Foto: SRIPO/EVAN HENDRA
Teks Foto: PANEN CABAI - Bupati OKU Timur HM Kholid MD bersama OPD dan masyarakat saat memanen cabai bersama pada musim kemarau di atas lahan sawah.
Kholid Buktikan Kemarau Tak Halangi Petani
//Panen Cabai Bersama
MARTAPURA, SRIPO - Musim kemarau yang sudah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir menyebabkan lahan pertanian warga mengalami kekurangan pasokan air sehingga petani tidak bisa melakukan penggarapan lahan sawah.
Namun meskipun lahan sawah kekurangan pasokan air untuk menanam padi, petani dihimbau untuk menanam palawija dan tanaman pertanian lainnya yang membutuhkan sedikit air.
Seperti yangang dilakukan oleh H Mujid Petani cabai di Desa Lipat, Perjaya Barat kecamatan Martapura yang memanfaatkan lahan sawah yang kering dengan menanam cabai. Pemanfaatan lahan untuk menanam cabai tersebut dinilai efektif karena tanaman cabai tidak membutuhkan pasokan air sebanyak tanaman padi. Petani hanya perlu melakukan penyiraman sedikit bahkan bisa tidak disiram samasekali.
Bupati OKU Timur HM Kholid MD Selasa (24/9) melakukan panen cabai bersama masyarakat dan seluruh dinas untuk menggugah masyarakat bahwa musim kemarau lahan sawah yang mengalami kekeringan bisa dimanfaatkan untuk tanaman lainnya yang menghasilkan.
"Meskipun lahan Kering. Petani bisa memanfaatkan dengan menanam tanaman sayuran lainnya yang tidak membutuhkan banyak air. Harapannya setelah panen selesai hujan mulai turun sehingga lahan tidak sia-sia," kata Kholid disela panen bersama.
Menurut Kholid, gejolak pasar selalu terjadi setiap tahunnya. Mulai dari harga cabai yang menurun karena musim panen sampai harga beras yang turun karena panen raya. Untuk itu masyarakat harus diberdayakan untuk menanam tanaman yang berbeda seperti menanam cabai dan tanaman lainnya untuk menyelingi tanaman padi.
"Cari taiming yang tepat dengan waktu yang tepat untuk mengolah lahan. Kalau timing dan waktunya tidak tepat maka dia akan hancur dan menyebabkan petani mengalami kerugian," katanya.
Kholid berharap petani sebelum melakukan penggarapan dan penanaman tanaman agar memperhatikan plaing yang tepat sehingga hasilnya akan maksimal dan jangan menanam hanya untuk ikut-ikutan saja yang ujungnya akan menyebabkan kerugian bahkan kegagalan panen.
"Karena hukum ekonomi itu berlaku. Petani harus memiliki pengetahuan kapan cabai mahal dan kapan tanaman lain mahal. Setiap tahun jarang meleset mengenai harga tersebut," katanya.
Untuk masalah permodalan kata Bupati petani disarankan membentuk koperasi petani cabai. Dengan adanya koperasi petani cabai, kebutuhan modal para petani bisa didapat dengan bekerjasama dengan Bank SumselBabel Cabang OKU Timur. Sedangkan untuk kebutuhan bibit, pupuk dan pestisida bisa melalui koperasi yang dibentuk dan dikelola oleh gabungan petani.
"Dengan adanya lahan percontohan ini, kedepan kebutuhan cabai di Kabupaten OKU Timur diharapkan tidak lagi bergantung dengan daerah lain," katanya.
Sementara itu, H Mujid petani cabai Dusun Lipay Desa Perjaya Barat mengaku, selama menanam cabai sekitar lima bulan lalu, dirinya sudah mampu melakukan panen sebanyak 9 kali. Setiap panen dirinya mampu menghasilkan hingga 300 kilogram cabai merah keriting.
"Selama tanam saya sudah 9 kali melakukan panen. Terakhir panen dapat 300 kilogram dan hari panen lagi. Saat panen pertama cabai masih tinggi dengan harga jual Rp. 55 ribu per kilogram. Sekarang harga cabai mulai turun dengan harga jual Rp 30 ribu per kilogram," jelasnya. (hen).
0 Response to "Berita martapura Selasa (24/9) Kholid Buktikan Kemarau Tak Halangi Petani "
Post a Comment