BI Yakini Ekonomi Sumatera Membaik
JAKARTA, SRIPO -- Seiring dengan adanya proyeksi pemulihan harga komoditas perkebunan dan pertambangan di Sumatera, Bank Indonesia pun meyakini bahwa ditahun depan perekonomian di wilayah tersebut akan membaik.
Menurut Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, signal positif akan perkembangan perekonomian di Sumatera sudah mulai terlihat di kuartal II-2016. Bahkan, pada di kuartal II-2016 tersebut terjadi peningkatan dibandingkan kuartal sebelumnya.
Berdasarkan data Bank Indonesia pertumbuhan PDB Sumatra pada kuartal II-2016sebesar 4,5 persen dari sebelumnya 4,2 persen. Khusus PDB Sumsel kuartal II-2016 berada di angka 5,1 persen.
"Berbeda dengan wilayah lain yah, contohnya saja di Jawa dan Sulawesi tumbuhnya di angka 5-6 persen, ini karena sektor pertanian yang dijalankan ialah komoditas umum (Red-Pangan). Selain Jawa-Sulawesi, Bali yang perumbuhannya bisa 5 persen karena didukung sektor pariwisata yang tak terpengaruh pada pelemahan harga komoditas" jelasnya, Senin (10/10).
Ditemui dalam acara Temu Wartawan Daerah di Jakarta, Mirza menambahkan, perbaikan atau pemulihan harga komoditas pun bisa bertahan apabila dibarengi dengan pertumbuhan positif pada perekonomian Tiongkok sebagai konsumen utama di tahun depan.
Dijelaskan Mirza, Anjloknya harga minyak sawit mentah (CPO), batu bara, karet dan timah selama dua tahun terakhir telah berdampak signifikan terhadap perlambatan ekonomi di daerah penghasil tersebut.
"Pemulihan harga komoditas memang menjadi faktor utama penentunya" ujarnya.
Tak hanya karena adanya proyeksi pemulihan harga komoditas yang membuat perekonomian Sumatra diyakini membaik, faktor lain juga datang dari aliran dana tebusan program pengampunan pajak (tax amnesty) yang saat ini tengah berlangsung.(cr26)
Caption
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara (berdiri di podium) saat memberikan sambutan dalam acara temu wartawan daerah di Jakarta, Senin (10/10) SRIPO/RAHMALIYAH
0 Response to "BI Yakini Ekonomi Sumatera Membaik"
Post a Comment