Ekspor Sumsel Naik 24, 42 Persen
PALEMBANG, SRIPO -- Perdagangan luar negeri memiliki peranan yang penting dalan perekonomian dan pembangunan. Kegiatan perdagangan luar negeri, terutama ekspor yang merupakan salah satu sumber terbesar bagi penerimaan devisa. Dengan devisa tersebut negara/daerah dapat membeli barang impor yang dibutuhkan untuk menunjang sektor industri.
Gbaran perkembangan ekspor Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami fluktuasi dati bulan ke bulan, di Agustus 2016 ekspor Sumsel mencapai nilai US$155, 75 juta. Nilai ekspor Dumsel Agustus 2016 alami peningkatan sebesar 24,42 persen dibandingkan bukan Juli 2016. Namun dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 (Juli-Agustus) ekspor Sumsel turun sebesar 32,29 persen.
"Tahun ini, pergerakan nilai perdagangan luar negeri Sumsel dari segi ekspor memang berfluktuasi," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, Yos Rusdiansyah di Kantornya, Senin (3/10)
Dijelaskan Yos, meningkatnya ekspor Sumsel bulan Agustus 2016 dibandingkan Juli 2016 sebesar 24,42 persen disumbang oleh meningkatnya ekspor non Migas sebesar 22,11 persen yaitu , dari US$ 122,38 juta menjadi US$ 149,43 juta. Begitu juga dengan ekspor Migas sebesar 125,37 persen dari US$2,80 juta jadi US$ 6,31.
"Nilai ekspor nonmigas bulan Agustus ini alami peningkatan sebesar US$ 27,06 juta dari bulan juli 2016. Penyebab utama meningkatnya ekspor nonmigas Agustus 2016 adalah naiknya nilai ekspor komoditi karet US$ 25,07 Juta" ungkapnya.
Sementara dari segi impor, Sumsel juga mengalami peningkatan sebesar 82, 59 persen dengan total US$60, 45 juta. Dari angka kontribusi terbesar impor Sumsel, yakni nonmigas, berupa golongan mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar 63, 31 persen, kemudian alat optik sebesar 12, 41 persen.
Ada yang sedikit menarik dari impor, yaitu dari negara asal tujuan, dimana munculnya Belarus sebagai nama baru yang pada Agustus lalu menyumbang US$13, 18 juta untuk nilai impor Sumsel.
"Negara ini memang menjadi tujuan impor Sumsel, namun tidak secara berkala atau setiap bulan, jika di lihat dari statistik impor. Namun, untuk merincikan apa saja yang di impor Sumsel dari negara eropa timur tersebut, perlu dikaji atau lihat datanya dulu" jelasnya.
Di sisi lain, perkembangan inflasi Palembang pada September mengalami inflasi sebesar 0, 24 persen. Sedangkan Lubuk Linggau juga mengalami inflasi 0, 79 persen, sehingga secara kumulatif Sumsel mengalami inflasi 0, 30 persen.
"Laju inflasi ini sebabkan oleh cabai merah, tomat sayur, beras, mie kering instant, minyak goreng dan lainnya. "secara keseluruhan, inflasi di Sumsel terbilang berada pada level yang aman," tuturnya.(cr26)
0 Response to "Ekspor Sumsel Naik 24, 42 Persen"
Post a Comment