* Sajikan 13 Ribu Bungkus Pepes Ikan Tempoyak
SRIPOKU.COM, MUARAENIM---Luar Biasa ...mungkin ini kata yang tepat untuk kegiatan Bukit Asam Enim Culture Festival 2018. Selain menggelar ajang lomba seni dan budaya bagi masyarakat Tanjungenim dan sekitarnya, juga akan memecahkan Museum Rekor Indonesia atau yang sekarang dikenal Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), sebanyak 13 ribu bungkus Pepes Ikan Tempoyak.
"Besok (Minggu, red), kegiatan ini akan dilaksanakan. Untuk persiapan pelaksanaan sudah 100 persen," ujar Ketua Panitia Surtia Ningsih didampingi Ketua Pelaksana Rima, Sabtu (7/4/2018).
Menurut Tia panggila akrabnya, selain akan dihadiri oleh komunitas-komunitas pemuda di Kabupaten Muaraenim, juga akan dihadiri oleh komunitas pemuda dari Kabupaten/kota tentangga bahkan dari Provinsi. Kita sudah menyiapkan stage atau panggung utama, tenda, karpet, kemudian persiapan untuk fasilitas lainnya untuk keperluan memasak ikan Pais Tempoyak.
Menurut Tia, materi acara yang disuguhkan pada rangkaian "Bukit Asam Enim Culture Festival 2018" ini sangat spesial, kalau untuk rekor MURI sendiri, ide ini dalam rangka untuk memperingati puncak hari Wanita Internasional, dan pada peringatan ini akan diadakan perhelatan budaya yang akan menyajikan aktivitas budaya Tanjungenim pada khususnya dan Muaraenim pada umumnya. Adapun maksud digelarnya kegiatan ini, yang pertama bagaimana wanita itu punya porsi sendiri didalam kehidupannya. Kemudian yang kedua untuk mengkampanyekan gerakan makan ikan, yang memang disosialisasikan oleh Menteri Kelautan Republik Indonesia, dan ketiga, menggali lagi nilai-nilai kegotong royongan yang hampir punah, serta ke empat dalam rangka menuju Tanjungenim sebagai Kota Wisata, seperti yang sudah di gadang-gadangkan sejak sebelumnya. Disinikan terlihat aktivitas-aktivitas masyarakat Tanjungenim sendiri untuk bergotong royong, dimana, kebiasaan itu sudah mulai pudar di tengah masyarakat kita, untuk itu kita ingin kembali mereaktulisasikannya lagi.
"Jadi kita juga mengundang Dinas Perikanan yang juga mensuport acara ini dan ikut mensukseskan program pemerintah untuk makan ikan. Kita sudah mengundang komunitas Pesona-pesona lain seperti Pesona Lahat, Genpi Sumsel, Pesona Sriwijaya, Pesona Pagar Alam, sekabupaten/kota di Sumatera Selatan, juga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel," ujar alumnus Mahasiswa Seni Pascasarjana UNS ini.
Masih dikatan Tia, untuk itu, mari -sama menjadi masyarakat yang sadar wisata. Mari kita buat sesuatu yang bisa menunjang Tanjungenim sebagai kota Wisata. Karena begini, kalau kita hanya terpaku dalam dunia tambang itu lama kelamaan akan habis, tetapi ketika pemuda pemudi disini bisa kreatif, itu tidak akan habis dan justru kita bisa menghidupi diri sendiri dan menghidupi orang lain. Tanjungenim sendiri itu bisa menjadi promotor dan menjadi contoh untuk daerah-daerah lain.(ari)
CAPTION FOTO :
Lomba Menyanyi : Para peserta menyanyi dalam mengikuti kegiatan Bukit Asam Enim Culture Festival di Fasilitas Sosial (Fasos) Lapangan Ex Sentral Lama PTBA Tanjungenim, Kabupaten Muaraenim, Sabtu (7/4).
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
0 Response to " "
Post a Comment