Mortir Laskar Wong Kito
PALEMBANG, SRIPO--Rizky Dwiramadhana patut diberikan apresiasi dalam laga kontra Persipura Jayapura, Minggu (3/7) malam. Meski ia tak mencetak gol, pemain yang akrab disapa Eki inilah menjadi mortir yang mengobrak abrik lini pertahanan Mutiara Hitam. Dalam laga kemarin, ia memperlihatkan kelasnya sebagai pemain muda yang memiliki agresifitas dan kecepatan, walaupun selama ini ia lama tersimpan di bangku cadangan Laskar Wong Kito.
Eki yang diturunkan sejak menit awal, tampil percaya diri dan tidak grogi saat meladeni rival abadi Persipura Jayapura. Bahkan, setidaknya alumni Sekolah Olahraga Negeri Sriwijaya itu melakukan lima kali tusukan dan penetrasi berbahaya ke areal pertahanan Persipura, bahkan satu peluang didapatkannya dan mencetak gol meski dianulir karena sudah terpengkap offside.
Tercatat pula Risky kerap menyisir sisi kanan lapangan dan tiga kali mengirim krossing berbahaya dan dua umpan silang untuk peluang bagi Sriwijaya FC meski masih gagal dimaksimalkan Beto.
Komentator pun memuji pilihan Widodo C Putro menurunkan Risky yang tampil maksimal dalam pertandingan ini, pergerakannya mampu mengimbangi Beto dan Hilton, dia mampu mengisi setiap ruang kosong di lini depan yang ditinggalkan Beto atau pun Hilton dan M Ridwan.
"Ketika melawan Persipura, saya berfikir jika kami (SFC) membutuhkan pemain depan yang cepat, agresif dan berani duel. Banyak pilihan, ada Airlangga, Eki, bisa juga Musafri. Tapi saya pilih Eki. Mungkin insting pelatih, pilihan saya tepat dia bisa bermain seusuai keinginan saya," tutur Widodo, Senin (4/7)
Widodo juga menepis anggapan bahwa memprioritaskan pemain tertentu dalam penentuan line up SFC. Menurutnya, tidak ada istilah anak emas di SFC. Semua sama dan semua layak mendapat kesempatan.
"Ini kompetisi, tentu kami tidak boleh asal-asalan karena targetnya adalah kemenangan di setiap partai yang dimainkan. Saya harus memastikan mereka harus siap terlebih dulu, baik secara mental, fisik atau strategi," katanya.
Selama ini, selain Supardi, Teja Paku Alam, Beto Goncalves dan Fahrudin yang selalu bermain sejak menit awal, maka posisi lain di starting line SFC kerap diisi oleh pemain yang berbeda.
"Tidak mungkin memaksakan pemain yang kondisinya kurang fit, karena kompetisi juga masih sangat panjang maka saya juga memproteksi pemain agar tidak tumbang hanya karena dipaksakan bermain di 1 partai. Sejauh ini rotasi yang kami lakukan cukup berhasil dengan baik dan saya bersyukur punya 24 pemain yang mau bekerja keras saat berlatih maupun bertanding," jelasnya
Termasuk memberikan kepada pemain muda. Baginya, jika sang pemain lebih siap, bukan tidak mungkin akan menyaingi seniornya atau bahkan mengalahkan pemain lebih berpengalaman.
"Semuanya akan mendapat kesempatan yang sama, saat mendapat kepercayaan menjadi pelatih SFC, saya pun sudah berkomitmen untuk memajukan pemain muda yang sudah dimiliki sebelumnya. Nama-nama seperti Teja Paku Alam, Ichsan Kurniawan atau Zalnando sudah saya coba dan kedepan akan disusul yang lain. Seperti Hapit, Yogi dan Tri Hamdani perlu merasakan dan bisa diandalkan," ungkapnya. (Cr10)
0 Response to "Mortir Laskar Wong Kito"
Post a Comment