Meski penghasilan dari kebun jeruk nipisnya belum telalu besar, Aspar mengaku bahagia dan menikmati hidupnya sekarang sebagai petani. "Yang lebih membahagiakan lagi. karena dapat memberi pekerjaan kepada warga sekitar kebun yaitu para ibu-ibu pemetik buah jeruk. Memang penghasilan secara materi belum terlalu besar karena lahan belum terlalu luas. Namun saya senang dan bahagia karena bisa membantu menambah penghasilan warga sekitar terutama ibu-ibu yang jadi pemetik buah," kata Aspar.
Ia menambahkan, yang menjadi kendala saat ini musim kemarau sebab tanaman jeruk membutuhkan air untuk menumbuhkan bunga bakal buah. Sedangkan untuk mensiasati hal itu, Aspar menggali sumur di kebunnya namun airnya juga tidak banyak. Meski saat ini sedang musim kemarau, Aspar mengaku ada berkah di musim kemarau ini. Sebab di musim kemarau inilah harga jeruk nipisnya sempat naik mencapai Rp 6 ribu perkilo. Hal itu terjadi sebab saat ini banyak kebun jeruk petani lain yang tidak berbuah sementara buah jeruknya tetap bisa dipanen.
"Kendala saat ini adalah musim kemarau sebab tanaman jeruk nipis butuh air yang cukup. Namun ada berkah karena harga sempat ke angka 6000 rupiah perkilo," katanya tersenyum. Alasan Aspar memilih untuk bertani buah jeruk nipis karena peminat buahnya banyak dan tanaman jeruk nipis relatif kuat terhadap hama penyakit sehingga perawataannya tidak sulit. Tidak sia-sia, dari kebun jeruknya Aspar sudah menghasilkan dua ton buah jeruk nipis yang siap dijual ke berbagai daerah di Jakarta dan Jawa Barat. Ia memastikan, tanah di Kabupaten Ogan Ilir sebenarnya sangat baik untuk bertanam jeruk nipis, dan Ogan Ilir memiliki potensi menjadi sentra kebun jeruk nipis. "Kita berharap kedepannya agar Pemerintah Kabupaten Ogan Olir dapat menjadikan sentra tanaman jeruk nipis di Sumatera Selatan," harap Aspar.(cr7)
Teks photo : Aspar, salah satu petani jeruk nipis di Inderalaya tengah sibuk memanen buah jeruk nipis dari lahan yang dikelolanya lebih kurang seluas satu hektar.
0 Response to "Dua Minggu Sudah Bisa Dipanen"
Post a Comment