keempatnya tidak tercatat hingga membuat semua konsentrasinya buyar, dan finis di rangking ke empat.
Diceritakan Rani, sehari sebelum pertandingan setiap atlet diberikan jatah Pra Event Training (PET). Saat itu, atlet langsung menyesuaikan tempat dimana keesokanya akan bertanding. Lantaran atlet harus mencari dimana center, posisi badan dan siku dimana agar tembakan tidak meleset sekalian cek mesin.
"Mesin itu di cek terus setelah kami latihan dan Besoknya sebelum pertandingan mesinnya di cek. Tapi mengapa saat pertandingan mesin Reni tuh error. Disuruh pindah tempat, dimana kita mesti adaptasi tempat lagi, mencari center dan proses mereka untuk setting monitor Reni tu lama sekali. Buat konsentrasi jadi buyar dan mood kita jadi berubah," ujar Reni yang langsung menangis usai pertandingan yang menyebabkanya urung membawa medali untuk Sumsel, Selasa (4/10)
Begitu juga yang diungkapkan Ryan Sazali atlet Pencak Silat Sumatera Selatan. Ia yang begitu kecewa karena kepemimpinan wasit mengaku sedih belum bisa menyumbang emas untuk Sumsel dan hanya bisa meraih perak setelah kalah di final kelas F/P 75 kg melawan Ardi pesilat Jatim.
"Pertama saya agak kecewa dengan wasit dan juri, okelah hitungan masuk dari Jatim, tapi kenapa poin guntingan dan bantingan tidak masuk hitungan nilai, sudah itu lawan dua kali keluar garis saya tidak dapat poin, " katanya kecewa.
Berbeda lagi dengan yang diungkapkan Kuwanto, atlet gulat andalan Sumsel ini mengakui jika kekalhanya di final tidak hanya karena faktor penjurian. Tapi, kesiapan lawan yang sangat baik memang diluar prediksinya. Menurutnya, lawanya difinal memang layak dapat medali emas karena persiapan Provinsinya yang sangat serius dan matang.
"Kita pelajaran buat kita semua. Persiapan Provinsi lain jauh lebih gila. Mereka training center keluar negeri saja beberapa bulan. Try out berapa kali. Dan dengan fasilitas lain yang memadai. Atlet Sumsel sebenarnya mampu, tapi sayang persiapan kita tidak maksimal," ucapnya
Begitu juga diungkapkan atlet golf Sumsel Rizchy Subakti, menurut prediksinya selayaknya dirinya paling jelek bermain dapat meraih perak. Tapi, di PON kali ini adaptasi yang menjadi kunci kemenangan di cabor atlet golf tidak ia temukan. Kalah satu stroke membuatnya terpental di posisi ke empat.
"Sedih yah melihat lawan dibawah saya dapat meraih medali. Tapi memang wajar, teman-teman lebih lama adaptasi. Rata-rata mereka sudah enam bulan berlatih di lokasi tanding. Kita cuma ada waktu dua hari," ungkapnya
Seperti diketahui, Sumsel menargetkan sedikitnya dapat meraih 16 emas di PON Jabar. Dengan mengandalkan beberapa cabor seperti, anggar ditargetkan 4 emas hanya mampu meraih 1 emas. Dayung 1 emas hanya mampu meraih 1 Perak. Pencak silat ditargetkan 1 emas hanya mampu perak, loncat indah 1 emas hanya mampu perunggu, catur 2 emas hanya mampu 1 perak. Ditambah lagi beberapa cabor yang ditargetkan meraih medali pulang dengan tangan kosong. Seperti wushu, karate, terjun payung, biliar, sepakbola, balap sepeda, panjat tebing, bulutangkis dan sepak takraw. (cr10)
Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10 saya dengan jaringan Indosat.
0 Response to "Maharani : Mengapa Harus Eror //Andalan Sumsel Banyak Kecele"
Post a Comment