Foto: SRIPO/EVAN HENDRA
Teks Foto: PADI ORGANIK - Petani padi organik saat melakukan pemanenan.
Kewalahan Penuhi Kebutuhan Beras Organik
//Modal Kecil Untung Besar
MARTAPURA, SRIPO - Tingginya permintaan beras organik ditingkat pasar membuat petani yang selama ini mulai menggeluti pertanian organik kewalahan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pertanian OKU Timur Ruzuan Effendi Senin (7/5).
Menurut Ruzuan, untuk memenuhi kebutuhan pasar yang permintaannya terus meningkat, petani harus segera mengalihkan pola tanam dari non organik ke organik mengingat modal pertanian organik tidak sebesar pertanian non organik, Namun dengan harga jual yang cukup tinggi hingga mencapai Rp. 15 Ribu per kilogram.
"Produksi beras organik di OKU Timur saat ini mencapai 366 ton dengan luas tanam 78,605 hektar (Ha) dengan masa panen sebanyak dua kali dalam satu tahun. Per Ha pertanian organik bisa menghasilkan beras sebanyak satu Ton," katanya.
Menurut Ruzuan, hingga saat ini tidak ada kendala dalam mengembangkan beras organik. Bahkan sekarang cukup banyak petani yang melirik untuk beralih mengembangkan pertanian beras organik. Permintaan pasar cukup tinggi dengan harga yang stabil dan tidak mengalami penurunan meskipun musim panen raya sedang berlangsung.
"Pemasaran beras organik juga bukan hanya di wilayah OKU Timur atau Sumsel saja, melainkan hingga supermaket dan pulau Jawa. Biasanya pembeli akan memesan dan langsung mengambil atau meminta petani mengirimkan beras organik menggunakan bus tujuan Jakarta," katanya.
Untuk itu kata dia, petani dihimbau untuk memperluas lahan sawah padi organik. Karena untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun pasar. Harga jual beras organik Rp15 ribu perkilogram lebih mahal dibanding harga beras biasa. Sehingga ini lebih menguntungkan. Sekarang sudah ada enam Koptan di OKU Timur mendapatkan sertifikat organik. (hen).
0 Response to "Berita Martapura Senin (7/5) padi organik"
Post a Comment