Buy and Sell text links

Berita Martapura KAI bangun rel tak pedulikan masyarakat

Foto: SRIPO/EVAN HENDRA

Teks Foto: KECELAKAAN - Sedan merah yang tersangkut Rel KA akibat terlalu tinggi terseret Babaranjang. Warga berusaha mengevakuasi mobil. Sementara korban jiwa Nihil.



Sedan Tersangkut Rel KA, Dihantam Babaranjang

//Egoisme KAI Saat Bangun Rel


MARTAPURA, SRIPO - Naas dialami Iwan warga Cidawang Kecamatan Martapura Kabupaten OKU Timur yang mengalami kecelakaan di perlintasan rel kereta api tanpa plang kelurahan Jatirahayu Martapura Sabtu (10/3) sekitar pukul 09.00. 

Mobil sedan warna merah yang dikemudikan Iwan dengan nomor polisi BG 1289 YD tersebut melaju dari arah Tebatsari menuju jalan utama Kota Martapura. Ketika korban melintas di perlintasan Rel Kereta Api (KA) diduga korban tidak melihat adanya sepur Babaranjang yang berasal dari Tanjung Enim menuju Lampung. Korban diduga tidak mengetahui keberadaan sepur tersebut berusaha untuk melintasi rel kereta api yang cukup tinggi. 

Namun tingginya rel kereta api dari badan jalan dan mobil sedan yang dikendarainya cukup rendah membuat mobil tersebut tersangkut dan tidak bisa melintasi rel sedangkan sepur yang melaju terus mendekat. 

Melihat sepur terus mendekat korban yang berusaha meneruskan perjalanan mengalami kesulitan karena mobil tersebut tersangkut. Korban kemudian memutuskan untuk keluar dari mobil dan menyelamatkan diri sedangkan Babaranjang yang terus melaju menabrak mobil tersebut hingga mengalami kerusakan parah. 

"Mobil tersangkut. Relnya cukup tinggi sehingga membuat mobil kesulitan. Terlebih mobil sedan memang cukup rendah. Mobil korban berusaha melintasi rel kesulitan dan tersangkut. Kemudian mobil ditinggalkannya. Semestinya pihak KAI menyamaratakan rel dengan jalan sehingga tidak membahayakan pengguna jalan. Ini justru sebaliknya rel sangat tinggi dari jalan sehingga sangat membahayakan. Terlebih lokasi tersebut perlintasan tidak memiliki Plang dan penjaga," ungkap Khairul warga Martapura yang melihat kecelakaan tersebut ketika dikonfirmasi.

Menurut Khairul, pihak KAI Semestinya membangun rel kereta api lebih rendah dari badan jalan sehingga tidak membahayakan dan tidak menyulitkan pengguna jalan yang akan melintasi perlintasan rel kereta api terlebih yang tidak memiliki pintu dan penjaga perlintasan. Selama ini kata dia KAI membangun rel dengan melintasi badan jalan tanpa menganalisa terlebih dahulu bahaya dan dampak terhadap masyarakat sekitar. Mereka seakan membangun dengan tangan besi tanpa memperhatikan keselamatan masyarakat sehingga menyebabkan banyak korban akibat pembangunan yang tidak mengutamakan masyarakat.

"KAI akan besar kepala. Rangka membangun seenaknya pinggir rel dari badan jalan hingga mencapai lebih dari dua berapa centimeter yang tentu saja menyulitkan pengendara. Selain itu kondisi rel yang menonjol dan licin terkadang sangat membahayakan terutama pengendara sepeda motor. Selain itu dengan berlindung di undang-undang mereka akan kebal hukum dan tidak bisa mempertanggungjawabkan kecelakaan lalu lintas yang terjadi," katanya.

Sedangkan Hadi warga lainnya mengatakan kecelakaan lalu lintas di perlintasan rel KAI tanpa palang pintu sudah sangat sering terjadi bahkan korban jiwa dan kerugian material cukup besar. Semestinya kata dia, kejadian tersebut bisa menjadi pelajaran bagi pihak KAI untuk lebih mengutamakan keselamatan manusia saat melakukan pembangunan rel. 

"Yang menjadi korban masyarakat. Lihat saja dalam pembangunan double track mereka tidak pernah memperhatikan Bagaimana sulitnya masyarakat melintasi rel KAI karena cukup tinggi dan menonjol. Terlebih saat hujan, besi rel menjadi licin dan menyebabkan terpeleset," katanya. (hen).

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Berita Martapura KAI bangun rel tak pedulikan masyarakat"