* Diduga Tercemari Ekplorasi Kegiatan Tambang Batubara
SRIPOKU.COM, MUARAENIM---Diduga tercemar akibat kegiatan ekplorasi tambang batubara, air sungai Kiahan menjadi keruh dan berwarna coklat susu,
di Tanjungenim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muaraenim, Selasa (27/2/2018)
Dari informasi yang dihimpun di lapangan, air yang mengalir di sungai Kiahan tersebut diduga berasal juga dari
tambang PT Bukit Asam di Penambangan Bangko Barat Tanjungenim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muaraenim.
Warna air Sungai Kiahan selain berubah keruh dan berwarna coklat susu, sedikit menghitam bercampur lumpur yang ikut air mengalir sehingga masyarakat sekitar takut menggunakannya untuk mandi atau aktifitas yang lainnya.
Aliran air di Sungai Kiahan tersebut sempat di telusuri dari jembatan Desa Lingga, ke RT 06, RT 14 Desa Tegal Rejo, dan juga ke fit I (satu) Bangko Barat, hingga ke lokasi areal penambangan Bangko Barat yang dialirkan keluar dari pipa-pipa pembuangan hingga mengalir ke Sungai.
Menurut salah satu warga RT 14 Desa Tegal Rejo yang sangat berdekatan sekali dengan penambangan Bangko Barat PT BA yang enggan namanya ditulis mengatakan, kalau setiap hari hujan kondisi air sungai selalu keruh dan berwana coklat.
"Kalau musim hujan bisa dilihat dengan mata. Beginilah kondisi air sungainya, bisa dinilai sendirilah," kata dia.
Menurut Kepala Desa Tegal Rejo Tedi Harsoyo mengatakan, memang aliran sungai Kiahan yang mengalir tersebut melalui juga wilayah Desa Tegal Rejo. Dan, jika kondisinya hujan, memang selalu airnya keruh. Perubahan warna air sungai Kiahan, ini memang jelas dari limbah dari aktifitas tambang.
"Lihat saja warnanya, bisa nilai sendiri apakah ini limbah rumah tangga atau limbah dari aktifitas tambang," ujarnya.
Dikatakan Tedi, sungai itu dari dulu sudah ada dan juga pemukiman masyarakat sudah ada sejak dahulu dan kondisi air sungai tidak berwarna seperti itu. Aliran sungai ini bisa dibedakan aliran sungai yang bercabang ada yang mengalir dari pemukiman masyarakat dan juga dari daerah tambang Bangko Barat.
Direktur WALHI Sumsel Hadi Jatmiko,
menyikapi adanya dugaan pencemaran lingkungan dari PT Bukit Asam, Wahana Lingkungan Hidup (WALHI ) Sumatera-Selatan menegaskan bahwa pertambangan batubara PT Bukit Asam tidak akan pernah lepas dari indikasi pencemaran baik air, udara dan kerusakan lingkungan dan sosial bagi masyarakat sekitar. Untuk itu penting bagi penegakan hukum yang dilakukan oleh aparat penegak hukum dan Kementerian terkait atas dugaan pencemaran yang dilakukan PT Bukit Asam dan memastikan pemulihan bagi lingkungan dan rakyat dilakukan karena hal itu jelas melanggar UU lingkungan hidup sebagai UU payung untuk melestarikan dan melindungi lingkungan hidup.
"Dan ini bukan saja PTBA, tetapi perusahaan-perusahaan lain yang beroperasi di Sumatera Selatan, untuk serius menanggani masalah lingkungan," tegasnya.
Sedangkan menurut Direktur Produksi PTBA Eko Suryo dan GM UPTE PT BA Suhedi mengatakan, saat ini sedang musim hujan sehingga air cukup banyak dan menggerus sisa tambang. Namun pihaknya akan langsung mengecek kelapangan, apakah benar atau tidak hal tersebut. Sebab sejauh ini kami sangat ketat dan taat dengan ketentuan yang berlaku, dan setiap air yang dialirkan dari tambang harus memenuhi baku mutu lingkungan. Meskipun seandainya ada, itu tidak ada unsur kesengajaan, dan pasti akan diperbaiki secepatnya.
"Terimakasih atas kritisi dari masyarakat, dengan adanya kritikan tersebut masyarakat peduli dengan PTBA," ujar Eko.(ari)
CAPTION FOTO :
Air Keruh 1,2,3 : Tampak Kondisi Air yang keruh yang diduga berasal dari aktifitas tambang batubara dan mengalir ke Sungai Kaihan Tanjungenim, Muaraenim, Selasa (27/2).
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
0 Response to "Sungai Kiahan Keruh Bercampur lumpur"
Post a Comment