Karakter Bukan Pemberian, Tetapi Diproses
SRIPOKU.COM, MUARAENIM,---
Karakter tidak dimiliki manusia sejak dia dilahirkan, tetapi dibentuk oleh proses panjang dimulai dari pemikiran, perkataan, perbuatan, kebiasaan yang terus menerus sepanjang umur sehingga seseorang menjadi dirinya sendiri dengan karakter unik yang dimilikinya.
Hal tersebut diungkapkan anggota Komisi IX DPR RI Ir Sri Meliyana, kegiatan Seminar Sehari Pendadikan Berkarakter dan Pelatihan Berbasis Kompetensi Bagi Generasi Muda Muaraenim di gedung Kesenian Putri Dayang Rindu Muaraenim, Kamis (9/1/2019)
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Bupati Muaraenim yang diwakili Kadin Diknas
Irawan Supnidi SPd SMn MM, Kasdim 0404 Muaraenim Mayor Inf Sugeng, dinas instansi terkait, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan ratusan Mahasiswa, Pelajar serta Masyarakat umum.
Menurut Sri, bahwa apa pun yang dimiliki seseorang, kecantikan, kepintaran, keturunan, dan kekuasaan, tak bernilai jika seseorang tak bisa lagi dipercaya dan tak punya keteguhan sebagai ekspresi keburukan karakter. Pembentukan karakter sangat penting sehingga dalam peribahasa dikatakan, "Bila kamu kehilangan kekayaan, sesungguhnya dirimu tak kehilangan apapun. Bila kamu kehilangan kesehatan, dirimu kehilangan sesuatu. Bila kamu kehilangan karakter, dirimu kehilangan segalanya. Karakter bukan saja menentukan keberadaan dan kemajuan seseorang melainkan juga sebuah bangsa. lbarat individu, setiap bangsa hakikatnya punya karakter tersendiri yang tumbuh dari pengalaman bersama.
Mari kita jawab dengan jujur, kata Sri. Tidak menyalahkan siapa-siapa sebelum merujuk pada diri kita sendiri. Sudah ikut sertakah kita bersama-sama bergerak kearah tujuan dari pendidikan nasional yang telah dirancang pemerintah dan DPR itu. Pendidikan nasional memang mengacu pada undang-undang dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan pada suatu sistim dan sistim itu dijalankan sepenuhnva oleh dunia pendidikan kita mulai, dari PAUD sampai Pendidikan Tinggi. Tetapi dimanakah kelemahan sistim pendidikan kita sehingga segala sesuatu seperti berjalan ditempat. Jawabannya adalah kita gagal menyertakan pendidikan karakter pada sistim pendidikan masa lalu kita.
Banyak diantara kita yang menjadi pandai dan berilmu, tapi menggunakan kepandaian dan ilmunya hanya untuk dirinya sendiri dan bahkan untuk memperalat dan menyengsarakan orang lain. Banyak diantara kita yang menjadi kaya raya dan sangat beruntung, tapi tidak perduli dengan yang kurang beruntung dan seharusnya membutuhkan pertolongan. Kita hebat, tapi tidak sensitif dengan permasalahan sekeliling. Kita terlepas dari banyak masalah tapi kita tidak mau bergotong royong ikut meringankan masalah orang lain. Kita kehilangan nilai-nilai luhur yang kita artikan sebagai karakter bangsa yang mengacu pada Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
Kondisi ini bukan untuk membuat kita bersedih hati, memperburuk keadaan dengan berdiam diri. Tapi kondisi ini menjadi titik awal kita untuk berjuang bersama mempertahankan apa yang masih ada dan meningkatkan potensi yang masih kita miliki. Pendidikan karakter merupakan satu-satunya senjata ampuh yang belum kita
pergunakan maksimal.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut.
Masih dikatakan Sri, Pendidikan karakter sangat erat hubungannya dengan pendidikan moral dimana tujuannya adalah untuk membentuk dan melatih kemampuan individu secara terus menerus guna penyempurnaan diri kearah hidup yang Iebih baik.
Secara formal dunia pendidikan di Indonesia, mulai dari PAUD sampai Perguruan Tinggi terus menerus berusaha memasukkan nilai-nilai karakter bangsa ke dalam kurikulumnya. Saat ini pendidikan dasar dan menengah menerapkan kurikulum K2013 yang menitikberatkan penilaian terhadap karakter peserta didik. K2013 terus menerus dievaluasi dan disempurnakan guna mencapai tujuan pendidikan nasional. Tetapi sejatinya pendidikan karakter ini bukanlah suatu pendidikan yang terputus, yang hanya dilakukan pada jam-jam pelajaran, di balik dinding-dinding kelas. Tapi pendidikan karakter adalah pendidikan semesta. Pendidikan yang medianya tidak hanya sekolah formal tapi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan karakter sangat dipengaruhi oleh kearifan lokal dan norma-norma universal dalam kehidupan. Karena itu pendidikan karakter bukan hanya tanggung jawab para guru dan dosen saja. Pendidikan karakter adalah tanggung jawab orang tua terhadap anaknya, tanggung jawab anak terhadap orang tuanya, tanggung jawab kita pada keluarga besar kita, tanggung jawab kita pada masyarakat, tanggung jawab pemerintah pada masyarakat, tanggung jawab masyarakat pada pemerintah. Tanggung jawab negara pada bangsa dan tanggung jawab bangsa pada negara. Pendidikan karakter tidak boleh satu detikpun terhenti. Mulai kita bangun tidur sampai kita tidur lagi, berlangsung setiap hari seumur hidup kita. Kita ajak diri kita sendiri hanya melakukan yang terbaik saja setiap hari, sampai terbentuk karekter yang bisa menjadikan kita manusia yang berguna bagi masyarakat dan bangsa kita.
Sementara itu Bupati Muaraenim yang diwakili Kadiknas Irawan Supnidi mengatakan di era globalisasi saat ini telah memberikan dampak pada perubahan karakter masyarakat Indonesia, kurangnya pendidikan karakter akan menimbulkan krisis moral yang berakibat pada perilaku negatif masyarakat seperti pergaulan bebas, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, pencurian, kekerasan terhadap anak dan lain sebagainya. Pendidikan karakter adalah salah satu unsur utama dalam pencapaian visi dan misi pembangunan nasional di Indonesia yang termasuk pada rencana pembangunan jangka panjang tahun 2005-2025 dan merupakan agenda nasional merupakan rencana aksi Nasional. Pendidikan karakter yang jargonnya PPK (penguatan pendidikan karakter).(ari)
CAPTION FOTO :
Seminar : anggota Komisi IX DPR RI Ir Sri Meliyana, menjadi nara sumber pada Seminar Sehari Pendadikan Berkarakter dan Pelatihan Berbasis Kompetensi Bagi Generasi Muda Muaraenim di gedung Kesenian Putri Dayang Rindu Muaraenim, Kamis (9/1/2019)
0 Response to " "
Post a Comment