Buy and Sell text links

Warga Pasrah Tinggalkan Kampung Halaman

Warga Pasrah Tinggalkan Kampung Halaman
MUARAENIM, SRIPO---Meski berat meninggalkan kampung halamannya, namun suka tidak suka, sekitar 300 KK yang berasal dari warga Bedeng Kresek dan Bukit Munggu, Kelurahan Pasar Tanjungenim, harus tetap angkat kaki dari kampung halamannya. Sebab PTBA akan memanfaatkan lahannya untuk pertambangan, Kamis (9/6).
Dari pengamatan dilapangan, puluhan warga yang sebelumnya tinggal di lingkungan Bedeng Kresek dan Bukit Munggu, Kelurahan Pasar Tanjungenim, terlihat sibuk hilir mudik membongkar dan membawa material bekas tempat tinggal mereka untuk dibawa ke tempat lahan baru yang telah disiapkan oleh PT Bukit Asam (persero) Tbk. Sebelumnya, warga juga sudah mendapatkan kompensasi berupa uang kerohiman dari perusahaan sebagai modal mereka untuk membangun kembali tempat tinggal mereka sesuai kemampuan masing-masing. Warga hanya bisa pasrah, karena meski sudah berpuluh-puluh tahun beranak pinak namun lahan tersebut merupakan milik negara dalam hal ini PTBA.
Menurut Sigit (35) warga eks Bukit Munggu, bahwa relokasi warga eks Bukit Munggu dan Bedeng Kresek ini, perlakuannya berbeda dengan relokasi warga eks Atas Dapur yang telah dilakukan sekita tiga tahun yang lalu. Jika relokasi warga Atas Dapur, Kelurahan Pasar, pihak PTBA telah menyiapkan komplek perumahan Bara Lestari di Desa Keban Agung, Kecamatan Lawang Kidul, Muaraenim. Dimana, warga langsung menerima kunci, karena PTBA sudah membuatkan rumah dengan ukuran yang sama. Sedangkan warga Bedeng Kresek dan Bukit Munggu, mereka terpaksa membuat rumah sendiri sesuai dengan kemampuan masing-masing dengan bermodalkan uang kerohiman yang diberikan oleh PTBA yang besarannya beravariasi tergantung jenis rumah dan bahan material yang digunakan sebelumnya. Dan PTBA hanya menyiapkan lahan seluas 8 x 13 meter persegi setiap KK.
"Mau tidak mau dan suka tidak suka warga harus memanfaatkan uang kerohimam itu dengan sebaik-baiknya. Jika salah pemanfaatannya, resiko ditanggung sendiri oleh warga," ujar Sigit.
Hal senada juga dikatakan oleh Karnita (48) warga Bedeng Kresek, bahwa jika ditanya secara jujur, kami sangat berat untuk meninggalkan kampung halaman yang telah ia tinggali sejak tahun 1985 tersebut, dimana sebelumnya tempat mereka berteduh, bermain, dan mencari makan selama ini. Namun tidak ada pilihan lain, selain harus pasrah dengan permintaan perusahaan untuk secepatnya mengkosongkan pemukiman mereka karena lahannya akan diamanfaatkan untuk kegiatan produksi.
"Sebenarnya berat, tetapi mau gimana lagi. Saya tidak bisa bertahan disini. Sekarang sudah tidak sehat lagi jika berlama-lama bertahan," ujar Karnita.
Begitupun menurut Giman (50) warga Bedeng Kresek, bahwa ia juga sebenarnya berat meninggalkan kampung halamannya. Namun dirinya berharap ditempat baru nanti dapat menjalani hidupnya lebih baik dan sehat.
"Kalau ditanya perasaanya, pasti jujur berat meninggalkan Bedeng Kresek ini. Tetapi kita masyarakat kecil ini tidak bisa berbuat banyak. Mudah-mudahan kehidupan kami lebih baik lagi,"
harapnya.
Sementara itu, Ketua RT 04 Juri Hartono, menjelaskan jika proses pemindahan warganya tengah berlangsung. Warga yang akan memindahkan material rumah dibantu kendaraan dari perusahaan. Ia juga berharap kepada PTBA untuk segera melengkapi fasilitas umum yang ada di lokasi baru, sepertu listrik, air, dan jalan umum.
"Untuk angkutan kendaraan di bantu PTBA. Warga juga dibantu ongkos oleh PT Pama," kata Juri.(ari)
CAPTION FOTO :
Bongkar Material : Tampak warga Bedeng Kresek membongkar sendiri rumah mereka untuk pindah ke tempat baru yang disiapkan oleh PTBA di Desa Keban Agung, Kecamatan Lawang Kidul, Muaraenim, Kamis (9/6).
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Warga Pasrah Tinggalkan Kampung Halaman"