Musim Kemarau, Produksi Batu Bata Meningkat
Laporan Wartawan Sriwijayapost, Alan Nopriansyah
MUARADUA, SRIPO--Jika dimusim kemarau, sejumlah komuditas petani mengalami gagal panen akibat kekurangan air berbeda dengan pabrik bata yang justru merasa diuntungkan dengan cuaca musim kemarau yang melanda tanah air di akhir-akhir ini.
Hal itu diungkapkan Toni pengelola pabrik batu bata bahwa sejak musim kemarau memberikan keuntungan di pabrik batu bata di Desa Pelangki Kecamatan Buay Rawan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan.
Menurut pekerja pabrik dengan adanya musim kemarau produksi batu bata meningkatkan drastis 50 hingga 60 persen jika dibanding cuaca musim penghujan.
"Sebenarnya kalau cuaca musim kemarau seperti sekarang ini, tergantung jumlah pegawai yang kerja, sebab produksi lebih tinggi hingga satu kali lipat, dari biasanya,"ujar Toni pegawai pabrik.
Pada musim kemarau, dikatakannya pembakaran serta pengeringan batu lebih cepat dari biasanya. Jika sebelumnya dalam waktu ditentukan menghasilkan 3 hingga 4 ribu buah bata yang dihasilkan.
"Kalau musim kemarau satu pekannya 3-4 ribu, tapi kalau musim penghujan hanya setengah dari itu,"tambah Toni.
Kendati demikian dikatakannya dalam pengelolaan bahan bata masih memerlukan sumber air, bahkan diwaktu tertentu atau mendesak pihaknya terpaksa memesan air dari PDAM.
Air digunakan untuk proses pengelolaan bahan batu bata dengan menggunakan bahan dasar tanah yang diambil dari tanah diwilayah sekitarnya.
Selain tingginya hasil produksi yang dihasilkan, memasuki penghujung tahun pabrik bata pada saat musim kemarau, harga jualpun meningkat dari harga sebelumnya mencapai Rp 100- Rp 200 perbuahnya.
"Sekarang karena banyak proyek akhir tahun yang masuk, harga mulai meningkat sebelumnya Rp 500, sekarang menjadi Rp 600-700 perekornya".(cr28).
SRIWIJAYA POST/ALAN NOPRIANSYAH
Pabrik Bata : Pegawai sedang bekerja di Pabrik Bata di Desa Pelangki Kecamatan Buay Rawan OKU Selatan, Rabu (11/9/2019).
0 Response to "Musim Kemarau, Produksi Batu Bata Meningkat"
Post a Comment