* Harga Kedelai Naik Mencapai 10 Persen.
MUARADUA,SRIPO--Melemahnya nilai rupiah berdampak pada sejumlah pabrik tahu dan tempe di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Minggu (9/9).
Sebab bahan yang digunakan berupa kacang kedelai yang digunakan yang mereka pasok dari Lampung merupakan impor dari luar Negeri mengalami kenaikan hingga mencapai 10 persen.
Diketahui sebelumnya harga kedelai Rp 7000 hingga 7.200 kini meroket mencapai RP 8.200 perkilonya. Sehingga, naiknya harga kedelai membuat pihak pabrik mengurangi ukuran tahu, yang namun berdampak pada menurunnya penjualan.
"Sebelumnya seharga Rp 7000 hingga 7.200 sekaeang mencapai Rp 8000,"ujar Munawaroh pengelola pabrik tahu di Kampung Minang Kelurahan Pasar Muaradua.
Untuk menekan nilai kerugian pihak pabrik tahu dan tempe terpaksa mengurangi ukuran volume tahu, dan mengurangi angka produksi. Dikatakannya Munawaroh, dampak dari naiknya harga kedelai pabrik yang ia kelola mengalami penuruan produksi harinya mencapai 10 persen.
"Biasanya sehari memproduksi mencapai 50 hingga 55 kilogram kedelai namun sekarang hanya 40 kg saja,"tambah Munawaroh.
Dampak melemahnya rupiah juga dirasakan pabrik tempe dilokasi lingkungan sekitar Kampung Minang, dengan hanya memproduksi tempe menggunakan kedelai sebanyak 1.5 Kwintal kini mengalami penurunan hanya 1.0 hingga 1.25 kwintal .
"Disini juga masih tergantung musim panen, tetapi setelah kenaikan harga kedelai penjualan kian merosot,"kata Wahyudin.
Dikatakannya, sebelumnya pabrik tempe yang ia kelola perharinya memproduksi tiga jenis ukuran sekarang hanya dua jenis.
"Sebelumnya tiga jenis sekarang kita mengurangi jenis produksi yang semula 3 macam hanya 2 jenis saja, seharga 5 ribu dan 4 ribu perpotongnya,"pungkas Wahyudin.(cr28)
SRIWIJAYA POST : ALAN NOPRIANSYAH
Pabrik Tahu : Salah seorang pengelola pabrik tengah menggoreng tahu, di Kampung Minang Kelurahan Pasar Muaradua, Minggu (9/8/2018).
MUARADUA,SRIPO--Melemahnya nilai rupiah berdampak pada sejumlah pabrik tahu dan tempe di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Minggu (9/9).
Sebab bahan yang digunakan berupa kacang kedelai yang digunakan yang mereka pasok dari Lampung merupakan impor dari luar Negeri mengalami kenaikan hingga mencapai 10 persen.
Diketahui sebelumnya harga kedelai Rp 7000 hingga 7.200 kini meroket mencapai RP 8.200 perkilonya. Sehingga, naiknya harga kedelai membuat pihak pabrik mengurangi ukuran tahu, yang namun berdampak pada menurunnya penjualan.
"Sebelumnya seharga Rp 7000 hingga 7.200 sekaeang mencapai Rp 8000,"ujar Munawaroh pengelola pabrik tahu di Kampung Minang Kelurahan Pasar Muaradua.
Untuk menekan nilai kerugian pihak pabrik tahu dan tempe terpaksa mengurangi ukuran volume tahu, dan mengurangi angka produksi. Dikatakannya Munawaroh, dampak dari naiknya harga kedelai pabrik yang ia kelola mengalami penuruan produksi harinya mencapai 10 persen.
"Biasanya sehari memproduksi mencapai 50 hingga 55 kilogram kedelai namun sekarang hanya 40 kg saja,"tambah Munawaroh.
Dampak melemahnya rupiah juga dirasakan pabrik tempe dilokasi lingkungan sekitar Kampung Minang, dengan hanya memproduksi tempe menggunakan kedelai sebanyak 1.5 Kwintal kini mengalami penurunan hanya 1.0 hingga 1.25 kwintal .
"Disini juga masih tergantung musim panen, tetapi setelah kenaikan harga kedelai penjualan kian merosot,"kata Wahyudin.
Dikatakannya, sebelumnya pabrik tempe yang ia kelola perharinya memproduksi tiga jenis ukuran sekarang hanya dua jenis.
"Sebelumnya tiga jenis sekarang kita mengurangi jenis produksi yang semula 3 macam hanya 2 jenis saja, seharga 5 ribu dan 4 ribu perpotongnya,"pungkas Wahyudin.(cr28)
SRIWIJAYA POST : ALAN NOPRIANSYAH
Pabrik Tahu : Salah seorang pengelola pabrik tengah menggoreng tahu, di Kampung Minang Kelurahan Pasar Muaradua, Minggu (9/8/2018).


0 Response to "Pabrik Tempe dan Tahu Kurangi Produksi"
Post a Comment