* Di Uji 12 Tahun Tidak Punya Keturunan
Damayanti Saragih alias Damira Raulia(35) warga Desa Muara Lawai, Kecamatan Muaraenim, Kabupaten Muaraenim, mungkin merupakan salah satu Mualaf yang cukup banyak mengalami rintangan, tantangan dan cobaan sejak berpindah keyakinan dari Kristen Katolik ke Islam.
Secara singkat, Damayanti menuturkan disela-sela kegiatan pembinaan bagi Mualaf bahwa ia pertama kali tertarik masuk Islam, gara-gara makanan. Dahulu, pada tahun 2003, sebelum pindah keyakinan, ia bekerja sebagai Mandor di salah satu perusahaan perkebunan Kelapa Sawit di Muaraenim. Sebagai atasan dan masih gadis, iapun hobi memasak salah satunya membuat makanan kue bolu. Kemudian ia membuat kue bolu, yang rencananya untuk diberikan ke teman-temannya, namun setelah dibuat ternyata teman-temannya yang kebetulan mayoritas Muslim menolak dengan halus untuk memakannya. Iapun penasaran, kembali membuat makanan, dan kembali mereka tidak mau memakannya. Lalu ia mencari tahu penyebab teman-temannya tidak mau makan, ternyata teman-temannya khawatir jika bahan atau alat-alat yang digunakannya untuk memasak juga digunakan bekas memasak Babi yang menurut ajaran Islam najis. Semenjak kejadian itu selalu terpikir, dan setelah melalui pertimbangan dan resiko serta atas kemauan sendiri tanpa paksaan iapun meminta salah seorang yang menjadi Bapak angkatnya untuk mengajarkan surat Alfatihah untuk ia hafal. Awalnya ayah angkatnya tidak mau, dan memintanya untuk berpikir dahulu sebab keyakinan tidak boleh dipaksakan dan harus dari hati nurani sendiri. Setelah saya yakinkan bahwa atas kemauan sendiri, kemudian ia mengajarkannya dan mengajaknya ke Desa untuk di Islamkan.
"Jadi saya masuk Islam bukan karena saya mau nikah dengan orang Islam atau dipaksa, tetapi murni atas kemauan sendiri," ujar Ibu satu anak ini.
Setelah masuk Islam, kata Damayanti, iapun akhir pacaran dengan sesama jejaka muslim dan akhirnya menikah pada tahun 2005. Pada saat ia masuk Islam seluruh keluarga besarnya marah dan menentang, sebab baru dirinya yang pertama masuk Islam. Selain itu, iapun telah dijodohkan sesama pemuda dari Batak. Dan ketika ia menikah, keluarganya tidak mau datang, dan jika mau datang keluarga pria harus menuruti adat Batak yang biayanya cukup besar. Namun tekadnya sudah bulat ia akan tetap menikah secara Islam. Setelah menikah, kata anak keenam dari sembilan bersaudara ini, awal pernikahannya baik-baik saja, namun ketika usia pernikahannya mencapai enam tahun, bahtera rumah tangganya sempat diterpa badai, karena suaminya sering uring-uringan karena dirinya tidak bisa memberikan keturunan. Iapun terpaksa pulang ke keluarganya, dan selama dirumah keluarganya ia kembali dibujuk untuk kembali ke agamanya dianutnya dahulu, namun tetap ia tolak dan mantap memilih Islam. Iapun menjelaskan ke keluarga besarnya bahwa ia masuk Islam karena kemauan sendiri bukan karena mau menikah dengan pemuda Islam, tetapi mereka tetap tidak mau mendengarkan. Karena tidak tahan, iapun kembali pulang ke rumah suaminya, dan berharap dalam keluarganya diberikan hidayah Islam. Lalu iapun menjalani hidup seperti biasanya namun dalam tekanan batin sebab belum mempunyai momongan. Iapun rajin berobat mulai dari pengobatan medis hingga berobat kampung untuk meminta momongan tetapi hasilnya nihil. Dalam keputusasaannya, akhirnya ia pasrah dan berserah diri secara total kepada Allah, meminta momongan jika dipercaya. Kemudian iapun berpuasa satu bulan penuh, dan alhamdulilah setelah menunggu penantian 12 tahun lamanya, ia ternyata bisa hamil. Dan tepat tanggal 5 Maret 2018, ia diberikan momongan anak perempuan yang diberi nama Duci Defira. Dan semenjak anaknya lahir, kini kondisi rumah tangganya harmonis kembali, terutama suaminya sangat sayang dengan anaknya yang sudah lama diharapkan.
"Punya anak itu ternyata sangat kaya, tidak bisa dinilai dengan uang. Jadi bersyukurlah bagi yang punya anak, dan bersabarlah dan tetap berusaha bagi yang belum mempunyai anak. Karena anak adalah titipan, mungkin belum diberikan kita belum siap menjaga titipan tersebut," pungkas yang bertekad sampai mati akan teguh dengan Iman Islam.(ari)
CAPTION FOTO :
Damayanti Saragih : Bersama momongannya semata wayang
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
0 Response to "Dapat Hidayah Karena Masalah Makanan"
Post a Comment