INDERALAYA--Para pedagang kaki lima dan pedagang kelontongan di Ogan Ilir khususnya dipasar Inderalaya dibuat resah dengan isu yang beredar di media sosial yang menyatakan harga rokok akan naik menjadi Rp 50 ribu perbungkus. Ahmad, salah satu pedagang kaki lima di kawasan pasar Indrealaya mengatakan banyak calon pembeli yang bertanya-tanya apakah harga rokok akan naik hingga Rp 50 per bungkus.
"Katanya September akan naik. Saya juga resah atas pertanyaan calon pembeli," ujar Ahmad saat dibincangi, Selasa (23/8). Menurutnya, jika benar harga satu bungkus rokok akan naik menjadi Rp 50 ribu maka dibutuhkan modal yang berlipat-lipat untuk berjualan rokok apalagi masih banyak konsumen yang membeli secara batangan bukan bungkusan. "Satu batang rokok saya jual Rp 1.500 hingga Rp 20 ribu perbungkus tergantung jenis dan merek rokok yang akan dibelinya," ungkapnya. Dalam satu hari, Ahmad mengaku menyetok sekitar 30 bungkus rokok berbagai jenis dan merek dan dalam satu hari paling banyak laku sekitar 10 bungkus dan lainnya dijual secara batangan. "Kalau setiap hari saya menyiapkan 30 bungkus rokok maka saya harus keluar uang Rp 1,5 juta untuk modal saja," ujarnya.
Dan dapat dipastikan untungnya tidak akan banyak karena pasti pembeli akan berkurang akibat satu batang rokok harga bisa mencapai Rp 5 ribu. "Bukannya untung malah merugi ditambah modalnya harus lebih banyak," tuturnya. Tak hanya pedagang kaki lima di pasar Inderalaya, pedagang kelontong di desa-desa di Bumi Caram juga resah beredarnya isu harga rokok mencapai Rp 50 ribu perbungkus. "Yang jelas resah karena modalnya akan bertambah banyak namun untung merosot jauh karena pembeli berkurang," ujar Ari, pemilik toko kelontong di Kecamatan Tanjung Batu.(cr7)
0 Response to "Pedagang Resah Isu Kenaikan Harga Rokok"
Post a Comment