Foto: SRIPO/EVAN HENDRA
Teks Foto: PANEN RAYA - Bupati OKU Timur bersama sejumlah petani dan unsur Muspida saat melakukan panen raya bersama.
Kholid: Pemerintah Jangan Bunuh Petani
//Tetap Tolak Impor Beras
//Harga Sayur Murah Jangan Ditawar
MARTAPURA, SRIPO - Bupati OKU Timur HM Kholid MD meminta kepada pemerintah pusat yang akan melakukan impor beras dengan alasan kekurangan stok beras untuk bisa berhitung terlebih dahulu sehingga ketika beras impor datang tidak bersamaan dengan panen petani.
"Harus ada hitung-hitungan sehingga beras impor masuk bertepatan dengan Peceklik yakni bulan Desember-Januari. Jika impor masuk ketika bulan Februari maka petani sudah panen sehingga berimbas pada murahnya hasil pertanian. Jika demikian maka impor beras sama dengan membunuh petani,. Pemerintah jangan membunuh petani," kata Bupati OKU Timur HM Kholid MD usai melakukan panen bersama di Kecamatan Buay Madang Timur Senin (29/1).
Menurut Kholid, hingga saat ini dirinya tetap menolak wacana impor beras tersebut karena akan berdampak pada anjloknya harga beras petani yang telah dengan susah payah menggarap lahan. Tingkat kemiskinan kata dia, berada di Desa. Untuk itu perekonomian dan apa yang menjadi usaha masyarakat desa harus dihargai.
"Hargai petani. Jangan sampai beli sayur dipasar sudah murah masih juga nawar. Petani juga ingin kaya. Hargailah bagaimana jerih parah petani untuk bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Menurut Kholid, jika ingin melakukan impor beras mestinya sudah dihitung dan diprediksi sejak bulan Oktober jumlah kebutuhan masyarakat dan jumlah stok sehingga impor beras yang masuk tidak menganggu harga jual gabah maupun beras petani.
"Sama halnya dengan masa panen yang bisa diprediksi kapan akan dilaksanakan. Biasanya usia padi sekitar 97, 100, dan 110 hari. Jadi kapan akan panen sudah bisa diprdiksi jika tidak ada kendala," jelasnya.
Menurut Kholid, meskipun luas lahan pertanian OKU Timur hanya seperempat dari luas lahan di Banyuasin, namun OKU Timur mampu menjadi kabupaten penghasil beras kedua terbesar di Sumsel dengan pertanian irigasi tekhnis dan sawah tadah hujan.
"Petani yang melakukan pemanenan saat ini beruntung karena harga masih cukup tinggi seperti untuk gabah masih sekitar Rp. 5000 per kilogram dan untuk beras diatas Rp. 10 Ribu per kilogram. Saya sudah berpesan kepada petani untuk melakukan penanaman lebih awal agar bisa panen ketika harga masih tinggi," kata Kholid. (hen).
0 Response to "Berita Martapura Selasa (29/1) pemerintah jangan bunuh petani"
Post a Comment