Buy and Sell text links

Berita OKU Selatan

Petani Pasrah Harga Kopi Mentok Rp 16 Ribu

* Harapkan Harga Lada Memberikan Kejutan

Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Alan Nopriansyah

MUARADUA, SRIPP--Selain tak memiliki hasil panen yang maksimal dikarekan dampak cuaca buruk dan harga kopi rendah dampak Covid-19, Rabu, (10/6).

Pasalnya, para petani yang bergantung pada hasil menjual hasil panen kopi belum pernah menjual menyentuh diangka harga Rp 17 ribu perkilogramnya, yang dinilai tak sebanding dengan harga kebutuhan pokok saat ini. 

"Harga kopi saat ini turun menjadi Rp 15 ribu rupiah perkilogramnya, hal ini membuat para petani kopi semakin menjerit, pasalnya biaya pengolahan dan perawatan dan harga kebutuhan tak sebanding dengan harga jual,"beber Doni warga Desa Simpang Luas Kecamatan Sungai Are, Rabu (10/6).

Terpisah, dikeluhkan Imran warga Desa Keban Agung Kecamatan Kisa Ilir, hasil panen kopi tahun ini sangat menurun dibandingkan dengan hasil panen tahun lalu, menurutnya hasil panen berkurang karena dampak cuaca saat kopi mulai berbuah.

"Hasil tahun ini sangat menurun, mencapai kisaran 15 hingga 20 persen dari pendapatam hasil panen tahun lalu ditambah lagi harga kopi tak kunjung beranjak naik,"ujarnya.

Diungkapkannya, musim kemarau beberapa bulan belakangan terkahir membuat sebagian bunga kopi gagal menjadi buah sehinggsa sangat berpengaruh terhadapa panen yanh dihasilkan.

Sebagai petani, dirinya berharap mendapat solusi terkait harga kopi untuk mengimbangi pendapatan ekonomi para petani kopi. Selain itu diharapkan petani harga lada yang saat ini seharga Rp 25 ribu perkilonya dapat kembali menjadi harapan mereka kedepan.

"Kami menggantungkan nasib dari harga jual panen kopi namun saat ini sangat anjlok, kami berharap harga lada yang akam dipanen diatas bulan Agustus memberikan kejutan," terang Imron.(cr28)

SRIWIJAYA POST: ALAN NORIANSYAH
Petik Kopi : Petani kopi di Desa Simpang Luas Kecamatan Sungai Are OKU Selatan sedang memetik kopi, Rabu (10/6/2020).



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Berita OKU Selatan"